Part 4

19 7 0
                                    

"Tidak apa-apa untuk memaafkan orang tapi tidak memberi izin orang tersebut untuk masuk kembali ke dalam hidupmu."

~•●•~

Typo bertebarann😁

Happy Reading...

Chika berlarian di koridor sekolah sambil menangis.

"Hikssss mamiii."

Hingga matanya melihat Eri sedang duduk sendiri di kelas, dengan buku ditangannya.
Ia segera melangkah lalu duduk di sebelah Eri.

Eri masih fokus dengan bukunya. Hingga tangisan Chika yang keras pun menyadarkannya. Ia mengernyit heran 'kacau amat nih anak'. Batinnya

"Hikss Gua boleh peluk lu ga Ri?"

Eri makin heran dan akhirnya mengangguk. Melihat respond Eri, Chika pun langsung memeluk Eri dengan erat. Tangisnya pun makin menjadi-jadi. Eri? Hanya bisa menepuk-nepuk pundak Chika. Ia tidak akan bertanya sampai Chika sendiri yang memberitahunya.

"Erlan Ri hiksss, Erlan. Dia selingkuh Ri hikss."

Adu Chika, lalu menyudahi pelukannya.

Eri masih tak paham.

"Dia hiks dia itu Ri HUWAAAA."

"Nangis atau cerita?" Tanya Eri, ia makin bingung melihatn Chika.

"Hiks cerita Ri." Jawab Chika sambil menghapus air matanya.

"Tadi kan gua ke UKS buat nemenin Erlan, kepalanya sakit. Trus gua berinisiatif buat ke kantin beliin dia makanan. Trus di jalan gua ga sengaja denger pembicaraan Acha ditelfon ntah dengan siapa. Panggil-panggil sayang gitu Ri. Dan diakhir dia nyebut nama Erlan Ri, Erlan. Gua syok dong, tapi gua tetep beliin Erlan makanan. Dan lu tau Ri? sesampai gua di UKS, gua denger suara ketawa-ketawa gitu, trus pas gua masuk ternyata Erlan ciuman dengan Acha Ri. Hancur hati gua Ri. Pupus Ri pupus udah hikssss. Ntah mereka sadar kehadiran gua atau ga, tapi gua tetep nyimpen makanan itu di depan pintu UKS. Gua ga kuat Ri hiksss ga kuat." Tangis Chika makin menjadi, Eri pun segera menarik Chika ke pelukannya.

"Sudah berapa lama hubungan kalian?" Tanya Eri sambil mengusap surai panjang Chika.

"Besok udah genap 2 tahun Ri."

Eri pun mengurai pelukannya.
"Tatap mata gua dan jawab pertanyaan gua."

Chika pun mengangguk. "Apa Ri?"

"Lu masih bisa nafas ga?." Tanya Eri dengan muka datarnya

"Ya masihlahh Ri."

"Seberapa besar harapan lu ke Erlan?"

"Harapan gua terlalu besar ke Erlan Ri, gu___"

"Cukup jawab sesuai pertanyaan gua."

Chika mengangguk.

"Lu pernah denger ucapan Ali Bin Abi Thalib ga?" Tanya Eri,

"Yang mana Ri?."

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia." Lalu Eri menoleh Ke Chika "Erlan manusia?"

"Astagfirullah Ri, Erlan manusia Ri." Jawab Chika sambil mengelus dadanya sabar.

"Coba lu pahami, perkataan Ali bin Abi Thalib."

Chika tanpak berfikir hingga akhirnya ia pun menangis "Jadi, gua salah ya Ri? Trus gua harus gimana Ri? Gua ga kuat, sakit Ri."

Eri menghela nafas lalu memegang kedua pundak Chika.

TIRED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang