Part 9 - Kesempatan Kedua

14 1 0
                                    

To confront a person with his shadow means to show him his light

-Carl Jung

Happy Reading!

****

Menggunakan waktu istirahat untuk menjalani pekerjaan sampingan sebagai pengukir bambu bukanlah impian Naya. Tapi bukankah ketika SMA kita dipaksa untuk bisa menjadi semuanya? Dari mulai ilmuwan, sejarahwan, atlet, sastrawan, bahkan pengrajin. Sudah tidak terhitung berapa profesi yg sudah dicobanya dan tidak ada satupun yg bisa dikuasainya . Akhirnya semua pelajaran tersebut hanya masuk melalui kuping kiri keluar dari kuping kanan, yah suatu saat mungkin akan dilupakannya juga.

"Aah mager banget sih, ngapain coba gua harus ngukir bambu segala"
Keluh Naya karena usahanya mengeruk permukaan bambu tidak menunjukkan kemajuan.

Mereka telah membuat desain nama pada bambu. Naya bersyukur nama panggilan nya tidak panjang sehingga dia tidak perlu mengukir terlalu banyak, bahkan kalau bisa dia ingin menggunakan inisial nya saja NS. Sayangnya dia tidak ingin namanya dikira seorang pengedar narkoba sehingga Naya memilih mengambil jalan aman yg menyusahkan.

"Huft gua ga tau apa yg gua lakuin dalam hidup gua Nay, belajar, belajar, belajar tapi ga ada yg gua bisa"
Keluh Freya sambil masih sibuk mengukir.

Naya jadi semakin yakin bahwa sekolah itu memang tidak penting, apalagi kalau dia terus melakukan hal yg sia-sia seperti ini. Entah akan menjadi apa dirinya nanti.

Naya meletakkan cutter nya kemudian mengambil dua bungkus kripik jablay dan wafer kemasan dari kolong mejanya.

"Udah frey makan dulu, bambunya bisa dikerjain nanti"
Menuruti perkataan Naya, Freya menyingkirkan bambu dna cutter  dihadapan nya kemudian mengeluarkan sebungkus basreng dan keripik kaca dari kolong meja.

Tugas bisa menunggu nanti, begitulah moto hidup mereka berdua.

"Jadi hubungan lo sama Rafa udah seberapa jauh?"
Tanya Freya mulai mengintrogasi Naya mengenai kesuksesan pencomblangan nya.

"Hmm Lumayan"
Naya menjawab dengan senyum kecil tercetak dibibirnya membuat Freya curiga.

"Aseek, Lo udah deket banget sama dia?"

"Ga deket banget sih, tapi gua ngerasa sedikit lebih akrab sama dia"
Naya teringat bahwa Semalam dia dan Rafa saling bertukar pesan untuk membahas tentang karya yg bisa dibuat dari bambu, mereka juga bertukar informasi tentang tugas lain.

Sesekali Naya menyampaikan keluhan tentang tugas dari guru yg mengajar dikelasnya dan Rafa ikut merespon. Tidak seperti bayangan naya yg  mengira pembicaraan mereka akan terasa garing, Rafa ternyata mampu membuat percakapan semalam menjadi lebih menyenangkan.

Dia juga ikut mengeluarkan lelucon nya tentang kebiasaan aneh guru-guru yg membuat naya tertawa setiap kali mengingatnya. Bahkan semalam naya tidak menyadari bahwa mereka telah berkirim pesan cukup lama.

"Wiih, akrab gimana nay?"

"Iya gitu, kayak yg lo bilang, gua udah mulai chatan ama dia"
Naya meminum air di botol nya karena pedas dari kripik jablay sudah mulai terasa.

"Waaw, bagus nay berarti kita mulai ke tahap selanjutnya, lo harus jauhin dia"

Uhuk. Naya hampir saja tersedak air saat mendengar petuah freya selanjutnya. Apakah dia tidak salah dengar? Freya menyuruhnya untuk menjauhi Rafa sementara dia juga yg memintanya untuk mendekati Rafa? Freya memang tidak waras.

Angel or DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang