Part 9

13 4 0
                                    

"Uang koin selalu bersuara, uang kertas selalu diam. demikian ketika nilai anda meningkat tetaplah diam dan rendah hati."

~•●~

Happy Reading...

"Ri, ntar malem jadi kegiatannya?" Tanya Rizal

"Hm."

"Berarti nanti bakal nginap di sekolah lagi dong?" Lanjut Rizal dengan mata berbinar.

"Iya Zal." Jawab Eri

"Anak-anak lain bakal ikut juga ga?"

"Yes."

"Yakin Ri?"

"Liat nanti!"

"Bisa gitu ya Ri? Jadi angkatan kita yang ikut bakal bantuin kan?"

"Hm."

"Ri? Ini jamkos lagi ya?"

"Hm"

"Lah serius Ri?" Celetuk Chika yang dibalas anggukan oleh Eri.

"Kok bisa?" Tanya Ogi

"Rapat."

"Apanya Ri? Pintunya? Hubung___"

"Guru."

"Maksudnya tuh a____"

"Guru lagi rapat Ogi Setiawan." Potong Chika

"Oh bilang dong."

"Eh Ri? Gua mau nanya deh." Ujar Elma

"Apa?"

"Kok bisa si lu suka matematika? Padahal rumusnya tuh rumit pake banget, mana sekarang udah ada variabelnya lagi, masuk cos, tan." Jelas Elma

"Suka aja."

"Iya Ri iya. Tapi kenapa?" Tanya Kenzi gregetan

"Ilmu yang pasti."

"Pasti apanya Ri? Nih ya kalau kita udah dapet hasilnya segitu, eh anak-anaknya harus dicari juga ribet banget." Jelas Reza

"Nah bener tuh. Rumusnya banyak banget gila." Celetuk Dewa

"Walaupun banyak rumus kalau hasilnya udah ditentuin maka hasilnya akan tetap seperti itu, meskipun ngegunain cara yang beda hasilnya akan tetap sama." Jelas Eri

"Berapa kata Chik?" Tanya Rizal

"Bentar gua itung dulu." Sahut Chika sambil sibuk menghitung kata yang Eri ucapkan.

"22 kata guys. Alhamdulilah ada kemajuan."

"Ck."

"Eh eh semalem gua ketemu suami gua." Ujar Elisa

"Suami?" Beo mereka yang disambut anggukan semangat oleh Elisa

"Iya, terus pas mau bobo dia nyium kening sama pipi gua aahh seneng banget gua. Trus dia narik gua ke pelukannya, terus kita tidur bareng. Shalat tahajjud bareng ahh indahnya. Trus paginya gua masak, eh dia datang meluk gua dari belakang dong huwaaa. Trus gua gatau lagi karna____"

"LU NGARANG MARKONAH." Sambung mereka

"Hehe sorry gua lagi ngehaluin nikah sama Jungkook." Ujar Elisa

"Beda agama o'on." Sambung Kenzi

Deg
Mendengar hal itu, Eri langsung memalingkan pandangannya. Ia merasa tertampar oleh perkataan Kenzi. Namun tidak ada yang menyadarinya.

"Yee bodoamat, yang penting gua bahagia. Daripada yang nyata, sukanya nyakitin kan bahlul." Sarkas Elisa tak mau kalah.

"Dikit-dikit K-pop, dikit-dikit oppa, dikit-dikit halu. Plastik gitu dihaluin. Mending ke korea aja sono, ga punya agama ya?" Ujar Akbar tanpa memikirkan bahwa perkataannya akan menimbulkan apa.

TIRED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang