My Captain - Epilog

3.7K 146 1
                                    

Kita berpisah, tapi berjanji untuk tidak saling melupakan. Tanpa sadar, kenangan hilang karena adanya perpisahan.

***

Seseorang terus mengamati keduanya dari balik pohon. Mungkin ini yang terbaik. Menghindari tanpa menimbulkan rasa benci.

Jika ditanya, apakah dirinya mencintai istrinya? Jawabannya sudah pasti, ia mencintai istrinya sepenuh hati. Namun, apa yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataan dan keadaan? Berusaha mengubah takdir? Itupun tak mampu untuk ia lakukan.

Kadang, saat kau mencintai seseorang, kau akan dengan lapang dada melakukan semuanya demi dia. Walaupun hati menjadi taruhannya sekalipun. Setiap orang yang mencinta akan melakukan perjuangannya. Dan salah satu bentuk perjuangan adalah melepaskan.

Tidak, tidak benar. Alger tak akan melepaskan istrinya semudah itu. Hanya saja, ia akan mundur selangkah. Tidak ada langkah-langkah untuk mundur berikutnya. Hanya selangkah. Ia akan mengikuti keinginan Alvaro, demi kesembuhan Nafisa.

Ia teringat akan pesan dari seseorang. Dalam sebuah hadis. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى

Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)

Istri yang menginginkan hidup penuh dengan kebahagiaan bersama suaminya adalah istri yang tidak mudah marah. Dan niscaya dia pun akan meredam kemarahan dirinya dan kemarahan suaminya dengan cinta dan kasih sayang demi menggapai kebahagiaan surga. Ia tahu bahwa kemuliaan dan posisi seorang istri akan semakin mulia dengan ridha suami. Dan ketika sang istri tahu bahwa ridha suami adalah salah satu sebab untuk masuk ke dalam surga, niscaya dia akan berusaha menggapai ridha suaminya tersebut. Allah Subhaanahu wa Ta’alaa berfirman ketika menjelaskan cirri-ciri orang yang bertaqwa, satu di antaranya adalah orang yang pemaaf ;

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Qs. Ali-Imran: 134)

Dan, ia menemukan itu semua dalam diri Nafisa, istrinya.

Lama Alger berkutat dengan lamunannya, ia kembali berpijak pada dunia nyatanya. Alvaro dan Nafisa tengah berdiri, hendak kembali. Terus mengikuti dari jarak jauh. Ia ingin sekali memeluk istrinya dengan erat. Ingin sekali. Namun, ia urungkan. Ia tak ingin istrinya berpikir ulang untuk pengobatan di luar negeri.

Dirinya akan menunggu. Ya, entah menunggu apa. Apakah Nafisa masih mau menerimanya? Atau malah sebaliknya? Ia pun tak tahu.

Hingga tibalah mereka di bandara. Ada beberapa dokter dan suster yang turut membantu. Penerbangan internasional menuju Singapura pukul 13.00 WIB. Persis seperti jadwalnya hari ini. Kebetulan sekali bukan?

"Tenang, Nafisa. Mas yang akan nganterin kamu tanpa sepengetahuan kamu," ucapnya lirih, sangat lirih hingga tak ada seorang pun yang dapat mendengar.

Lama mengamati interaksi antara Alvaro, Nafisa dan lainnya, termasuk Co-pilotnya, Alger memilih undur diri untuk mengganti pakaiannya.

"Capt!" seruan seseorang dari belakang menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badan, beruntung ia menggunakan masker dan topi. Tatapan mereka tertuju pada dirinya, termasuk Nafisa yang menatapnya.

Laki-laki yang memanggilnya 'Capt' itu berlari menujunya, memberikan salam hormat pada pimpinannya. Mereka berjalan beriringan menuju ruangan khusus, dan tentunya dibumbui dengan tatapan mata dari Alvaro serta Nafisa.

Nafisa merasa mengenali tubuh laki-laki tadi, namun ia tak ambil pusing. Mana mungkin itu suaminya? Alvaro menyadari hal tersebut. Namun, tak urung berkata apa-apa.

Ini yang terbaik untuk hubungan kita, Humairaku. Berpisah untuk beberapa saat. Semoga kamu bahagia, batin Alger terus berjalan menjauh dari jangkauan.

- E N D -

Hollaa!!! Heheh, udah tamat. Eh enggak, masih ada lagi, extra part, tunggu di cerita selanjutnya ya!!
Lupyu all💙💙

My Captain! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang