16 | CEMAS

5.2K 560 38
                                    

Orion menghela nafas pelan, menatap punggung Megumi yang tidur dengan posisi miring. Hubungan mereka dari hari ke hari tidak berjalan baik hanya karena tidak ada yang ingin mengalah salah satu di antara mereka.

Megumi yang tetap pada pendiriannya enggan memiliki anak, sementara Orion menentang hal tersebut.

Orion tau, ia salah.

Salah karena seakan memaksa Megumi menikah dengannya. Padahal ia tau Megumi belum siap. Hanya karena ia sangat ingin memiliki Megumi.

Menatap langit-langit kamarnya, Orion terpekur. Merebahkan diri di sebelah Megumi yang tetap pada posisinya. Mungkin Megumi telah terlelap.

"Seandainya aja kita kecil terus, Megumi, ..." ujar Orion lirih. Mengubah posisi tubuhnya menjadi miring menghadap ke arah Megumi. Menatap punggung istrinya. "Waktu kecil kita gak pernah mikirin hal berat seperti ini. Walaupun kita sering berantem, tapi gak lama kita bakal baikan. Yang ada di pikiran kita cuma main-main-main. Cuma itu. Beda sama sekarang."

Orion terdiam sejenak lalu berujar dengan suara sangat pelan, "Sebelum kita nikah, kita deket banget. Hubungan kita baik-baik terus. Tapi setelah nikah, hubungan kita gak baik-baik. Aku ngerasa jauh dari kamu padahal tiap malam kita tidur seranjang. Maafin aku karena aku egois. Maksa kamu nikah sama aku. Cuma mikirin perasaanku sendiri. Gak mikirin perasaan kamu yang gak cinta sama aku. Maaf ..."

Megumi tidak tidur....

Ia mendengar semuanya. Perasaan bersalah semakin menekannya.

Menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya, Megumi menahan suara agar tidak mengeluarka suara. Setitik demi setitik air mata mengalir di pipinya. Mengucapkan permintaan maaf dalam hati karena ia tidak berani meminta maaf secara langsung pada Orion.

Megumi merasakan ranjangnya bergerak. Tidak lagi merasakan Orion yang berada di belakangnya.

Menyeka air matanya kasar, ia menoleh menatap Orion yang bersiap keluar dari kamar.

"Orion ..."

Pria itu berhenti melangkah lalu menoleh menatapnya.

"Kamu mau ke mana?"

"Keluar ngerokok. Mending kamu balik tidur."

Megumi mencebikkan bibirnya sedih. "Hubby, mau peluk." Jika tidak ada yang mengalah hubungan mereka pasti semakin meregang. Sama-sama saling mendiamkan. Maka Megumi kali ini menekan egonya.

Merentangkan tangan meminta Orion kembali naik ke atas ranjang.

Megumi merindukan pelukan pria itu. Apalagi usapan di kepalanya ketika ia tidur.

Orion kembali naik ke atas ranjang lalu menariknya. Memeluknya. Tidak lupa juga mengusap kepalanya dengan lembut.

"Kangen banget, padahal kita setiap malam seranjang," ujar Megumi. Menenggelamkan kepala di dada Orion.

"Kamu denger?"

Megumi mendongak, membalas tatapan Orion. "Denger. Aku gak tidur dari tadi. I'm so sorry, aku udah egois."

Tangan Orion mengusap lembut kening Megumi seraya menggeleng pelan. "Aku yang harusnya minta maaf. Aku egois."

Mereka terdiam sejenak. Merasakan kehangatan masing-masing tubuh mereka.

"Em ... soal childfree, kamu setuju, kan?"

Orion tidak menjawab. Ia menunduk untuk mencium bibir Megumi membuat Megumi larut dalam ciuman tersebut hingga membalasnya dengan tempo cepat hingga suara pertemuan dua benda kenyal tersebut sangat nyaring terdengar.

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang