PERTUNANGAN

958 39 0
                                        

Hari ini hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga yaitu dari keluarga Ansel dan Olivia. Karena hari ini, Ansel dan Olivia akan bertunangan. Keluarga besar baik dari Ansel maupun Olivia hadir untuk menyaksikan langsung acara bertukar cincin pertunangan itu. Namun, teman teman Ansel dan Olivia tidak diundang bahkan tidak mereka beritahu. Acara pertunangan ini hanya untuk acara keluarga saja, mereka juga sepakat untuk merahasiakan ini semua.


Ansel berdiri di hadapan Olivia, menatap lekat gadis di hadapannya yang terlihat sangat cantik menggunakan kebaya berwarna pink.

Olivia tersenyum memperhatikan Ansel yang tengah memasangkan cincin berwarna silver ke jari manisnya. Suara tepuk tangan menggelegar di ballroom hotel, setelah keduanya memakai cincin pertunangan, kini saatnya waktu untuk mengabadikan momen.

"Sekarang Olivia tunangan kamu, Ansel," ucap Danu menepuk pundak anaknya, "Jangan sakiti dia, ingat nanti minggu depan dia akan menjadi istri kamu."

Ansel mengangguk. "Iya pah,"

"Aduh cantik banget calon mantu mamah," puji Ika.

"Jadi gak sabar liat kalian nikah," ucap Sela—tante Ansel.

Ansel berdecak. "Apaan sih, Tante."

"Masih muda udah tunangan aja, gua aja yang udah lulus belum punya pacar," ucap Adit—sepupu Olivia.

"Iri bilang bos," ucap Olivia.

Pertunangan yang di paksakan gimana nanti kedepannya ya? Gua takut nanti nyakitin perasaan Olivia tapi kalau di batalin sekarang nyakitin perasaan keluarga, serba salah.

Ansel menoleh pada Olivia yang sedang mengobrol dengan sepupunya lalu Ansel berjalan menuju meja yang ditempati oleh sepupu laki-lakinya.

"Anjai! si Ansel melangkahi gua," seru Indra sepupu laki-laki Ansel yang lebih tua.

"Iya parah banget! Gua aja belum punya pacar, dia yang masih sekolah udah tunangannya aja," ucap Ali ikut mengomentari.

Ansel terkekeh geli. "Makanya punya muka itu jangan jelek jelek amat, jadinya cewek gaada yang suka sama lo pada."

"Wah parah lo meremehkan kita," ujar Bayu.

"Lo gatau aja sebenernya banyak cewek yang suka ke gua!" sombong Indra.

"Halu!" ledek Ansel.

"Wah, kasih liat dra!" Seru Ali.

Indra menunjukan beberapa DM dari perempuan di ponselnya. "Tuh sudah terbukti bukan?"

"Oke juga lu," sebut Ansel.

"Hai para buaya darat!" sapaan Rara— sepupu Ansel membuat cowok-cowok itu menoleh padanya. Rara si anak kelahiran 07 dengan tampang tak berdosa, duduk di pangkuan Ansel.

"Apaan sih lo jamet!" Ansel mendorong punggung Rara sampai Rara harus beranjak berdiri.

"Eh jaga perasaan tunangan si Ansel, jamet! Lo sekarang jangan seenaknya duduk dipangkuan om lo," ujar Bayu.

"Om?! Lu nyebut gue om?!" sewot Ansel.

"Lah emang lu om, kan?" balas Rara.

Ansel menghela nafas tapi kemudian dia menarik kursi yang Rara duduki agar dekat dengan kursinya. Ansel merangkul pundak Rara. "Ra, gue ganteng ga hari ini?"

"Biasa aja," tohok Rara.

"HAHA SUKURIN!" ledek Bayu.

"Tapi kak Olivia cantik banget!" puji Rara membuat Ansel menoleh— menatap Olivia yang sedang mengobrol dengan keluarganya.

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang