Nasi goreng

302 57 7
                                    

Kenma menatap rintik gerimis hujan yang turun dari cakrawala. Matahari nampak sudah bersiap untuk menenggelamkan diri. Dia celingak-celinguk kurang lebih satu jam duduk disitu. Dia sudah melewatkan jadwal busnya sekali namun perempuan itu masih belum menampakkan dirinya.

"Kenma! Hey hey hey!" Kenma menoleh ke asal suara berisik itu. Dia sedikit terkejut melihat [Name] yang berjalan bersama Bokuto dan Akaashi. Ketika tiga orang itu mendekat, dia berdiri.

"Kenma, masih nunggu? Hehe..." [Name] cengengesan.

"Em..."

"Jadi bener ya, kata Kuroo? Emang pacaran kan, Akaashi." Ujar Bokuto menoleh menatap Akaashi dengan bangga.

"Oh... Iya." Balas adik kelasnya datar.

"AKAASHI. Kan kamu kemarin bilang cuma candaan Kuroo. Gak nyangka kek." Bokuto mengotot meminta reaksi lebih dari setter timnya.

"Ah... Gitu ya... Ngga duga." Bokuto mendelik lagi mendengar nada suara Akaashi.

"Bokuto-san, Akaashi-san, terimakasih. Saya naik bus ini." [Name] menundukkan kepalanya. Akaashi ikut mengangguk.

"Hati-hati di jalan." Pesan Akaashi mengingat [Name] yang sudah terjatuh dan menabrak entah berapa kali. Di tambah lagi gadis itu habis pingsan. Mencemaskan.

Kenma mengangguk pelan lalu ikut naik ke dalam bus. [Name] membalas lambaian tangan energik dari Bokuto dengan anggukan kepala dan senyuman.

"Kenapa?" Tanya Kenma. Matanya menyiratkan kecemasan yang besar. Bisa saja [Name] tadi kejang-kejang?

"Tadi, aku sempet pingsan waktu istirahat. Hehe... Trus, waktu bangun udah sore nih. Eh, jatuh berkali-kali. Ekhm... Ada nabrak pohon kecil juga." [Name] sedikit malu mengingat dirinya yang pingsan lalu menabrak pohon. Dia harus berterimakasih sebanyak mungkin pada Bokuto yang membantunya tadi.

"Matanya tambah parah?" Tanya Kenma sedari tadi menatapi [Name] yang sedikit menyipitkan matanya.

"Iya..." Jawabnya. Dia mengalihkan pandangannya menatap luar kaca bis. Meskipun dia tidak bisa melihat apapun kini. Kacamata yang bertengger pada batang hidungnya tak ada gunanya.

~

"Ceklek" pintu apartemen [Name] dibuka menggunakan sidik jarinya. Para kucingnya menggerubungi dua murid SMA itu.

"MRAAWR." Kucing oren itu meraung karena ekornya terinjak. Kakinya memukul kaki [Name] cukup keras. Segera [Name] mengangkat kakinya dan berjongkok.

"Aaaa... Maaf maaf. Sakit ya?" Ujar [Name] penuh penyesalan. Tangannya berusaha mengelus kucingnya namun Bom-bom pergi meninggalkan gadis itu. Entah apa yang dielus gadis itu tadi. Bagaimana mungkin dia mengelus bokongnya?

Kenma menarik pelan tangan [Name] lalu mendudukkan gadis pirang itu di meja makan. [Name] hanya menurut saja. Matanya sangat buram saat ini ditambah dengan kepalanya yang mulai sakit lagi.

Kenma menuangkan makanan untuk kelima kucing asuhan [Name]. Kemudian dia mengambil Appron di atas kursi dan memakainya. [Name] terus menyipitkan matanya mencoba melihat Kenma dengan jelas. Sialan, dia sangat ingin melihat adegan ini.

"Belum makan kan? Mau makan apa?"

"Terserah Kenma." Jawab [Name] merasa kecewa dengan matanya.

"Apa yang kamu coba lihat?" Kenma mendekat ke depan wajah [Name]. Kini [Name] bisa melihat wajah Kenma dengan jelas. Wajahnya terasa panas dengan sendirinya. Dia bisa merasakan kupu-kupu di perutnya.

"Ngga." [Name] mengalihkan pandangan matanya ke samping.
Merasa mendapat berkat dari Tuhan, dia mencoba merogoh tas ransel yang ada di atas meja makan. Kemudian di mengeluarkan Handphone miliknya dari sana dan membuka aplikasi kamera lewat sana.

'Jelas. Ya Tuhan. Ganteng banget!" Batinnya. Rasanya hatinya sedang ber jedag-jedug di sana.

Kenma berbalik menatapi tingkah [Name] sebentar lalu berpose peace.

"AAAAAAA!!!!!!" Pekik [Name] histeris sambil menekan-nekan tombol pada Handphone miliknya. Kenma berbalik lalu tersenyum bangga. 

Kenma mengambil 2 porsi nasi dari ricecooker. Dia lalu menambahkan satu sendok teh garam dan memecahkan dua butir telur di atasnya. Tak lupa dengan kecap dan saos tomat serta sedikit saus sambal. Catat, sedikit. Tetapi itu sesuai selera sih. Dia kemudian mengaduk semua bahan itu hingga tercampur rata.

Kenma mencairkan mentega di atas teflon kemudian memasukkan ayam dan wortel yang sudah dipotong kecil-kecil. Dia memasak ayam itu sebentar hingga dikiranya matang. Barulah masukkan nasi yang sudah dibumbui tadi.

Oseng terus hingga nasi menjadi kering dan telurnya matang. Setelah itu kalian bisa menambahkan rumput laut kering yang sudah di potong kecil-kecil. Sajikan di atas piring dan tada, nasi goreng siap dinikmati.

Kenma meletakkan dua piring itu di atas meja.

"Arigatou, Kenma." [Name] memotret masakan Kenma.

"Itadakimasu." Keduanya lalu memakan masakan Kenma.

"Enak." Ungkap gadis itu dengan perasaan gembira memakan nasi goreng itu. Iyalah, dibuat dengan penuh cinta.

~

"Yakin ngga apa-apa, kalo ngga ke rumah sakit?" Kenma memperhatikan [Name] yang tengah mencuci piring bekas mereka makan. Gadis itu tampak biasa saja mencuci piring seakan matanya biasa saja. Mungkin dia sudah sering nengalami hal ini?

"Ehem. Gapapa." [Name] nampak mengibas-ngibaskan tangannya guna mengeringkan tangannya.

"Pake tissue." Kenma memberikan dua helai tissue pada [Name]

"Thankyou."

"Kenma, udah malem loh. Bukannya ngusir. Ya tapi emang malem." Ujar [Name]. Sebenarnya Kenma mau nginep juga gapapa sih. Ekhem.

"Gapapa. Aku temani."

[Name] mendelik menatap Kenma tak percaya.

"Oh. Oke."

Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang