BONUS CHAPTER

7.9K 560 28
                                    

Suara alarm menjerit membuat tidur Kalea terganggu. Dengan kesal Kalea melempar alarm tersebut ke arah dinding sehingga kamar berdinding kayu tersebut kembali hening.

Siapa orang bodoh yang menyalakan alarm tersebut?

Dengan malas Kalea membuka matanya yang masih terasa berat.

Tentu saja dirinya orang bodoh tersebut...

Meski masih mengantuk, ia tetap memaksakan diri untuk bangun. Niat untuk hidup sehat harus segera ia lakukan. Karena dari kemarin-kemarin selalu tertunda, makanya hari ini harus terealisasikan. Masuk ke kamar mandi, ia menggosok giginya, juga tidak lupa membasuh wajahnya.

Mengenakan celana training dan hoodie berwarna hitam. Memasang earphone di kedua telinganya setelah tersambung dengan ponselnya yang ia simpan di saku hoodie. Mulai keluar dari rumah yang ia huni selama dua bulan tersebut. Sejak kabur, menjauh dari keluarga serta teman-temannya.

Kalea butuh waktu sendirian...
Untuk mewaraskan dirinya...
Saat Ayah memutuskan untuk menikah dengan wanita pilihannya, meski ia menentang.

Rasa kecewa tidak bisa Kalea telan begitu saja. Tentu, ia begitu kecewa. Sangat kecewa dengan keputusan Ayah...

Berlari menelusuri area tersebut di pagi buta saat ini. Bukan hanya dirinya, ada beberapa orang. Baik penduduk lokal, ataupun beberapa pengunjung yang menginap di villa yang tersedia dekat dengan pantai.

Termasuk rumah mungil yang Kalea sewa. Sangat dekat dengan pantai. Sehingga setiap harinya Kalea selalu disuguhkan pemandangan yang indah.

Kalea merubah rute larinya ke arah tepi pantai. Menelusuri pantai tersebut. Berlari di atas pasir putih.

Setelah meras cukup, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas pasir putih. Terlentang dengan dua tangan ke atas. Nafasnya tersengal, tatapannya lurus ke atas langit. Matahari mulai nampak hingga panasnya begitu menyengat. Tapi, Kalea tetap berjemur. Lebih tepatnya ingin tidur....

"Biasanya cewek kalau berjemur pake bikini." Perkataan tersebut membuat Kalea membuka matanya, ia menatap sosok pria yang berdiri. Menghalangi cahaya matahari yang menerpa tubuhnya.

"Pergi lo! Jangan ganggu gue!" ujar Kalea ketus pada tetangga rumah sewanya tersebut. Sejak sebulan lebih ini, ia sedikit tidak tenang karena pria itu senantiasa menganggunya.

Pria itu tertawa. "Ah lo kan bukan cewek."

Tendangan Kalea membuat tawa pria itu berhenti dan berubah dengan mengaduh sakit seraya memegang kakinya.

Kalea berdiri, tidak lupa menghunuskan tatapan tajam pada pria bernama El itu. "Fuck! Awas lo kalau nampakin diri di depan gue!" Setelahnya tergesa-gesa kembali ke rumahnya.

El tertawa, ia melambaikan tangan ke udara. "Ya! Sampai jumpa nanti, Kalea!"

Yang mendapat balasan acungan jari tengah, tapi ia tetap tertawa.

Sementara itu Kalea menggerutu sepanjang ia berjalan hingga tiba di rumahnya. Membuka kunci rumahnya, hendak mendorong pintu, tapi sosok yang memanggilnya membuatnya menoleh dan terdiam.

Keduanya saling bertatapan sejenak, hingga Kalea masuk ke rumahnya dan Kalandra tanpa diminta masuk pun mengekor.

"Ngapain ke sini?" tanya Kalea agak ketus pada kakaknya tersebut. Membuka kulkas lalu meneguk air sebanyak-banyaknya.

"Ngecek. Apa lo masih hidup."

Kalea tersedak, ia mendelik tajam pada Kalandra yang mengamati rumah sewaan tersebut. Yang mirip apartemen studio. Tidak ada sekat antara tempat tidur, tempat menonton dan dapur.

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang