Hari hujan

1.3K 100 6
                                    

Dedication :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dedication :

Untuk semua yang mencari tempat berlari dari larian dunia yang mengejar.

~

Hujan turun dengan deras hari ini. Dengan suaranya yang menggelegar, dia membasahi tanah. Bau tanah yang familiar membuat beberapa orang semakin menikmati harinya. Setelah musim semi tanpa hujan, kini hujan turun mendadak tanpa peringatan.

Pria itu berlari menuju sebuah halte bus di depan kafe. Sepatu olahraganya kini basah karena air hujan. Dengan nafas terengah-engah dia duduk di sana dan berteduh.

"Kehujanan?" Suara perempuan terdengar lembut di telinganya. Ditengoknya asal suara itu dan menemukan seorang gadis tengah membaca buku yang bersampul hitam polos, ditemani tas punggung serta payung di sampingnya.

"Hm... " Dehem pria itu kemudian merogoh tas punggungnya kemudian mengeluarkan benda pipih dari dalam sana. Kemudian mengenakan earphone dan bermain game.

Suara hujan mulai sedikit mereda , tak sekencang tadi. Gadis itu nampak menutup buku di tangannya dan memasukkannya ke dalam tas punggung itu. Mengambil sebuah snack dari sekian banyak makanan di dalam tas punggung itu.

"Mau?" Tawarnya sembari membuka bungkus Snack kentang itu dari bagian atasnya.

Drrshh

Tiada tanggapan dari pria itu. Kemudian dia memakan seorang diri snacknya.

"Hei... Kautahu?"

Tentu saja tak ada jawaban dari pria di sebelahnya. Tentu saja dia tidak menjawabnya, apa jawaban yang bisa diberi?

"Selama ini aku membenci hujan yang turun. Tapi, entah kenapa hari ini aku suka. " Ujar gadis itu. dengan suara pelan, tak terlalu ingin pria di sampingnya mendengar ucapannya.

"Ternyata, bukan hujan yang salah. Yang salah tempat dimana aku berada. " Pria itu masih sibuk memainkan game di handphone nya hingga tulisan WIN muncul pada layar benda pipih tersebut.

"Aku benci. Benci. Setiap hujan, telingaku seperti terhalang. Aku tidak bisa mendengar apapun dengan jelas. Ngga tenang. Mungkin mereka saling membunuh tanpa sepengetahuan ku. " Gadis itu mengunyah makanan di mulutnya sambil tersenyum.

"Kalau begitu... Mengapa tidak kau biarkan saja mereka saling bunuh?" Gadis itu sedikit terkejut mendengar suara pria itu. Padahal dia sudah berbicara sekecil mungkin. Telinganya tajam.

Dsrrrhs

'Oh my God! Suaranya seksi astaga.'

"Oi!"

"Hm?"

"Entah ya... Sebenarnya, aku yang salah. Haha." Gadis itu menyodorkan bungkus Snack itu kepada pria yang duduk di sampingnya dan ditolak.

Mungkin saja gadis itu memberi racun di dalamnya dan mengajaknya bunuh diri ganda. Gadis ini nampak memiliki amat banyak sekali masalah hidup.

Gadis itu menarik sudut bibirnya terpaksa karena ditolak pria itu mentah-mentah .

"Mengapa tidak kau perbaiki?" Balasnya dengan suara lemas nan lesu seolah energinya terkuras banyak untuk berbicara.

"Andai aku lebih berani. Aku takut keluar dari zona nyaman." Ucapnya tersenyum kecut.

"Menurutmu itu nyaman?" Tanya pria berdurasi dwi warna itu  menutup lurus ke depan. Apa-apaan percakapan ini?

"Begitu ya..."

Melihat sebuah taksi mendekat dari jauh, gadis itu berdiri kemudian melambaikan tangannya berniat memanggil taksi itu.

"Bye bye! Moga besok kita ketemu lagi!"

"Aneh... "

👍

👍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang