♡ 24 ♡

185 28 22
                                    

Happy reading
buat sayang2nya aku😍
👇

Hari beranjak malam ketika Hyeyoon kembali ke kantor. Setelah kepergian Jiun, wanita itu kembali disibukan dengan perkerjaan yang sempat ditinggalkan olehnya. Beberapa sketsa berserakan menunggu untuk segera dirapihkan atau menunggu untuk segera dibawa ke bagian jahit agar langsung dibuat menjadi sebuah pakaian.

Terdengar suara nyaring berasal dari sepatu yang beradu dengan lantai. Dan tak lama kemudian suara itu berubah menjadi ketukan pintu di ruang kerja Hyeyoon, membuat wanita itu menoleh ke sumber suara. "Yaa!"

"Hye, kau sibuk."

"Boya," panggil Hyeyoon saat mengetahui siapa yang berkunjung. "Seperti yang kau lihat. Beberapa sketsa perlu ku bawa ke bagian jahit."

Boya mengangguk. "Aku lihat beberapa hari ini kau sangat sibuk?"

"Yah ada seorang teman meminta bantuanku."

"Lelaki tinggi tadi?" tanya Boya.

Hyeyoon mendongak ke arah Boya, kemudian mengangguk. "Eum. Kau tau?"

"Tentu saja! Dia lewat depan ruang kerjaku," Boya mengambil tempat duduk di depan Hyeyoon. Tangannya cekatan mengambil beberapa sketsa yang telah rapi di meja. "Aku selalu merasa puas dengan hasil kerjamu, Hye." Ucapnya saat memeriksa sketsa-sketsa tersebut.

"Kau selalu memujiku."

"Mmm.. tidak! Apa yang ku bilang benar adanya. Beberapa bulan ini omset Boya Fashion naik 15 sampai 20 persen."

Kedua mata Hyeyoon berbinar. "Benarkah?"

"Ya! Kau tau.. kebanyakan dari istri-istri kolegaku menginginkan baju rancanganmu," Boya menepuk bahu Hyeyoon sebelum dia bangkit dan meninggalkan gadis itu. "Jangan terlalu banyak lembur, Hye. Aku tau kau lelah. Jadi tak ada salahnya pulang lebih awal."

Hyeyoon mendesah melihat kepergian Boya matanya melirik ke arah meja dan menggelengkan kepala. "Huft.. dia datang hanya untuk mengacau." Dia merapikan kembali sketsa yang sempat diacak-acak oleh lelaki beretnis tionghoa tersebut.

Menilik hari mulai beranjak petang Hyeyoon bersiap meninggalkan kantor. Gadis itu kembali memakai jas yang sempat dilepasnya, kemudian dia meraih tas selempang yang selalu ia bawa. Hyeyoon mematikan lampu dan melangkah, tapi getaran di tas selempangnya membuat kening gadis itu mengerut, langkahnya berhenti.

"Rowoon?" monolognya ketika dia mengambil ponsel dari dalam tasnya.

Hyeyoon menscrol tombol hijau untuk menerima panggilan pria tersebut. "Haloo," sapanya lembut.

"Demi Tuhan Hye, kau dari mana saja?"

Mendengar sedikit teriakan dari ujung sebrang membuat Hyeyoon heran. "Aku sibuk mengurus gaun-gaunku, Woon. Hei ada apa dari nada suaramu terlihat sangat cemas?" Setidaknya itu yang ia tangkap.

"Segera ke hotelku malam ini juga, Hye."

Hyeyoon hampir saja tersedak ludahnya, apa telinganya tak salah. Pria yang mati-matian menyuruhnya meninggalkan hotel kini menyuruhnya kembali? Ada apa sebenarnya?

"Woon.. katakan apa yang terjadi?"

Tuttttt..

Belum sempat Hyeyoon menerima jawaban atas pertanyaannya dan bertanya lebih lanjut Rowoon sudah mematikan ponselnya.

"Apa ada yang terjadi lagi?" geleng Hyeyoon melanjutkan langkah ke luar dari kantor. Mau tak mau dia harus menemui Rowoon dan bertanya apa maksud lelaki itu.

Winning Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang