HARUS SALING MENYAYANGI

7.8K 402 18
                                    

Meski Megumi menutup matanya, tapi ia tetap tau jika sekarang Kei dan Ken sedang mengendap-endap. Sepertinya kedua bocah itu ingin melarikan diri.

Megumi memang menghukum keduanya untuk tidak pergi ke mana-mana karena kemarin bolos tak masuk les.

Bukannya pergi les, dua bocah itu malah nongkrong di kedai es krim dengan santai. Membuat ia dan Orion kelimpungan mencari mereka.

Saat ditanya kenapa mereka membolos, jawaban keduanya berbeda.

"Guru lesnya gak cantik Mamigu, bikin Kei bosen."

"Kimi gak masuk les, jadinya Ken bosen masuk les."

Megumi berdehem membuat suara langkah tersebut berhenti.

"Mamigu." Suara bernada manis tersebut dari Ken. Anak bungsunya itu saat ini mulai memijat betisnya membuat Megumi membuka matanya. Ken langsung mengulas senyuman manis.

"Mamigu yang paling cantik!" Megumi menoleh ke arah Kei yang membawa segelas jus jeruk, tentunya bocah itu mengambilnya dari jus kemasan. Lalu menyerahkan padanya.

Megumi tersenyum geli. Pasti dua bocah ini ada maunya.

Ia pun mengambil jus tersebut. Kei kini bergabung dengan Ken memijat betisnya.

"Pinternya anak-anak ganteng Mami," puji Megumi. Kei tersenyum bangga, sementara Ken tersenyum semakin manis. Meski wajah keduanya mirip, tentu sikap mereka berbeda. Mungkin karena Ken anak bungsu, makanya putranya itu punya sisi manja. Beda dengan Kei yang sok dewasa.

"Kalian mau apa, hm?" Megumi bersidekap menatap keduanya.

"Kita mau keluar main Mamigu," sahut Ken.

"Ke sebelah doang kok," timpal Kei. Yang dimaksud adalah rumah Aurora. Megumi langsung menggeleng tegas.

"Sekarang kalian di masa hukuman! Gak boleh ngebantah Mami!"

"Yah Mami!" Kei langsung protes. "Kan kami udah dikurung dari pagi Mamigu. Lagian keluarnya cuma ke rumah Aunty Rora. Kami mau main bareng Dedek Agas." Menyebut adik sepupunya yang berusia dua bulan tersebut. Kalau beralasan main dengan Alula, tidak mungkin. Masa mereka main masak-masakan?

"Sekarang jam tidurnya Dedek Agas. Kalian gak bisa tipu Mami. Pasti kalian mau kabur, kan? Mau ke kompleks sebelah, kan?" Mata Megumi memicing menatap anak kembarnya tersebut.

"Mami gak asik." Kei langsung berhenti memijat betisnya. Lalu kembali masuk ke kamarnya. Sementara Ken masih berusaha membujuk, memasang wajah memelas.

"Gak mempan Ken-Ken." Megumi tertawa mengejek menatap Ken yang langsung cemberut. Lalu naik ke sofa sebelah Maminya itu, meringkuk dan memeluk lengan Maminya.

"Ya udah puk-puk pantatnya Ken aja, Mi. Ken mau bobok siang."

Megumi tersenyum geli, tangannya pun menepuk pelan bokong putranya itu dan mulai menyanyi.

"Suaranya Mami jelek. Gak usah nyanyi dong."

"Dasar anak kurang ajar!" Ken tertawa saat Maminya menggerutu, ia pun mengeratkan pelukannya, kembali menyuruh sang Mami menepuk bokongnya. "Anak Mami udah gede kok mau dipuk-puk kayak Dedek Agas?"

"Ken masih kecil kok Mami."

Megumi terkikik gemas dengan tingkah Ken. "Duh, kamu kayak gini terus, ya? Gak usah gede."

Ken langsung menegakkan kepalanya. "Ken mau gede Mami!" protesnya.

"Lho gak usah. Nanti kalau Ken gede, gak bisa lho kamu peluk-peluk Mami, ndusel-ndusel kayak gini terus nyuruh Mami puk-puk pantatmu."

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang