Naya tidak menyangka bahwa setelah dia mengikrarkan diri untuk tidak pergi ke panti, nyatanya ia tetap kembali. Naya tadinya berpikir untuk menghilang selama-lama nya dan tidak akan pernah kembali ke panti. Namun nasi sudah menjadi bubur, misi gila ini sudah terlanjur dijalankan, dan ia mau tidak mau harus melakukannya hingga batas yang tidak ditentukan.
Seandainya dia tidak terlanjur memiliki rasa lebih dulu kepada Ravin, mungkin dia tidak akan merasa seenggan ini untuk datang. Tapi perasaannya sudah berubah, dan kenyataan bahwa Ravin ternyata belum move on dari mantannya membuat ekspektasi naya hilang seketika. Tadinya naya telah berencana untuk tetap mendekati Ravin dan berharap keajaiban dapat membuat cowo itu menyukainya. Namun harapannya dihempaskan setelah mengetahui bahwa saingannya adalah masa lalunya, yg well mantannya sangat jauh lebih menarik daripada Naya. Dengan berat hati, naya sekali lagi meratapi nasib buruknya di dunia percintaan. Entah bertepuk sebelah tangan, atau tiba-tiba menghilang, intinya naya sudah kebal dengan kata patah hati."Nay pake ini"
Freya menyodorkan hand lotion kepada naya untuk dipakai."Buat apa frey?"
"Yaa... buat tangan lo biar ga kebakar matahari, nanti kita bakal panas-panas an nay"
"Hah emangnya kita mau ke mana, ke pantai?"
Tanya naya tidak memhamai tujuan dia memakai sunscreen lotion, karna dia memang tidak pernah memakainya."Gak, kitaa mau berkebun, gua lupa ngasih tau lu, jadi tadi papa gua bilang sekarang jadwalnya kita ama anak-anak taman baca juga. Terus kata pengurusnya nanti mereka mau bikin acara berkebun biar tanamannya bisa di taro di pinggir flyover"
Naya mengangguk paham atas perkataan Freya, ternyata cakupan tempat yg didonasikan oleh papa Freya cukup banyak ya. Naya mengagumi papa freya yg sangat sering berbagi, tidak heran Freya ikut menurunkan sifatnya yang sederhana.
"Nay gimana Nay, lu ada kemajuan ga ama Ravin atau Rafa?
Naya menghela nafas, meratapi kesengsaraan nya yg belum mendapat tanda-tanda akan memiliki pacar."Belum Frey, gada kemajuan apa-apa, gua curiga gua ditakdirkan untuk jomblo terus selamanya"
"Hush, ga gitu Nay, mungkin lu kurang berusaha aja, gini deh mending lu tentuin dulu target lu siapa, baru nanti lo mulai beraksi"
"Ga segampang itu freey"
Helaan nafas Naya semakin berat mendengar saran Freya yg menggampangkan segala sesuatunya. Mungkin ketika dia sudah lelah dengan semua ini, Naya hanya akan mengakui kekalahannya.Tepat saat Naya melihat ke luar, mobil mereka telah sampai di halaman panti. Naya turun sambil membawa barang-barang, disusul Freya. Mereka memasukkan stok bahan makanan ke dapur bersama anak-anak panti yg lain. Nabila membantunya membawa makanan beku untuk diletakkan di kulkas.
"Sini, sisanya aku aja yang bawa, kamu bantu Freya bawain buah"
"Siap teh Nay"
Nabila berlalu pergi meninggalkan Naya dengan tumpukan frozen food yg membuat tangannya cukup lelah sehingga tanpa sengaja ia menjatuhkan sebungkus nugget ke lantai."Yah, jatoh lagi"
Naya hendak mengambilnya dengan sebelah tangannya yg sengaja ia bebaskan, ketika seseorang sudah mengambilnya terlebih dahulu."Butuh bantuan?"
Mendengar suara seseorang yg dikenalnya membuat Naya terdiam ditempat. Disaat dia tidak ingin bertemu dengan Ravin, mengapa orang itu selalu muncul dihadapannya.
Tersadar akan kenyataan, Naya segera mengambil sebungkus nugget dari tangan Ravin dan pergi menuju dapur tanpa berkata apapun. Well bukankah seharusnya sejak awal dia bersikap seperti ini? Bersikap tidak peduli seperti yg selalu cowo itu lakukan kepadanya.
Naya membuka pintu freezer dan memasukkan semua frozen food. Dia tiba-tiba merasa sedikit bersalah mengabaikan Ravin. Mungkin sisi baik dari dalam dirinya tidak terima dia berbuat seperti itu, tapi naya mengingatkan diri nya kembali bahwa dulu dia pernah diperlakukan dengan cara yg sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel or Devil
Teen FictionKetika kesabaran nya yg terus teruji mendadak habis, membuat Nayara Syifabella tanpa sengaja mengatakan sesuatu yg menghancurkan ketenangan di masa remaja nya. Kejengahan nya terhadap geng bucin (budak micin) yg secara sengaja mengatainya 'Tidak ca...