Jangan lupa vote ceritaku dengan cara klik tombol bintang di pojok bawah yaa. Sedikit banyak dukungan kalian sangat berarti untukku.
Sejak kejadian ancaman bom, Rowoon memperketat penjagaan hotel. Dia menambah lagi tenaga keamanan bahkan menambah bodyguard di sana-sini, tak main-main kali ini dia menyewa seluruh jasa keamanan yang ada di Birmingham. Bahkan Sean pun Ia tugaskan hampir 18 jam, bayangkan saja selama 18 jam Sean tak boleh sedikit pun meninggalkan bilik keamanan__ kecuali masalah urgent.
"Aku harap kau tak mengendurkan sedikit pertahananmu Sean. Ancaman kali ini tak main-main, orang yang belum kita ketahui identitasnya itu termasuk gila."
Sean duduk di depan Rowoon yang tengah menopang dagu dengan tangannya, "Woon tenang saja, aku tak akan memalingkan wajahku barang sedetikpun dari layar cctv."
"Maaf, jika kali ini aku memberi pekerjaan ekstra padamu, Sean." Rowoon berkata penuh sesal, dia melepas tangan dari dagunya dan meraih sebuah amplop tebal dari dalam laci kerjanya. Disodorkannya amplop tersebut ke tangan Sean, "Bonus untukmu, Sean. Aku sangat berterima kasih karena kau selalu tanggap dalam urusan hotel."
Kedua bola mata Sean membelalak saat ia membuka amplop yang penuh dengan uang, memang Rowoon terkenal akan kemurahan hatinya jika menyangkut hotel atau apapun yang berhubungan dengannya, tapi ini terlalu berlebihan baginya?
"Woon__"
"Ambilah, jumlah segitu tak akan cukup membalas kontribusi-mu pada keselamatan hotel," ucap Rowoon lagi.
Sean mendesah, "Tapi jumlah ini terlalu besar untukku Woon."
"Ambil saja, Sean. Rowoon bermaksud menebus waktu yang kau habiskan di sini dari pada di rumah bersama keluargamu." Sahut Emily yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerja.
Mereka berdua menoleh. "Mom," panggil Rowoon.
Emily berjalan menghampiri Rowoon dan mengusap bahunya yang terlihat sangat tegang. "Rileks son, semua pasti berlalu. Penjahat yang mengincarmu pasti akan segera tertangkap," hiburnya.
Rowoon mengangguk, "Mom sendiri? Daddy__"
"Daddy mu sedang mengurus sesuatu di kepolisian. Mom bermaksud mengajakmu rileks, kau mau kan?"
Mata Rowoon menyipit menangkap sesuatu yang mencurigakan di sini. "Oh ayolah mom, situasi sedang genting, jangan berpikir yang tidak-tidak.. apalagi tentang Hyeyoon. Aku capek mom."
Emily sadar betapa pintarnya Rowoon sehingga tak mudah untuk dikelabui, bahkan saking pintarnya dia sering menjurai beberapa kejuaraan di sekolahnya dulu. "Mom bermaksud menolongmu."
Rowoon menggeram tak senang, "Tak ada yang harus dibantu, mom. Lebih baik mom diam saja. Aku sudah dibuat pusing dengan urusan hotel. Jangan membuatku pusing lagi dengan urusan Hyeyoon mom," keluhnya, meski dia sadar dalam hati kecilnya sangat merindukan sosok mungil Hyeyoon tapi kerinduan itu segera menguar jika dia memikirkan keselamatan hotel dan karyawannya.
Sean yang melihat pertengakaran antara ibu dan anak itu hanya bisa mendesah bosan, dia mengalihkan pandangan ke arah layar monitor dan memperhatikan orang-orang yang tengah berlalu lalang, dia sedikit lega karena tak ada yang mencurigakan.
___________
Hyeyoon termenung seorang diri di sudut tangga, Ia duduk dengan menopang dagu. Dia sama sekali tak peduli pada orang-orang yang tengah melakukan gladi resik di aula. Pikirannya melayang memikirkan Rowoon, terlalu banyak kata bagaimana yang timbul dalam benaknya, bagaimana keadaan pria itu, bagaimana keadaan hotelnya atau bagaimana dengan keselamatannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Your Heart
FanfictionMemenangkanmu sama sekali tak mudah, aku harus berjuang melelehkan hatimu yang beku, sebeku salju di musim dingin~~Kim Hyeyoon Hatiku tidak beku begitu saja, aku hanya terlalu malas terlibat dengan urusan yang bernama cinta~~Kim Rowoon Ketemu lagi d...