"Hidupmu harus ada di antara harapan dan keyakinan."
~•●•~
Happy Reading...
"Bisa-bisanya kita yang udah kelas 12 masih disuruh-suruh ngurus acara kayak gini? Apa gunanya osis periode sekarang si?" Keluh Chika
"Kan ini acara kita. Ingat acara kita! Yakali osis yang ngurus." Jelas Rizal
"Hilih udah-udah, lagian acaranya udah selesai kan? Udah ga usah dipermasalahin." Ucap Elisa
"Eh ngemeng-ngemeng nanti bakal ada acara perpisahan buat kelas 12 ga?" Tanya Elma
"Ada." Jawab Eri
"Serius?"
"Hm."
"Trus siapa yang bakal ngurus persiapannya?"
"Osis dan kelas 12." Sahut Rizal
"Lah? Emang kita ngurus apaan?"
"Baju-bajunya jubaedah."
"Baju doang kan?" Tanya Chika
"Iya, selebihnya osis yang urus. Seperti tahun lalu lah. Tapi, ada yang beda dikit kok." Jelas Rizal
"Apanya?" Tanya Kenzi
"Rahasia. Nanti gua infoin setelah rapat. Lagian kan masih lama. Sekitar 4 bulanan lah." Jelas Rizal
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam Warahmatullah Wabarakatuh." Jawab mereka
"Hm, Risha, Rizal gua mau ngomong sama kalian." Tutur Nurjannah
"Di sini?" Tanya Rizal
"Ga, ini masalah osis."
Eri yang mendengar itu pun langsung berdiri dan melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, di ikuti oleh Rizal dan Nurjannah.
Mereka mengikuti Eri dari belakang.
"Assalamu'alaikum." Ucap Eri
"Wa'alaikumsalam Warahmatullah Wabarakatuh." Sahut penjaga perpus, ustadzah Sri Ayu Kurni.
Ia melangkah menuju meja paling pojok, lalu menarik salah satu kursi dan duduk. Rizal & Nurjannah melakukan hal yang sama.
"Jadi?" Ucap Eri
"Minggu depan ada pertandingan pencak silat dan sepak bola antarsekolah. Nanti pulang sekolah kumpul di ruang osis, rekap semua biaya dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan." Jelas Nurjanna selaku mantan bendahara Osim dulu.
Rizal dan Eri sama-sama kaget. Bisa-bisanya mereka yang sudah demisioner masih disuruh ngurus acara sekolah.
"Gua gamau." tolak Eri
"Gua juga." tolak Rizal
"Tapi......"
"Lo tau kita udah demisioner, lo bahkan tau jabatan kita udah digantikan oleh osim yang baru. Seharusnya yang bertugas dalam perlombaan nanti bukan kita lagi Jan, tapi mereka." Potong Rizal, ia sudah merasa lelah menghadapi osim periode sekarang. Mana angkatannya mau-mau aja diginiin.
"Gua tau, tapi____ Ri? Lu mau kemana?" Tanya Nurjanna saat melihat Eri bangkit dari duduknya.
"Ga usah nyuruh-nyuruh gua buat ngurusin ini itu! Semua udah ada petugasnya masing-masing. Kita hanya mantan, mantan ketua, mantan wakil dan mantan bendahara. Buat apa kita ikut campur tangan sama mereka? Biarin mereka bekerja dengan otak dan skill yang mereka punya. Kalau kita terus-terusan ikut campur, kapan mereka bisanya? Kalau mereka terus-terusan ngikutin kata senior, kapan mereka dapat hak buat berpendapat dan mengerjakan semuanya sendiri?" Jelas Eri
KAMU SEDANG MEMBACA
TIRED (END)
Teen FictionHati : "Aku g kuat" Otak : "Aku hampir pecah" Tubuh : "Aku lelah" Mulut : "DIAM KALIAN." Note : Up sesuai mood:)