ANAK BAYI

6.6K 552 45
                                    

"Tadaaaa!"

Archer, Kei dan Ken langsung mendekat ke ranjang bayi untuk melihat rupa adik Alula, sepupu mereka.

Bayi yang baru lahir lima hari yang lalu itu, berjenis kelamin laki-laki. Tubuhnya sangat mungil, matanya selalu terpejam. Hanya menggeliat pelan saat bergerak.

"Namanya siapa?" tanya Archer, jari telunjuknya mengusap pelan pipi adik Alula. Saat Ken hendak melakukan hal yang sama, ia menepis tangan adiknya tau membuat Ken merengut kesal.

"Agasthya Alsaki Ardana. Panggilannya Agas," sahut Aunty Aurora yang berjalan mendekat. Baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya itu. Namanya Agatsthya Altsaki Awdana," sahut Alula yang mendapat ejekan dari si kembar.

"Agasthya Alsaki Ardana, Kak Lula. Bukan Awdana," ujar Kei menekan huruf 'R' juga 'S'. Padahal ia tau jika kakak sepupunya itu cadel.

Alula cemberut, Archer langsung menghunuskan tatapan tajam pada Kei yang kemudian menggeser posisinya ke sebelah Ken.

"Cara bikin adik gimana sih, Aunty?" Pertanyaan Ken membuat Aurora yang hendak menimang Agas berhenti.

Aurora kini ditatap oleh anak-anak tersebut dengan penasaran.

"Gini ..." Aurora dibuat bingung. Tidak tau harus menjelaskannya bagaimana. Dengan cepat berpikir keras bagaimana menjelaskannya pada anak-anak dihadapannya saat ini. "Uncle Ardan punya benih, terus benihnya tumbuh di perut Aunty, makanya perut Aunty kemarin-kemarin itu gede. Benihnya tumbuh setiap bulan makanya jadi bayi. Setelah waktunya, bayinya keluar deh."

"Terus Uncle Ardan masukin benihnya ke perut Aunty pake apa?" sahut Kei.

Aurora menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Em ... ada alatnya. Nanti kalau kalian udah gede pasti tau."

Keempat anak kecil itu mengangguk mengerti. Aurora hendak bernafas lega, tapi Ken kini kembali bertanya, "Uncle Ardan dapet benihnya dari mana?"

Aurora mengerjap pelan, anak-anak di hadapannya mengerjap polos. "Uncle ... Uncle Ardan makan makanan yang sehat, seperti sayuran, ikan, telur. Kalian tau empat sehat lima sempurna, kan?" Mereka mengangguk. "Nah, dari sana Uncle dapat benih, terus kalau udah jadi baru deh dimasukin ke perut Aunty."

"Emang Bunda gak punya benih sendiwi?" celetuk Alula.

Aurora kembali berpikir. "Punya kok. Tapi, namanya bukan benih, tapi sel telur. Bayinya gak bisa jadi kalau cuma sel telur aja. Makanya harus dicampur benih."

Keempat bocah itu mengangguk paham. Lalu mereka kembali menatap bayi mungil tersebut yang menggeliat kemudian matanya terbuka.

"Matanya terbuka! Eh dia lihat aku!" pekik Archer seraya melambai-lambaikan tangannya pada Agas.

"Bayi belum bisa melihat. Nanti kalau usianya sudah empat puluh hari baru bisa melihat." Mereka kembali mengangguk-angguk setelah mendapat informasi dari Aunty Aurora.

Setelah melihat adik Alula, ketiga bocah itu kembali ke rumah mereka yang berada di sebelah.

"Kei, kita kasih tau Mami yuk biar kita punya dedek bayi juga," ujar Ken membuat Kei tidak langsung merespon. Diam sejenak terlihat berpikir.

Kei menatap Archer yang berjalan di belakang mereka. "Bang Ar mau punya adik lagi?"

Archer menatap si kembar. "Kalau kayak Alula dan Agas, Abang mau kok. Kalau kayak kalian, enggak deh."

Kei dan Ken merengut kesal menatap Archer yang ekspresinya tetap kalem.

