Part 07
Jonathan sempat mengobrol dengan beberapa orang saat dirinya menemui para tamu undangan di pernikahan koleganya. Sampai saat sebuah keributan terdengar, fokus Jonathan terbelah begitupun dengan para tamu undangan lainnya.
"Ada apa di sana?" Banyak yang bertanya-tanya dan berjalan ke arah keributan, sedangkan Jonathan hanya terdiam, ia tidak ingin melihat apa yang terjadi karena itu bukan urusannya. Namun suara wanita terdengar begitu lantang, dia membicarakan perselingkuhan putranya yang tak lain adalah kolega yang mengundang Jonathan sekarang.
"Kalian harus ingat, putraku enggak mungkin berselingkuh kalau mantan istrinya mau hamil dan punya anak. Jadi perceraian mereka bukan sepenuhnya salah putraku, tapi salah wanita sialan ini."
Suara teriakan itu terdengar begitu jelas di telinga Jonathan, sebagai seorang lelaki tentu saja ia tidak menyetujui dengan ucapan wanita itu. Tidak ingin tinggal diam, Jonathan berjalan ke arah keributan, ia harus meluruskan pemikiran sempit beberapa orang cuma karena rasa keegoisan.
"Mama apa-apaan sih? Jangan buat malu di depan para tamu." Rehan yang merasa apa yang dikatakan mamanya sudah cukup keterlaluan, akhirnya ia membuka suaranya setelah sempat tidak berkutik dengan kedatangan mantan istrinya.
"Mama sudah enggak peduli lagi, semua orang harus tahu alasan kenapa kamu berselingkuh? Semua itu terjadi karena mantan istrimu itu, dia yang enggak mau hamil, tapi kamu yang malah dinilai buruk." Veronica melirik tak suka ke arah Sinta yang masih syok dengan perkataannya.
"Memangnya kenapa kalau seorang wanita enggak mau hamil, termasuk mantan menantu Anda sendiri? Apa itu sebuah dosa besar?" tanya Jonathan dengan ekspresi geram sembari menatap ke arah Veronica, yang tentu saja berhasil mengejutkan para tamu undangan yang datang.
"Tentu saja." Veronica menjawab tegas, nada suaranya bahkan terdengar yakin, sedangkan Rehan justru menatap ke arah Sinta, merasa khawatir dengan kondisinya.
"Kenapa?"
"Karena semua itu sudah menjadi kodrat wanita yaitu hamil, melahirkan, dan punya anak." Veronica menjawab penuh percaya diri, namun Jonathan justru tersenyum sinis.
"Lalu kerugiannya apa kalau seorang wanita tidak mau punya anak?"
"Tentu saja rugi besar. Semua orang yang ada di dunia ini pasti ingin punya anak, menjadi orang tua, dan memiliki keluarga bahagia. Lalu apa gunanya kalau seorang wanita tidak mau punya anak? Dia tidak bisa memberikan kebahagiaan pada suaminya, rumah tangganya pasti akan terasa hambar dan membosankan, apalagi di masa tuanya. Jadi apa Anda paham sekarang kerugian apa saja kalau perempuan tidak mau hamil dan punya anak?" Veronica bertanya dengan nada yang sama, namun lagi-lagi mendapatkan senyuman yang sulit diartikan dari bibir Jonathan.
"Pemikiran Anda terlalu sempit, karena bagaimana mungkin Anda bisa berpikir seolah-olah wanita adalah mesin yang harus menghasilkan anak? Semua orang memiliki hak untuk menentukan ke mana dan seperti apa kita menjalani kehidupan di dunia itu, terutama kaum wanita. Mereka juga memiliki hak yang sama atas tubuh mereka sendiri, kalaupun mantan menantu Anda tidak ingin punya anak, seharusnya Anda bisa menghargai keputusannya karena Anda juga sama-sama seorang wanita." Jonathan berujar serius namun dengan wajah yang tenang, berbeda dengan Veronica yang tampak geram dan tak menyetujui ucapannya.
"Karena saya seorang wanita, jadi saya tahu harus bagaimana bersikap pada sesama wanita. Terutama dengan wanita yang menjadi menantu saya, wanita seperti dia memang harus diberitahu bagaimana menjalani kodratnya dari pada mempertahankan keegoisannya. Untungnya putra saya sudah menceraikan wanita egois seperti itu, kalau tidak dia mungkin akan menua tanpa seorang anak dan cucu." Veronica kembali melirik tak suka ke arah Sinta yang hanya menunduk dan menitikkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second mate (TAMAT)
RomanceMengikhlaskan seorang suami untuk selingkuhannya, tentu saja sangat sulit untuk dilakukan semua wanita, tak terkecuali Sinta. Namun saat ia sadar kekurangannya, rasa sakit hati itu tenggelam dan menghilang. Sinta lebih memilih pergi dan merelakan. K...