PELIHARA BURUNG

5.3K 482 18
                                    

"Yuk, satu suapan lagi baru selesai," Megumi mengarahkan sendok ke arah mulut Orion, tapi Orion menggeleng lalu beringsut baring. Menjadikan pahanya bantal lalu memeluk perutnya.

Orion sedang demam, tapi suhu tubuhnya tidak terlalu panas lagi usai minum obat dari semalam. Tapi, tubuhnya masih lemas. Lebih tepatnya ingin bermanja-manja dengan Megumi.

"Orion lepasin dulu."

"Gak mau!" Orion semakin memeluk pinggang Megumi. Menelusupkan kepalanya di perut Megumi.

"Aku mau lihat dulu anak-anakmu yang nakal."

Orion mengangkat kepalanya untuk menatap Megumi. "Si kembar ke mana?" Tadi hanya Archer yang masuk ke kamar lalu keluar usai menanyakan keadaannya.

"Nah itu, mau kulihat dulu. Mending kamu istirahat, oke?" Orion pun mengalah. Memilih untuk tidur agar kepalanya berhenti pusing.

Megumi keluar membawa piring juga gelas lalu meletakkannya di meja makan. Menyuruh ART untuk mencucinya.

"Mbak, anak-anak mana?" tanyanya.

"Mas Archer ada di kamarnya. Kalau Mas Kei dan Ken tadi keluar rumah ditemenin Pak Guruh."

Megumi pun mengangguk. Hendak melangkah keluar, tapi ia yang cari sudah nongol. Anak kembarnya itu berkeringat entah dari mana mereka.

"Mamigu! Mamigu!" seru mereka berbarengan. Megumi berdiri menunggu mereka tiba di hadapannya. Bersidekap mengamati si kembar yang kini saling senggol menyenggol agar bicara tapi tak ada yang ingin mengalah.

"Pak Guruh aja deh yang ngomong!" Suruhnya pada supir yang bekerja di rumah mereka.

Pria paruh baya itu langsung menjelaskan pada Megumi lalu pamit undur diri.

Megumi kembali menatap putra kembarnya itu yang kini memasang wajah memelas. Melihat mereka seperti ini sangat menggemaskan. Tidak seperti jika bertingkah, membuatnya naik darah saja.

"Gak boleh!" Megumi tidak akan luluh. Menuruti permintaan si kembar.

Kei dan Ken langsung mendesah lemas. Lalu saling melirik. "Kalau aja kita minta di Papion. Mamigu pelit!" desis Kei.

"Ya udah kita minta di Papi," usul Ken. Mereka hendak pergi menemui Papion, tapi Mamigu segera menahan mereka.

"Papi lagi tidur. Jangan ganggu!"

"Yah Mami! Ayo dong Mamigu masa gak dibolehin sih?!" Ken mulai merengek. Menjadi anak bungsu ia yang paling manja bahkan kini memeluk lengan maminya dan memasang tampang memelas.

"Enggak! Mami gak bolehin. Mending kalian mandi. Bukannya kalian mau ke rumah Opa dan Oma?"

Kei pun menarik Ken, menyeret adik kembarnya menuju ke kamar seraya berbisik. Megumi yang melihat itu memicingkan matanya. Pasti mereka menyusun rencana.

Segera, ia menelepon Abi. "Halo Abi, jadi jemput anak-anak, gak?" Megumi kini duduk di sofa. "Gak. Orion masih demam. Anak-anak aja yang nginep." Megumi diam sejenak mendengar perkataan Abi. "Ih gak bohong! Emang kenapa coba kalau aku mau berduaan dengan Orion?! Biar Abi punya cucu lagi!" Megumi tertawa mendengar gerutuan Abi.

"Oh aku hampir lupa bilang. Si kembar kalau mau dibeliin burung hantu, jangan sampai ya! Nanti aku marah lho!"

Dan seharusnya Megumi mengatakan hal tersebut pada Ami. Karena Abi tentunya tidak bisa menahan diri untuk tidak memberikan apa yang diinginkan cucunya.

"Opa, kita mau ke mana?!" seru Ken yang duduk di depan menemani Anis yang mengemudikan mobil.

"Bukannya kalian mau lihat burung?"

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang