FREYA

8.3K 657 43
                                    

Freya menghela nafas panjang, lalu kembali berpekur untuk belajar. Tiga hari lagi ia akan melakukan tugas akhir agar bisa mendapat gelar S.Ked. Tentu ia harus mempersiapkan diri.

Berkonsentrasi penuh. Bahkan mengusir Kalea keluar dari kamar. Freya benar-benar telah menganggap rumah ini rumahnya sendiri.

Setelah belajar, ia memutuskan membuat smoothie untuk menyegarkan tenggerokannya yang terasa kering.

Keluar dari kamar, ia terdiam menatap ke arah depan kamar tersebut. Kalandra yang sedang telanjang dada menampilkan perut kotak-kotak pria itu yang dibasahi oleh keringat.

Kalandra sedang melakukan pull up. Pantas saja di kusen pintu kamar pria itu terdapat besi yang dipasang melintang sehingga membuatnya sempat heran kenapa ada besi yang dipasang di sana.

Kalandra yang merasa ditatap menegakkan kepala, menatap Freya yang tidak berkedip menatapnya yang sedang berolahraga. Tersenyum kecil, ia berhenti sehingga wanita itu berhenti menatapnya. Seketika tersadar.

"Kenapa?" Seperti biasa Kalandra bersikap dingin. Meski kurang lebih telah tiga bulan lamanya ia tinggal di rumah ini dan juga sesekali Kalandra mengantarnya ke kampus atau ke gereja. Mereka tidak terlalu akrab membuat Freya selalu merasa segan pada pria itu.

"Em ... itu ... aku mau bikin smoothie, ..." Perkataan Freya berhenti saat Kalandra melangkah menuju ke dekatnya, lalu berdiri di hadapannya. Lagi-lagi ia salah fokus ke perut kotak-kotak pria itu.

Freya pernah lho menyentuh itu....

Duh kok Freya merasa semakin haus. Tatapannya terangkat menatap wajah Kalandra. Pria itu mengikat rambutnya yang sedikit panjang. Ikatan yang tidak rapi, tapi menambah kesan yang membuat pria itu terlihat semakin maskulin.

"Gue juga mau."

Freya meneguk ludahnya susah payah, matanya meliar tidak sanggup bertemu pandangan dengan Kalandra. Setelah merasa tenang, ia kembali menatap Kalandra. "Mau apa?"

"Smoothie."

Astaga!

Kedua kaki Freya terasa lemas setelah mendengar suara berat Kalandra. Kenapa pria itu terlihat semakin jantan?

"Em ...oh oke."

"Banyakin susunya." Freya mengangguk kaku. Entah kenapa ia memeluk dirinya. Menyembunyikan dadanya menggunakan tangannya. Padahal Kalandra tidak menatap ke arah sana.

Kenapa pikiran Freya meliar hanya karena kata 'susu'?

Karena tidak ingin pikirannya semakin kemana-mana, makanya ia segera berlalu turun ke arah dapur. Sedikit berlari.

Kalandra mendengus geli melihat tingkah Freya.

Sangat menggemaskan.

Kalee yang baru keluar dari kamarnya mengernyit heran sekaligus syok melihat kakaknya tersenyum. "Mas, baik-baik aja, kan?" Mendekat ke arah kakaknya dengan tatapan horor. Jangan-jangan Kalandra kesurupan Mbak Kunti makanya Kalandra senyum-senyum.

Ekspresi Kalandra berubah datar, mendengus kesal menatap adiknya.

Sementara itu Freya yang baru menyentuh lantai bawah bertemu dengan Om Darius yang sepertinya hendak naik ke lantai dua.

Menyunggingkan senyuman manis. Menyapa Ayah Kalea tersebut.

"Eh Frey. Baru aja Om mau manggil kamu."

Kening Freya mengernyit. "Kenapa Om?"

"Di luar ada Daddy kamu."

Freya mengangguk pelan, kemudian mengikuti Om Darius ke arah ruang tamu. Terlihat lah Daddy seorang diri yang langsung tersenyum menatapnya.

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang