Kanker

398 63 1
                                    

"Oi, Kenma. Lo pacaran sama [Name]?" Tanya Kuroo menontoni Kenma yang sedang bermain game online. Keduanya sedang di rumah Kuroo mumpung akhir pekan. Sebentar lagi harusnya anak klub Voli sekolah mereka akan datang ke sini juga.

"Em... Nggak?" Ucap Kenma mengerutkan keningnya. Pertanyaan mendadak macam apa itu.

"Lah? Bukan? Kenapa? Tembaklah woy!" Kuroo asal memerintah temannya itu. Kenma mendelik tajam menatap Kuroo.

"Ha... Paling bagus tetep kayak gini... Mungkin?" Kenma melemaskan bahunya dan menekan dengan cepat tombol pedang pada layar handphone miliknya. Bisakah Kuroo diam? Dia tidak bisa fokus.

"Hah... Sayang banget... Kenapa gitu? [Name] ngga suka?" Kuroo menyempilkan nada mengejek pada kalimat akhirnya. Dia menekan pinggang samping Kenma dengan dua jarinya.

Kenma terjolak kaget, ditekan olehnya perut Kuroo sekuat tenaga dengan penuh rasa kekesalan . Kuroo meringis memegangi perutnya.

"Kalau aku ajak dia pacaran, dia pasti nolak. Takut aku sakit?"

Kenma menatap wajah Kuroo. Jelas sekali tertulis di wajahnya, "Kasihan anak orang, apa dia dibohongi? Jelas banget kalau bertepuk sebelah tangan. Pake alesan takut sakit lagi."

Lipat wajah Kuroo sekarang. Dia ingin sekali menggilasnya dengan truk bila terus terlihat.

"Kenma... Gapapa kok." Ujar Kuroo menepuk bahu Kenma merasa simpati.

"Serius. Ngga kayak yang lo pikirin." Dalih Kenma sedikit menekankan kalimatnya. Kuroo hanya mengangguk pelan menatapinya iba.

"Kuroo!"

"Ya, trus kenapa takut Lo sakit?" Nada meragukan terdengar jelas di ucapan Kuroo. Kenma menghela nafas panjang.

"Dia... Kanker otak." Suara Kenma sedikit tergetar. Kuroo membulatkan matanya sulit mempercayai hal itu. Sekali lagi, dia menepuk pundak Kenma.

"Permisi... Maaf mengganggu." Suara ramai mulai terdengar memasuki ruangan itu.

"Kenapa? Kok kayak suram?" Tanya Yaku ketika melihat dua orang yang duduk di atas sofa itu.

"Fukunaga membawa kepala Kenma." Taketora masuk dengan penuh semangat lalu berubah menjadi berjalan perlahan setelah melihat kesuraman di ruangan itu.

"Kenma-san, pinjam toilet ya." Lev langsung melesat menggunakan kaki panjangnya berlarian di dalam rumah milik orang lain.

~

"Kenma, [Name] ngga tertarik operasi?" Ujar Kuroo mengeluarkan unek-uneknya dari tadi.

"Ngga."

"Oh..."

"Dia sudah lelah. Kasihan." Lanjut Kenma menontoni Kuroo mencuci piring. Handphonenya habis baterai, dan dia malas menatapi teman-temannya di ruang tamu.

"Begitu ya... " Kuroo kebingungannya sekarang. Apakah dia harus menghibur Kenma atau membiarkannya? Tunggu, menghiburnya bagaimana?

"Tenang saja, bisa cari yang lain." Mana bisa dia berkata seperti itu.

"Ngga usah dipikirkan." Kenma seolah bisa membaca pikiran Kuroo.

"Kenma. Ayo main game. Kuroo-san juga." Ajak Taketora menghampiri keduanya.

"Malas." Tolak Kenma mengendurkan punggungnya. Percuma, dia masih saja ditarik oleh pria mohawk itu.

•••

'23 April 2021

Hai! Ini [Name]. Sebenarnya aku ngga nulis surat ini buat siapapun. Dan kalau kamu ketemu ini, selamat! Anda orang yang saya percaya untuk membaca ini. Semoga aja aku ngga kelupaan kalau ada surat ini di selipan buku. Jadi ada kemungkinan juga aku ngga sengaja ngasih surat ini ya? Yang pasti kamu temanku ya? Soalnya bisa dapet bukunya. Ngga nyangka bisa dapet teman dekat. Hehe, mungkin ini surat wasiat? Hahahaha... Pesan terakhir. Emm... Maybe I have no longer life. Ya emang ngga lama lagi sih.

Aku mengidap kanker otak. Kalau kata dokter, tumor ganas. Katanya, bila dirawat mungkin bisa tahan 2 tahun. Tapi, Hehe. I Decided to biarin aja. Mungkin aku harus menikmati hidup dan uang tabunganku. Let me fell happy again.

Kalau dirawat juga, sakitnya bakal lebih lama kan? Jadi, biarin aja. Lebih singkat lebih baik. Aku ngga terlalu yakin kalau bisa seneng-seneng dalam sisa waktu ini. Setidaknya aku mau senang sebulan sebelum aku mati? It just like... Mungkin kalau bisa aku pengen waktu satu bulan ngga di rumah. Semoga aja keterima pertukaran pelajar ke Jepang nya.

Kadang, kepalaku sakit ngga karuan. Benar-benar sakit. Mataku juga sering memudar. Tapi, harusnya ngga ada gejala dada sesak kan? Itulah gejala sakit hati. Dan selama ini aku ngalami gejala itu. I don't know. It's hurts sometimes.

Let me tell you some secret ^^. Aku ngga pernah ada teman sebelum kamu. Pernah sih, tapi ya... Waktu SD?  Waktu SMP dan SMA aku ngga pernah ada teman baik. Ada sih, sebulanan? Atau kamu juga pasti aku dapet waktu masih SMA. Karena mungkin aku ngga bakal lulus SMA.

Jadi, ngga ada yang aku takut tinggalin. I Hope you understand me.

I'm... Tired you know? But, thankyou for being my friend.

With love,
[Name]'

•••

Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang