Epilog

23 2 0
                                    

"Kau hanya berharap waktu kembali berputar. Bukan berharap jalan takdir yang berubah. Bukankah jika waktu kembali berputar, kamu hanyalah mengulangi sebuah takdir yang sama dan hanya memperlambat kepergian seseorang?"

Al-Hafidzh Rizal

~•●•~

Hari ini adalah hari kelulusan untuk kelas 12.
Sekolah mereka sudah dihiasi bahkan banyak dari mereka memakai gamis dan cowok memakai baju koko serta celana hitam polos yang diluarnya memakai toga.

Seragam toga dihari kelulusan adalah ide Eri semasa hidupnya dulu. Dan guru-guru pun mengikutinya, dengan alasan untuk mengenang ketom yang mereka banggakan pada masanya.

Di sisi kanan panggung, terdapat foto Eri yang dicetak lebar dan berupa spanduk. Di mana Eri memakai jas merah kebanggaannya dan senyum yang terpatri di wajahnya.

Dunia Chika dkk dan Rizal dkk terasa berubah semenjak kepergian ice girl itu.

Kini mereka menatap foto Eri.

"Hai es, udah bisa senyum ya sekarang?" Tanya Chika menahan sesak di dadanya.

"Sekarang kita lulus bareng-bareng beneran ya Ri. Bedanya aku sama yang lain ngerayain lulusnya di sekolah, kamu di akhirat." Ucap Kenzi

"Kita ngerayainnya beda alam ya." Rizal berusaha tetap tersenyum.

"Zal?" Panggil Reza sambil menepuk bahu Rizal

"It's oky." Balas Rizal

Ogi hanya diam dari tadi. Semenjak kematian Eri, ia belum mengucapkan sepatah katapun.

Acara berjalan dengan lancar dan terakhir Rizal naik ke panggung lalu duduk di depan piano.

"Rizal mau nyanyi?" Tanya Kenzi

"Kok dia ga ngasih tau kita?" Lanjut Elisa

"Ngangetin aja tuh anak." Ujar Dewa

"Bentar lagi ambyar dahni." Gumam Kenzo

Suara piano mulai terdengar

Biar lebih ngefeel putar lagu yang aku bilang ya.

Play Lagu
"Judika-Tak Bisa Bersama"

Lampu di aula pun dimatikan.

Suara Rizal mulai terdengar.

Oh begini rasanya
Kehilangan dirimu kekasih
Tak pernah ku bayangkan sakitnya akan seperti ini
Kau telah pergi dari hidupku

Rizal terus berusaha menahan sesak di

Oh mengapakah...
Kau tinggalkan aku seperti ini
Saat aku masih berharap
Cinta ini masih bertahan
Untuk kita

Oh mengapa kah...
Kau membawa semua kenangan indah
Bersama kita dulu
Kini berakhir untuk selamanya

Tes

Tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya. Chika dari tadi sudah mulai menangis bahkan sudah sesegukan di pelukan Elisa.

Oh, begini rasanya kehilangan dirimu, kekasih
Tak pernah ku bayangkan sakitnya akan seperti ini
Kau telah pergi dari sisiku
Hu-whoa....uh....

Kita tak mungkin lagi tuk bersama
(Kenyataan ini telah memisahkan kita)

Sahut yang lain

TIRED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang