Part 14 - Pertengkaran

7 1 0
                                    

Mengerjakan soal mtk di waktu istirahat sebelum pelajaran mtk itu sendiri dimulai sudah cukup membuat naya merasa seperti siswa ambis sekarang. Walaupun baru sepuluh menit dia membuka buku tapi naya bisa merasakan aura kepintaran mengelilingi udara di sekitarnya. Jadi seperti ini rasanya menjadi anak ipa 1, tidak ada waktu santai selain digunakan untuk belajar dan belajar.

Naya melebarkan matanya membaca soal nomor 3, mengapa setelah dia menyelesaikan dua soal mendadak mata nya terasa sangat pedih. Apakah jiwa kemalasan nya mulai memberontak dan memintanya untuk berhenti ambis? Tidak. Naya akan tetap mengerjakan soal ini hingga mencapai setengahnya, karena dia sudah bertekad untuk menonton episod terbaru dari drakor yg ditunggunya. Demi bisa berleha-leha dirumah malam ini, dia akan tetap mengorbankan waktu istirahatnya!.

"Ngerjain apa Nay?"

"Soal mtk"

"Hah? Emang ada tugas?"

"Gada, ini tugas dari rafa"
Dalam beberapa detik tidak ada jawaban dari Freya, otaknya masih mengingat-ngingat nama guru bernama Rafa. Namun tidak pernah sekalipun dia mendengar nama Pak guru Rafa yg mengajar disekolahnya.

"Ada guru baru?"
Naya berdecak tidak menyangka Freya akan melupakan cerita yg baru saja diberitahukan olehnya malam tadi. Naya memberikan tatapan lo-tau-maksud-gua kemudian Freya langsung ber-oh ria.

"Ooh Rafa, acie cie yg punya guru privat baru, perhatian banget ya Rafa nyampe ngasih lo tugas juga"

"Perhatian matamu, yg ada dia nambah panjang list tugas gua"

"Iyasih, kayaknya dia nyamain lu kaya level anak ipa 1 deh"

"Iyakan? Kenapa dia ga ngasih keringanan sedikit gitu, ini kan baru pertemuan pertama, tapi tugas nya udah seabrek, gimana kalau sebulan"

"Sabar ya nay, ini demi kebaikan lo kok"
Naya menghela nafas sekali lagi, mencoba menerima nasibnya, meskipun menyangsikan makna kebaikan yg dimaksud oleh Freya, karena tidak ada kebaikan jika menyusahkan orang yg bersangkutan, lagipula mengapa hanya dirinya saja yg harus menderita karna mtk?

"Lagian kenapa lo ga ikut remed juga sih frey, biar gua ada temen nya"

"Ya gamau lah, bisa habis gua sama mami kalau ketahuan remed, lagian lu sebelum ulangan bukannya belajar dulu, malah langsung nonton film yg gua kasih"

Sekarang Naya benar-benar menyesali malam itu. Malam ketika dirinya termakan rayuan setan untuk memilih menonton film dari Freya dibandingkan belajar. Sehingga dia hanya memiliki kesempata belajar di pagi hari, itupun sangat singkat karena saat itu mtk adalah pelajaran pertama. Naya harusnya bisa lebih menahan diri, karena siapa yg tahu masa depan nya ditentukan oleh satu malam tersebut.

"Huft, semua ini salah gua sendiri"
Freya merasa tidak tega melihat Naya bersedih, dia ingin menghiburnya tapi tidak tahu harus melakukan apa.

"Udahlah nay, yg udah lewat gausah dipikirin, liat sisi positifnya aja, lo bisa makin deket sama dia"
Naya tadinya ingin menyetujui perkataan Freya kemudian dia teringat pada rencana freya sebelumnya tentang perintah untuk menjauhi Rafa, jadi sebenarnya apakah rencana tersebut tidak perlu dilanjutkan lagi?

"Kalau gua deket sama Rafa berarti rencana lo gagal dong"

"Rencana apa?"
Kali ini naya benar-benar ingin menyentil kepala Freya untuk menyadarkannya. Padahal dia sendiri yg sangat menggebu-gebu membuat rencana pencarian pacar untuknya, tapi dia juga yg melupakannya. Sejak awal seharusnya Naya tidak perlu membiarkan Freya merencanakan semuanya sehingga dia bisa terbebas dari rencana-rencana tidak masuk akal milik Freya.

"Oooh rencana itu, hmm rencana apa ya?"
Naya menepuk dahinya, tidak percaya bahwa Freya bisa menjadi sepikun ini.

"Itu loh rencana lo yg nyuruh gua buat ngejauhin rafa untuk nyari tahu rafa suka balik sama gua atau ga"
Freya terdiam masih me-loading informasi yg baru diterimanya.

Angel or DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang