♡ 14 ♡

176 30 13
                                    

Cinta itu tak mudah didapat.
Dia harus diperjuangkan serta dipertahankan.
Aku harap jalinan cinta ini akan indah suatu saat nanti~~ Kim2 couple.

"Apa! Bom katamu!! Bagaimana bisa?!" Rowoon membeliakan mata saat mendengar berita yang tak mengenakan.

Bom? Hotel tempatnya bernaung dan mencari untung, serta ada banyak pundak yang menggantungkan pendapatan mereka dari sana mendapat ancaman, dan hal itu bukan sekedar main-main, bom?

"Oke aku akan segera ke sana? Jangan terlalu dibesarkan dulu sebelum kita menemukan bukti yang konkrit jika ancaman bom itu memang benar adanya," jelas Rowoon menutup telponnya.

Hyeyoon mengernyit, ada yang mengancam hotel dengan bom?

"Woon, ada apa?" Tanya gadis itu penuh keingintahuan.

Melihat raut cemas berasal dari pria tinggi yang baru saja menghindari sentuhannya membuat Hyeyoon ikut merasa cemas, meskipun ia tak ada sangkut pautnya dengan hotel tapi hati nuraninya tak bisa diam begitu saja saat mendengar suatu hal yang tak benar.

"Apa ada yang mengancam hotelmu?" Dia tetap mencecar Rowoon dengan pertanyaan tanpa peduli jika pria itu kini terlihat sangat bingung.

"Sorry, Hye. Aku tak bisa menjawab pertanyaanmu. Ini masalah intern, orang lain tak perlu tau," geleng Rowoon.

Deg, sekelumit rasa nyeri mulai mencubit hati kecil Hyeyoon saat Rowoon mengatakan orang lain. Ternyata dia tetap orang lain bagi pria itu, bahkan setelah semua yang mereka lalui. Dia tetap tak cukup istimewa untuk mendapat tempat dihati pria tinggi nan tampan tersebut.

"Aku mengerti." Angguknya.

Rowoon keluar dari ruangan tersebut tanpa sepatah katapun lagi, dia meninggalkan Hyeyoon yang tepekur sedih, entah apa yang membuat raut wajah gadis itu berubah? Dia tak mau berpikir tentang hal itu dulu, yang saat ini ada dalam pikirannya adalah hotel dan para karyawannya.

"Woon, kau mau ke mana?"

Emily bergegas mendekati Rowoon ketika ia mengetahui anaknya keluar dari ruang kerja Boya tak lama setelah ia keluar.

"Mom, we've to leave now."

Dahi Emily mengerut, baru kali ini ia melihat wajah Rowoon sangat pucat dan terlihat sangat gusar, melebihi gusarnya ketika dia mengetahui jika dirinya akan dijodohkan.

"What's wrong dude? Apa ada masalah? Kau terlihat sangat cemas."

"Mom, hotel kita__"

"Son? Jangan bertele-tele, katakan cepat apa yang terjadi sampai membuat dirimu seperti ini?" Mau tak mau Emily ikut merasa gusar dan cemas.

Boya yang melihat kegusaran mereka hanya menepuk lengan Emily pelan.
"Sabar, anakmu butuh waktu untuk bercerita, kau tak lihat wajah anakmu seperti mayat hidup," ujarnya sedikit bergurau, berusaha mencairkan suasana yang begitu tegang.

"Sorry, sir. Aku dan ibuku harus pergi, kami tak bisa melanjutkan janji makan siang kita. Ada masalah menyangkut hotel kami." Bungkuk Rowoon sopan. Dia meraih lengan Emily dan menariknya sedikit kencang, mulutnya berbisik di telinga Emily, "Mom, kita tak punya banyak waktu, hotel kita ada yang mengancam."

Mendengar hal tersebut, mau tak mau mata Emily terbelalak. Selama ini hotel mereka baik-baik saja dan tak pernah punya musuh, tapi kenapa tiba-tiba ada ancaman?

"Apa yang kau bilang, dude?"

"Nanti aku jelaskan di mobil, mom."

Emily terpaksa mengikuti kemauan Rowoon, tanpa berpamitan pada Boya dan Hyeyoon lagi mereka berdua jalan dengan tergesa-gesa menuju mobil.

Winning Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang