Part 11 - Remedial

15 1 0
                                    

Naya terdiam beberapa saat dengan mulut sedikit membuka dan mata melebar. Tidak mungkin Ravin mengetahui tentang rencana nya kan? Naya berdehem berusaha kembali menjaga ekspresi wajahnya tetap normal. Berpura-pura saja Nay.

"E..enggak kok, gua ga suka sama lo, gua cuman...hmm mau ngasih lo roti aja"
Ucap Naya sedikit terbata dalam menjelaskan. Sial! kalau dia saja bicara tidak lancar bagaimana Ravin akan mempercayainya.

"Oh gitu"
Mendapat reaksi biasa seperti itu membuat naya merasa yakin bahwa Ravin mungkin telah mengiranya berbohong sehingga buru-buru dia melanjutkan perkataan nya.

"Sebenrnya, temen gua yg suka sama lo"
Ucap naya sedikit keras untuk menyembunyikan kegugupannya

"Maksudnya?"

"Iya, temen gua Freya, dia bilang suka sama lo dan dia minta tolong gua buat ngasih roti ke lo karna katanya itu makanan kesukaan lo"

Ravin mengangguk mengerti, saat bertemu dengan mereka di panti asuhan, Freya cenderung seperti perempuan lembut dan pemalu sementara Naya memang lebih berani, apalagi setelah mendapat pengalaman dimarahi oleh Naya. Ravin menduga Naya mungkin kesal karena dia yg selalu ditunjuk oleh freya untuk mengirimkan roti kepadanya namun, pemberiannya tersebut justru ditolak oleh Ravin.

Sementara Dalam hatinya Naya meminta maaf kepada Freya karena telah menumbalkan namanya untuk menutupi kecurigaan Ravin.

"Gua paham, tolong bilang ke teman lo bahwa gua ga bisa nerima perasaan dia"
Seperti baru saja tertolak tepat di mukanya, Naya tidak bisa mempercayai pendengarannya.

Harusnya dia sudah bisa menyiapkan diri untuk mendengar perkataan ini, karena sejak awal firasatnya sudah memberitahu bahwa cowok seperti Ravin tidak mungkin bisa dengan mudah menerima perasaan perempuan. Tapi, hatinya seperti masih berharap bahwa Ravin tidak akan benar-benar menolaknya seperti sekarang.

"Iyah, bakal gua sampein"
Jawab naya sedikit kaku, mengapa rasanya Naya merasa sedikit sakit hati meskipun dia sendiri belum menyukai Ravin ? Ah Entahlah.

"Yaudah... emm gua balik duluan ya"

"Iya"
Naya segera berbalik meninggalkan Ravin. Pikiran nya seperti belum bisa mencerna segala percakapan mereka sebelumnya. Dari mulai Ravin yg membantunya, menuduh naya menyukainya, hingga menolaknya.

Setelah mengetahui kenyataan bahwa Ravin tidak mungkin menyukainya, mungkinkah masih ada harapan bagi Naya untuk mendekatinya? Atau.... haruskah dia menyerah dan menggantungkan harapan kandidat pacar paling ganteng kepada Rafa seorang?

****

Naya menggambar dengan serius sebuah sel hewan yg setelah jadi justru terlihat seperti bakso dengan lubang ditengahnya. Huh mengapa gurunya bisa sangat rajin menggambar setiap organel sel dengan rapih? Sementara dia yg baru membuat satu buah sel saja sudah merasa sangat lelah. Baiklah setidaknya setelah ini dia mengetahui bahwa seni bukanlah bakatnya.

"Jadi... gimana lusa kemarin ?"
Freya yg baru tiba dari kamar mandi langsung menodongkannya pertanyaan yg sudah berhasil ditahannya selama dua jam mata pelajaran.

"Gak gimana-gimana"

"Ravin nerima roti lo ga"
Naya memang belum menceritakan semua kejadiannya, termasuk saat di taman belakang, selain karena seharian kemarin Freya tidak aktif dia sendiri juga masih ragu, perlukah Freya mengetahui tentang pembicaraan nya dengan Ravin?

Bagaimana reaksinya seandainya tahu bahwa dia telah memarahi Ravin? Meskipun telah berbaikan tapi tetap saja respon nya tidak akan sama. Apalagi dia telah menggunakan nama Freya untuk berbohong kepada Ravin. Mungkin pilihan terbaiknya sekarang adalah dengan merahasiakan semuanya.

Angel or DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang