[III] Evil Emperor's Wild Consort

Chapter 585: Tianfa, Sang Raksasa (1)

Ye Nuo memelototi figur keluarga Yeh yang pergi dan berkata, "Saya tidak tahu dari mana si idiot ini berasal, saya belum pernah bertemu orang sebodoh itu."

Meskipun usianya masih muda, dia telah bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, tetapi yang satu ini pasti yang terbaik!

Jika orang tua saya ada di sini, orang ini akan segera dibantai dan dibiarkan tanpa mayat utuh!

"Ayo pergi."

Gu Ruoyun mengangkat bahu dan tidak mengatakan apa-apa lagi sebelum mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Bibir Mo Liyou melengkung lembut saat dia mempelajari sosok Gu Ruoyun yang menghilang. Satu pikiran sedang bermain di benaknya.

Saya tidak tahu mengapa tetapi saya merasa bahwa bos sebenarnya dari keluarga Murong adalah Gu Ruoyun!

"Keluarga Murong..." Mo Liyou menyipitkan matanya yang panjang dan sipit. Senyum di wajahnya yang pucat pasi semakin terlihat, "Mungkin ekspedisi ini tidak akan membosankan."

Mei Xue memiliki tatapan aneh di matanya saat tatapannya tetap tertuju pada sosok yang pergi. Sebuah kilatan kemudian melintas di matanya. Sulit untuk menafsirkan pikirannya.

"Ayo pergi!"

Hei Bao tidak terlalu memikirkannya dan segera memimpin anak buahnya ke depan. Segera setelah itu, sisanya mengikuti. Mereka takut jika mereka akhirnya tertinggal, mereka tidak akan dapat menemukan harta karun.

Semua tenang di reruntuhan.

Sepanjang perjalanan panjang, yang bisa mereka dengar hanyalah langkah kaki mereka sendiri.

Gedebuk!

Tiba-tiba, keluarga Yeh, yang berada di garis depan kelompok, tiba-tiba berhenti tanpa peringatan. Akibatnya, semua orang di belakang mereka berjalan ke satu sama lain.

Mereka merawat kepala mereka yang berdenyut-denyut saat mereka berseru dengan marah, "Apa yang kalian semua lakukan? Menyingkirlah jika Anda tidak ingin berjalan di depan. Berhenti menghalangi jalan kami!"

Karena insiden sebelumnya yang disebabkan oleh Yeh Ling, kebanyakan dari mereka sekarang memendam ketidaksukaan yang besar terhadap Keluarga Yeh. Oleh karena itu, mereka mengabaikan semua kesopanan dan mulai meneriaki mereka.

Tepat ketika mereka akan menyusul keluarga Yeh untuk memimpin, mereka menemukan pemandangan yang mengejutkan. Tubuh mereka bergetar tanpa henti saat pupil mereka menyusut menjadi titik-titik hitam sebelum perlahan melebar lagi.

"Raksasa? Tidak! Ini tidak mungkin. Bagaimana mungkin ada raksasa sebesar itu di Makam Penguasa Tertinggi?"

Pintu ke kamar sebelah tingginya sekitar sepuluh meter dan raksasa yang berdiri di depan pintu menutupinya sepenuhnya, hanya menyisakan celah kecil.

Mata raksasa yang menakutkan dan haus darah menyebabkan semua orang yang hadir terkesiap.

"Ini Tianfa, raksasa! Kembali di zaman kuno, dia adalah yang paling kejam dari semua binatang spiritual. Dikatakan bahwa Tianfa bisa menelan setengah parit kota dalam satu suap! Memikirkan binatang jahat seperti itu membuat bulu kuduk berdiri! Tapi mengapa Tianfa, raksasa yang dianggap sudah lama menghilang, muncul di tempat seperti ini?" Ekspresi Tuan Murong telah berubah menjadi bayangan yang sangat jelek. Meskipun dia tahu bahwa ekspedisi ini tidak akan mudah, dia tidak pernah berharap untuk berhadapan langsung dengan Tianfa, sang raksasa.

Ini adalah binatang spiritual yang bahkan Tertinggi Bela Diri akan sulit untuk mengatasi. Apa yang dilakukannya di tempat seperti ini?

"Ada yang tidak beres!"

Sarjana itu mengerutkan kening dan dengan lembut melambaikan kipasnya, "Binatang spiritual ini mungkin membuka matanya tetapi dia tidak bangun!"

Ini berarti bahwa binatang spiritual ini sekarang tertidur lelap, jika mereka cukup berhati-hati, mungkin mereka bisa melewatinya melalui celah kecil itu.

Tetapi jika mereka gagal, raksasa itu akan terbangun dan semua orang yang hadir akan menghadapi kematian yang mengerikan!

Dengan demikian, haruskah mereka masuk, atau mundur?

"Biarkan aku mencoba."

Gu Ruoyun mengerutkan alisnya dan mengikuti reruntuhan, melangkah lebih dekat dan lebih dekat ke arah raksasa. Dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu di dalam yang memanggilnya.