Meski Alula lebih tua dari---hanya beberapa bulan saja, tapi Archer menganggap Alula adiknya. Tidak nakal seperti Kei dan Kei. Juga, ia menebak jika Agas tentunya tidak seperti dua adiknya.

•••

Megumi mengernyit melihat si kembar yang makan sayur. Bahkan tidak membagikan untuknya, Orion dan Archer. Biasanya dua anaknya itu malas memakan sayur. Ada apa dengan si kembar?

"Tumben kalian makan sayur?"

Kei dan Ken yang mengunyah menatap Mamigu. Bukan hanya Mamigu yang menatap heran si kembar, Papion juga. Sementara Archer, lebih anteng makan. Tidak mempedulikan tingkah adik-adiknya.

"Biar Ken punya benih yang sehat, Mami," ujar Ken usai menelan makanannya.

Baik Megumi maupun Orion tersedak.

"B-benih apa?" tanya Megumi terkejut.

"Benih bayi!" seru Kei.

Orang tuanya mengerjap pelan lalu saling menatap. Pasti ini kelakuan Aurora. Tau jika anak-anak tadi sore dari rumah sebelah untuk melihat bayi baru.

"Kalian masih kecil," ujar Orion antara ingin tertawa juga harus tetap beribawa di hadapan anak-anaknya.

"Tapi Ken mau bayi." Ken diam sejenak. "Apa Papi sama Mami mau kasih Ken anak bayi?" pinta Ken penuh harap. Ia iri pada Alula yang memiliki adik. Menjadi bungsu membuatnya tidak memiliki adik dan ia menginginkan hal tersebut. Biar nantinya bisa disuruh-suruh. Karena ia tertekan selalu disuruh oleh Archer maupun Kei.

Orion diam, ia melirik Megumi yang matanya melotot karena terkejut.

"Tanya Mami," Orion berdehem pelan, lalu melanjutkan makannya. Enggan menatap Megumi yang kini menghunuskan tatapan tajam padanya.

"Mamigu," si kembar kini menatap memelas Mamigu.

Mamigu menghela nafas pelan seraya meletakkan alat makannya kemudian menatap si kembar secara bergantian. "Aunty Rora ngomong apa ke kalian soal benih bayi?"

"Uncle Ardan punya benih terus tumbuh di perut Aunty Rora setelah tercampur dengan sel telur. Dan selama sembilan bulan jadi bayi. Setelah waktunya tiba, bayinya keluar deh," jelas Kei.

"Nah walaupun Papi punya benih terus Mami punya sel telur, belum tentu jadi bayi kalau gak ada izin dari Allah," jelas Megumi.

"Emang harus diizinin Allah?" tanya Ken.

"Iya. Karena Allah yang menciptakan kita. Kita hidup di dunia ini karena Allah."

Si kembar mengangguk-angguk, Archer yang diam mendengarkan juga ikut mengangguk paham.

Megumi tersenyum setelah si kembar diam dan kembali makan. Ia menyadari tatapan Orion dan membalas tatapan suaminya itu. Orion tersenyum menatapnya membuatnya mengangkat alis satu.

"You're the best Mom."

Megumi kini tersenyum mendengar perkataan Orion. Hal yang pernah ia cemas sebelum memiliki anak dulu adalah ia yang tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Bahkan pernah tidak berkeinginan untuk memiliki anak.

Tapi, sekarang ia telah punya tiga anak. Archer yang selalu bersikap manis. Si kembar yang selalalu membuatnya naik darah. Meski seperi itu Megumi tetap menyayangi anak-anaknya. Apalagi Ken yang selalu manja padanya, tipikal anak bungsu.

"Kalau nanem benihnya di pot, gimana?" Celetukan Ken membuat Orion dan Megumi tersedak makanannya. "Eh tapi harus pake telur, kan? Pake telur ayam bisa?"

"Terus nantinya jadi anak ayam dong," sahut Archer seraya menggaruk kepalanya bingung.

____________________

Feb 24 2022

OH MY HUBBYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang