Jangan pernah mengingkari perasaan yang sudah hadir dalam hatimu, jika tidak nanti kau yang akan menyesal~~ Kim Hyeyoon.
Atau tidak akan ada orang yang akan berada di sisimu.
Kalimat itu terus terngiang-ngiang di benak Rowoon, baik saat pria itu tengah bekerja atau seperti saat ini saat dia tengah berada di kamar pribadinya. Sudah beberapa hari berlalu sejak kepergian Hyeyoon, dan dia merasa sedikit kehilangan keceriaan gadis itu.
"Apa yang tengah kau kerjakan saat ini, mungil?" desah Rowoon.
Dia membuka ikatan dasi yang melilit leher dan membuangnya ke atas ranjang.
Pandangan Rowoon tertuju pada kunci kamar yang berada di atas nakas, satu-satunya barang yang Hyeyoon tinggalkan untuknya. Kunci kamar gadis itu saat dia menginap di hotel ini. "Aku tak menyangka, jika pengaruhmu begitu besar untukku," gelengnya.
Dia berjalan ke arah kamar mandi berusaha mengusir penat dan mendinginkan kepala saat sekelebat bayangan gadis berambut sebahu, berlesung pipi, bermata bulat dengan senyum ceria datang menghampiri pikirannya. Berulang kali pria itu mendesah di bawah kucuran air shower yang terus membasahi seluruh tubuhnya.
"Aaagggrrrhh, lama-lama aku bisa gila!" teriak Rowoon, tangan pria itu menyugar rambut pendeknya dan mengusap wajahnya kasar.
"Bagaimana mungkin gadis sekecil itu membawa pengaruh besar untukku? Apa istimewanya dia?" gelengnya sebelum dia mematikan shower.
Rowoon meraih handuk yang tergantung di atas pintu, tangannya dengan cekatan melilitkan handuk tersebut ke sekitar pinggang menutupi tubuh bagian bawah dan melangkah keluar. Sekali lagi pandangan pria itu tertuju ke arah kunci yang ada di atas nakas dan mendesah.
"Woon ah lupakan dia, atau kau akan gila dibuatnya."
Sekali lagi pria itu menggeleng, sebelum akhirnya dia mengalihkan perhatiannya ke arah lain dan mulai memakai kemeja yang telah disiapkan olehnya untuk acara malam ini.
Tutt.. tutt.. tutt..
Rowoon menatap ponselnya yang berdering dan melihat siapa yang menghubunginya di luar jam kerja.
"Mom__" panggilnya pada deringan ketiga.
"Kau sudah siap, son?"
Terdengar nada anggun dari sebrang, sejak pertengakarannya dan Emily minggu lalu, hubungan mereka memang mulai membaik, bahkan dia mau menerima ajakan sang ibu untuk menghadiri makan malam dengan rekan bisnisnya.
"Eum.. sebentar lagi aku siap, mom."
"Hurry, mommy tak mau rekan bisnis mommy menunggu terlalu lama."
Rowoon mendengar nada tegas yang tak mungkin bisa dia bantah.
"Oke, mom. Just a minute."
Rowoon meraih jas berwarna hitam untuk dipadukan dengan kemeja yang dipakainya dan hasilnya__ tak perlu diragukan lagi. Pria itu terlihat sangat mempesona dengan ketampanan yang naik 100 tingkat. Tak lupa dia menyisir rambutnya hingga rapi, tak mungkin dia berani mengecewakan sang ibu datang dengan penampilan yang buruk, tak ada salahnya merapikan sedikit rambutnya dan berdandan di sana sini.
"Woon__"
"Alright, aku sudah selesai mom. Mommy sangat tak sabar," geleng Rowoon meraih kunci mobilnya yang ada di ranjang.
"Oke.. jemput mommy di rumah. Mommy terlalu malas mengendarai mobil sendiri."
"Oke! Mommy tunggu saja di rumah, lima belas menit lagi aku sampai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winning Your Heart
FanfictionMemenangkanmu sama sekali tak mudah, aku harus berjuang melelehkan hatimu yang beku, sebeku salju di musim dingin~~Kim Hyeyoon Hatiku tidak beku begitu saja, aku hanya terlalu malas terlibat dengan urusan yang bernama cinta~~Kim Rowoon Ketemu lagi d...