13. Ultimatum

79 22 5
                                    

"Jawabannya A yofieee" desak kaluna lagi

"Sumpah jawabannya C lun, coba lo perhatiin soalnya lagi" jawabnya masih kekeuh dengan jawabannya.

"Hedeh, mulai deh. kalo duo jenius ini bertengkar jawaban, pasti rusuh banget" sindir jinan sambil memakan kerupuk nya.

"Iya anjir, perang dunia ke tiga kalo mereka udah debat gini. Emang lo jawab apa dah, kalo gue mah D" balas mahesa, dia yang jawabannya beda sama kaluna, yofie cuma diem merhatiin dengan hati ciut.

"Eh iya, gue juga D" jawabnya antusias. Tidak hanya jinan yang kegirangan, melainkan kebanyakan dari mereka juga menyutujui hal yang sama

"Jawabannya emang D" sela angkasa ditengah tengah perdebannya kaluna sama yofie. Kaluna sama yofie yang denger itu pun spontan menoleh kebingungan. Asahi pun meminum es tehnya sesaat sebelum kembali berbicara

"Orang di soalnya jelas jelas ada tulisan kecuali, jadi jawabannya D lah" jelas angkasa lagi. Yofie sama kaluna yang sadar akan hal itu pun menghela nafas kasar.

"HAHAHAHA, akhirnya setelah ber abad abad gue bisa ngalahin yofie sama kaluna" ledek wildan yang tertawa bahagia.

"Dih baru juga satu soal bener, bisa aja lo salah 5 mereka cuma 1" sindir juanda yang dibalas senyuman masam dari wildan

"Lo juga baru kenal mereka 3 tahun sok sokan ngomong berabad abad" lanjut adam

"Udah udah. Gue canda aja dibawa serius sama kalian. Kalo gue ngomong gue pernah makan gajah juga kalian bawa serius" jawab wildan sarkas

"EMANG LO PERNAH?! Gimana rasanya, alot gak?" Tanya hanan polos

"Tolol boleh, tapi kalo kaya gini udah gak bisa dibiyarin lagi" kata danish sambil menoyor kepalanya hanan.

"Dih, gue kemarin kimia nilai nya lebih tinggi dari lo ya" balas hanan ke danish

"Dih?! Orang sama sama remed juga" jawabnya tidak terima

"Sama sama remed tapi nilainya tinggian gue ya" jawab hanan tidak terima

"CUMA BEDA 2 YA ANYING" Balas danish yang mulai terpancing emosi.

"Udah udah heh, lo bertengkar juga gak berpengaruh sama nilai kimia lo. Diem udah" lerai jinan yang pekak akan keributan disebelahnya.

"Eh lan, lo nyadar gak sih juanda dari tadi merhatiin lo?" Bisik gue ke lana. Kaluna sama serena yang denger juga mengangguk setuju.

"Iya lan, dari tadi juanda ngeliatin lo terus" lanjut serena dengan suara yang bisa didengar beberapa anak.

"LAH JUAN NGAPAIN NGELIATIN LANA?" Sahut awan kaget dan tidak percaya dengan informasi yang ia dengar. Juanda yang denger itu pun menunduk mencoba untuk tidak melihatkan wajahnya yang menahan senyum malu.

"EH JANGAN BILANG-" Sahut wildan sambil menutup mulutnya shock

"JUANDA SUKA SAMA LANA???" Potong jinna sebelum wildan melanjutkan perkataannya.

"Eh, engga kok. Gue gak ngeliatin lana, gue ngeliatin ke arah lapangan" jawab juanda panik

"Apaan sih, keliatan banget tuh telingan lo merah" sindir angkasa

"Engga anjir, ini gue panik aja tiba tiba dituduh gitu" jawab juanda masih menolak tuduhannya. Sedangkan lana hanya mencoba mengabaikan keributan yang ada dan mencoba untuk fokus menikmati makanannya.

"Parah sih, gue kira lo belok lho" jawab dimas yang entah terdengar lega atau malah mengejek



Gue yang dari tadi merhatiin pertengkaran nya yofie kaluna/hanan danish dan juga tuduhan juanda pun terganggu dengan hp gue yang tiba tiba bergetar beberapa kali.

Surat untuk desember (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang