HAPPY READINGS SAYANG❤️❤️***
Banta masuk kedalam kamar penginapannya, ia menemukan Agam duduk di kursi memandang kearahnya
"Dari mana kau?"
Banta tidak menjawab lelaki itu berjalan kearah kasur tidak jauh dari dari kursi. Banta langsung menghempaskan badannya dikasur matanya menerawang memandang langit-langit kamar
"Dari mana?" Ulang agam tapi, Banta masih tidak menjawab "semalam Ramulah carik kau dikamar, engga ada"
Banta duduk tegak dikasur memandang Agam dengan tajam "berapa kali kemarin kubilang, jauhin dia dariku?"
"Maaf aku engga tahu kalau dia bakal samperin kamu kemarin?"
Banta mendengus "kau tahu apa yang dia kasih ke aku semalam?" Tanya Banta
Agam menggelang tentu saja ia tidak tahu karena yang agam tahu kemarin malam Ramulah pamit padanya izin ke toilet
"Alkohol" Agam melotot kaget
Lelaki itu bangun menghampiri Banta mencengkam bahu lelaki itu dengan erat "Ko engga mabuk kan? Ban"
Agam tahu mereka berdua belum pernah menyentuh minuman beralkohol sekalipun walaupun umur mereka susah beranjak dewasa, selain tidak sehat agamanya juga melarang minum minuman yang memabukkan.
Banta menggelang "terus semalam Kau nginap dimana?" Tanya agam sudah tanyak ber ulang kali yang tak dijawab sekalipun oleh benta
"Kasi tahu aku, di mana kau semalam menginap" agam menggoyang bahu lelaki itu pelan "jangan bilang di kamar Ramulah"
Banta memandang Agam semakin tajam, banta melepaskan Cengkraman tangan agam dibahunya "jangan gila"
"Terus dimana?" Desak Agam penasaran dimana temannya semalam menginap
Banta mengusap wajahnya kasar ia kembali menjatuhkan tubuhnya dikasur
"teman" alibi Banta
Dia tidak mungkin menceritakan hal itu pada agam terlalu malas ia tidak ingin hal itu diketahui orang. Cukup mereka yang melakukannya dan Tuhan yang tahu, sebisa mungkin Banta tutupi ia tidak mau nama Aqilla tercemar hanya karena omongannya.
Bisa saja sewaktu-waktu ada orang yang menyebarkan hingga media sosial hanya demi sensasi mengejar popularitas.
"Teman yang mana maksud kau?" Tanya agam curiga pasalnya Banta tidaklah memiliki banyak teman diluar daerah "perasaan ku semalam, bukan baju ini yang kau pakai" sambung agam
Banta berdecak "udah sana, kalau kau mau keluar main"
"Jelasin dulu, pakaian yang kau pakai merek terkenal Bant" tuntut agam, ia tidak mau melepaskan Banta begitu saja.
Pakaian yang digunakan lelaki itu seharga dengan gajinya selam enam bulan mungkin kah teman yang di maksud Banta meminjamkannya?
"Engga ada yang perlu dijelasin" sunggut Banta kesal
"Ada" sahut Agam mempertahankan argumen yang tidak mendasar " Celana dalam yang kau kenakan Calvin Klein" cetusnya asal
Membuat Banta melotot kaget benarkah sejak kapan Agam melihat celana dalamnya?
Banta mengangkat bajunya ia melihat karet boxer yang lebih tinggi dari pinggang celana bahan yang digunakannya. Banta tidak tahu mereknya boxer yang digunakannya terdapat tarikan garis kuning di sepanjang pinggang karetnya
"What the hell Versace?" Agam mengumpat saat melihat Banta mengangkat bajunya
Tebakannya salah
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah kita
General FictionKISAH KITA: Harta, Tahta, Suka & Duka Dua Latar Belakang yang Berbeda Meet Teuku Banta Hendrik, seorang lelaki sederhana yang setiap hari bergulat dengan tanah dan keringat. Ia hidup di desa terpencil, mengais rupiah dari bekerja di ladang orang lai...