||10|| Pengakuan Banta

419 26 1
                                    

Udah solat belum?

Jangan begadang cuman karena Kisah kita

Tau ga?
Gak taukan
Author lagi sedih:(

Handphone author baru aja kelidas ban motor😭😭

***

Banta pulang setelah mengantar Aulina kesekolah, lelaki itu turun dari motor berjalan menaiki tangga kayu rumahnya. Langkah lelaki itu memberat saat melihat kedua orang tuanya duduk menikmati teh diteras belakang yang mengahadap hamparan sawah yang masih hijau. Suasana pagi hari memang harus dinikmati, jika hari menjelang siang teras belakang sangat sejuk karena angin sepoi sepoi apalagi rumahnya dikelilingi sawah.

Walaupun berdekatan dengan sawah rumah yang Banta tempati tidaklah panas berkat beberapa pohon yang ditanamkan pak Ali. Dibelakang rumah Banta terdapat lahan kosong yang dijadikan kebun sayur oleh Bu Ani, walupun Banta bukan dari kalangan orang kaya.

Tapi hidup mereka sudah sangat-sangat sejahtera berkat hasil panen sawah setiap tahunnya. Untuk makan sehari-hari pun mereka tidak perlu membeli sayur, bahkan cabai dan bawang sekalipun karena sudah ditanam dikebun belakang rumahnya. didekat Sumur belakang rumah Banta terdapat dua pohon manggis, satu pohon rambutan dan sebuah kolam ikan yang tidak terlalu lebar, seminggu sekali ada beberapa ikan peliharaan Banta yang bisa dipanen untuk dimakan.

Kadang jika hasil panen ikan Banta sedikit banyak ia akan menjualnya ke pasar sebagai tambahan untuk membayar uang kredit motornya yang belum lunas selain dari hasil sawahnya.

Disamping rumah terdapat empat pohon kelapa. Rumah keluarga Banta bisa dibilang sudah terlihat sebagai kebun didepan rumahnya ditanam pohon mangga dan jambu air serta beberapa bunga peliharaan Bu Ani. Ciri khas rumah didesa apalagi rumah panggung yang berdiri kukuh di Apit oleh hamparan sawah di kanan dan kiri rumah Banta.

"Assalamualaikum" Banta mengucapkan salam datang menghampiri kedua orang tuanya

"Waalikumsalam, udah pulang nak?" Tanya bu Ani setelah menjawab salam

Banta mengangguk lelaki itu ikut duduk di tikar yang digelar tenggorokan Banta terasa tercekat, berat mengeluarkan suaranya

"Makan dulu"  bu Ani menyuruh Banta makan Makanan yang terjadi didepan mereka

"Nanti ma" Banta bimbang bagaimana cara menyampaikannya

"Keujeut neuk?" Seakan peka dengan perubahan anaknya Bu Ani langsung bertanya

Banta melihat kearah wajah bu Ani yang memasang senyum sambil menggigiti timphan makanan khas Aceh yang diisi dengan parutan kelapa.

"Banta- lelaki itu tidak melanjutkan perkataannya ia melirik Pak Ali yang sedang minum teh di cangkir

Menghembuskan nafasnya Banta harus mengatakannya langsung "Banta hamilin anak orang"

Uhuk

Prang

"Pue?" Pak Ali tersedak kopinya sedangkan cangkir yang baru saja bu Ani angkat sudah pecah jatuh kelantai kayu Bu Ani kaget mendengar penuturan Banta

"maaf, Banta udah merusak masa depan dia. Gadis itu sekarang hamil anak Banta" tambah Banta lelaki itu tidak berani mengangkat kepalanya sedikitpun ia susah menundukkan kepalanya sedari tadi

Pak Ali bangun dari duduknya menarik Crew neck kaos yang dikenakan Banta "Jelaskan"

"Dua bulan yang lalu Banta tidurin dia pak, sekarang dia hamil"

Kisah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang