MEGUMI

5.8K 570 20
                                    

"No! No!"

"Abi!"

Megumi mulai merengek pada Abi. Menahan lengan Abi yang hendak berlalu. Megumi tidak akan membiarkan Abi tidak mengacuhkan dirinya seperti kemarin-kemarin.

"Abi, listen!"

"Megumi, kamu kenapa keras kepala sih?!" Ekspresi Abi terlihat sangat marah membuat Megumi melepaskan pelukannya dari lengan Abi.

Anis menghela nafas pelan. Menenangkan emosinya. Kenapa anaknya begitu keras kepala?

Ternyata masih pacaran dengan Reksa. Lalu ingin menikah dengan pria itu.

"Abi, Reksa bentar lagi lulus S2, lagian dia udah punya kerja. Kalau Abi khawatirin Reksa gak bisa nafkahi aku, Abi salah. Reksa ..."

"Bukan soal itu, Megumi!" sela Anis dengan suara tertahan membuat Megumi kembali bungkam. "Kamu pikir nikah cuma seneng-seneng aja?!" Kembali lagi Anis menghela nafas kasar. "Nikah bukan cuma karena dia bisa nafkahi kamu, Nak. Mental kamu juga harus siap."

"Aku udah siap, Abi!"

Memang Megumi ini anaknya Via. Keras kepala.

"Enggak! Kayaknya kamu harus diruqyah deh! Pasti laki-laki itu pelet kamu makanya kamu kayak gini!"

"Astagfirullah, Abi kok ngomong gitu?"

"Emang bener! Abi harus hubungi ustadz ..."

"Abi!!" Megumi merampas ponsel Abi. Anak dan ayah itu mulai memperebutkan ponsel.

"Stop! Stop!" Keduanya berhenti. Megumi dan Anis menatap Via yang tatapannya begitu tajam. "Sit down!"

Via duduk di kursi tunggal bersidekap menatap suami dan anaknya yang duduk di sofa panjang. Menghadap ke arahnya.

"Bisa gak sih kalian dalam sehari gak berantem?" Via memarahi mereka layaknya anak kecil yang hampir setiap saat bertengkar membuat Via ikut pusing.

"Ami, Abi. Kalian mau kan aku hidup mandiri. Jadi, restuin aku nikah dengan Reksa dalam waktu dekat ini, ya?" pinta Megumi menatap Abi dan Ami secara bergantian.

"Abi dan Amimu gak nikah muda. Abi nikah di umur dua puluh sembilan, Ami di umur dua puluh tujuh. Kami sudah matang, tapi tetep aja sering cek cok. Gimana kalau kamu yang umurnya masih dua puluh dua ..."

"Tapi, Reksa bentar lagi dua puluh lima. Reksa udah dewasa, Abi!" Megumi menyela Abi yang langsung berdecak kesal.

Megumi berdiri lalu duduk di lengan sofa tempat Ami duduk. Memeluk Ami dari samping seraya memelas. "Ami, aku udah siap buat nikah. Begitupun Reksa. Reksa udah ngomong ke keluarganya buat ngelamar aku. Ketemu kalian. Kurang gentle apa coba Reksa, Ami? Gak kayak Abi yang ngelamar Ami di rumah sakit, kan?"

Anis langsung melotot pada Megumi yang tertawa. Via hanya memutar bola mata jengah.

"Gak usah ketawa! Jangan kurang ajar kamu!" Bukannya diam, Megumi malah tergelak puas.

"Kapan dia datang?" Baik Anis maupun Megumi kini menatap Via. Megumi dengan pandangan berbinar sementara Anis dengan pandangan protes.

"Kapan Ami siap? Soalnya Reksa udah balik dari Jerman dua hari yang lalu." Megumi tersenyum cerah semakin memeluk Ami memberikan ciuman bertubi-tubi di pipi Ami.

"Via kok kamu ..."

"Stop drama deh, Nis! Papi dan Mami dulu gak gini deh waktu kamu mau serius! Kak An juga. Jangan lebay!" Sentak Via membuat Anis diam.

Megumi mengulum tawa, lalu tersenyum lebar pada Abi yang cemberut. Dimarahi layaknya anak kecil.

Kalau tau begini harusnya dari dulu Megumi meminta restu pada Ami, bukannya pada Abi.

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang