[III] Evil Emperor's Wild Consort

Chapter 520: Tanah yang Dibuang (3)

Pada saat ini, wajah Gu Ruoyun benar-benar berlumuran darah sementara jubahnya robek dan compang-camping. Fitur awalnya murni, halus dan indah tersembunyi di bawah kotoran. Penampilan yang menyedihkan seperti itu pasti akan terlihat jelek di mata orang lain.

"Minggir!"

Gu Ruoyun mengerutkan alisnya dan menjawab dengan dingin.

"Gadis bodoh, aku menantangmu untuk mengatakan itu lagi!" Pria paruh baya itu marah dan bekas luka di wajahnya memberikan tampilan yang menakutkan padanya, "Pria, tangkap wanita ini! Aku sudah lama tidak memiliki wanita. Penampilannya tidak akan berhasil, tetapi setidaknya aku bisa memakannya sepuasnya dan memuaskan hasratku sepenuhnya."

"Anda sudah mendapatkannya, Bos."

Mendengar ini, sekelompok pria di belakangnya melangkah maju dan menyerang Gu Ruoyun.

"Saya meminta Anda semua untuk menyingkir!"

Boom!

Sebuah energi yang kuat meledak dari tubuh gadis muda dan mengirim sekelompok pria tinggi ke langit. Pria paruh baya itu tercengang dan menatap bingung ke wajah muda di depannya.

"Anda... Anda, apa yang Anda pikirkan? Saya memperingatkan Anda, adik perempuan saya adalah selir dari tangan kanan Perampok Taring Serigala. Jika Anda membunuh saya, dia tidak akan membiarkan Anda pergi!"

Saat mata Gu Ruoyun menoleh ke arahnya, pria paruh baya itu akhirnya merasa takut dan wajahnya pucat pasi.

"Apakah begitu?"

Gu Ruoyun tertawa dingin, "Saya telah berpikir untuk membiarkan Anda pergi tetapi karena itu masalahnya, tidak ada logika bagi saya untuk membiarkan Anda hidup."

Suara mendesing!

Embusan angin melesat dari telapak tangan Gu Ruoyun dan menembus dada pria paruh baya itu. Pria itu membelalakkan matanya seolah-olah dia tidak percaya bahwa wanita ini masih akan membunuhnya bahkan setelah mendengarnya menyebut-nyebut Perampok Taring Serigala.

Gedebuk!

Tubuhnya jatuh dengan keras ke tanah. Wajah pucatnya dipenuhi dengan ketidakpercayaan total seolah-olah dia tidak pernah menyangka bahwa wanita ini, yang hanya ingin dia mainkan, akan membawa bencana seperti itu dalam hidupnya!

"Uhuk, uhuk."

Gu Ruoyun terbatuk dan meludahkan seteguk darah. Dia kemudian perlahan mengangkat kepalanya dan berbicara, "Sepuluh percobaan mematikan pasti telah menyebabkan kerusakan besar pada tubuh saya dan bahkan pil saya tidak dapat menyembuhkan beberapa luka ini. Saya harus menemukan tempat untuk beristirahat dan memulihkan diri terlebih dahulu sebelum mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."

Saat ini, dia harus keluar dari hutan terlebih dahulu.

...

"Aku akhirnya berhasil melepaskan para bajingan itu."

Di dalam semak-semak, Ye Nuo melirik ke belakangnya untuk melihat bahwa tidak ada lagi bayangan yang membuntutinya. Kilatan melintas di matanya yang cerah dan berbintang. Wajahnya yang putih, muda, dan seperti boneka dipenuhi dengan kegembiraan, seperti bedak kecil yang menggemaskan.

"Hantu-hantu kecil yang penuh kebencian itu hanya akan mendengarkan kentut tua itu, membuntutiku siang dan malam. Saya telah menerima kebebasan saya dengan susah payah dan saya pasti tidak akan membiarkan orang-orang itu mengendalikan saya. Ini adalah hal yang baik bahwa mereka sedikit bodoh. Yang perlu saya lakukan adalah membuat rencana dan saya akan bisa menyingkirkan mereka untuk selamanya."

Ye Nuo meletakkan tangannya di pinggul dan merasakan dorongan untuk tertawa. Namun, sebelum dia bisa melepaskan emosinya, dia melihat sesosok tubuh tersandung di kejauhan. Sosok itu akhirnya mencapainya dan dia melihat bahwa dia tampak sangat lelah sebelum dia jatuh ke tanah dengan tabrakan.

Ye Nuo melompat ketakutan dan mengedipkan matanya yang bersinar cemerlang. Dia dengan hati-hati memberi gadis di tanah itu sedikit dorongan.

"Hei..."

Dia menggulingkan gadis itu ke sisinya dan melompat ke belakang dengan ngeri saat melihat wajahnya yang berlumuran darah. Setelah jeda yang lama, dia akhirnya mengumpulkan keberanian untuk berjalan ke arah gadis itu.

"Hei, kamu baik-baik saja?"

Ye Nuo mengerutkan wajahnya. Dia benar-benar ingin membuang gadis ini dan pergi, tetapi dia tidak bisa berdiri di samping saat seseorang dalam bahaya. Jadi, bahkan jika dia ingin pergi, dia memaksa dirinya untuk tetap di sisinya.