surat

431 82 0
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

"Kalau dia memang mau ngebunuh Kenma-san, harusnya dia bunuh kemarin." Akashi nenuangkan pendapatnya kepada kasus gadis mencurigakan ini.

"Iya! Iya! Kan sepi, gelap, hujan." Bokuto mengangguk dengan energik.

"Tapi, banyak kasus di amerika, waktu mereka mau ngelakuin kejahatan, trus ada yang nolongin dia, biasanya orang itu ngga dibunuh loh."  Kuroo tengah menahan tawa melihat ekspresi pucat pasi teman kecilnya.

Kenma kini duduk di lantai berempat dengan Akashi, Bokuto, dan Kuroo. Ekspresi nampak sangat tertekan.

"Jadi, kalau misalkan dia ngebom atau gimana gitu, gue terlibat dong."

Ketiganya terdiam.

"Udah, udah... Mana ada gituan. Balik, gih. Besok ada kamp pelatihan, bisa ketemu chibi-chan. Lo diskusikan aja. Bokuto udah berasap." Kuroo berusaha membujuk Kenma dengan Hinata. Tapi tunggu, mendiskusikan tentang hal ini dengan Hinata nampak akan sia-sia.

~

Kenma menutup pintu kamarnya. Menghela nafas, kemudian meletakkan tas ranselnya di dekat pintu dengan asal.

Ini gila. Bagaimana bisa dia asal berinteraksi dengan orang aneh yang bahkan tak ingin memberi tahu namanya. Lebih gilanya lagi dia baru curiga sekarang. Sudah cukup. Masih banyak game yang akan rilis tahun depan, dia masih ingin menyelesaikannya.

Pikirannya sengaja dikosongkan oleh Kenma sembari mengguyur tubuhnya dengan air yang cukup dingin. Daripada terus berpikiran yang tak baik mengenai orang lain. Tidak, gadis itu memang sangat mencurigakan, ditambah lagi dengan lancarnya dia berbicara pada orang yang baru sekali dilihat.

"Buku itu!" Serunya setelah keluar dari kamar mandinya. Dia harus mengeceknya.

Air menetes dari rambut panjangnya yang masih basah. Dia mencoba membolak-balik cover buku hitam di tangannya guna menemukan sesuatu mencurigakan.

"Ugh..." Eluhan keluar dari mulutnya. Memutuskan untuk berguling di lantai sembari melanjutkan membaca buku itu. Bila ada yang aneh pasti akan ketemu bila dibacanya satu persatu.

Chapter 23. Tunggu, chapter ini bukannya sudah dibacanya tadi? Iya, ini dua chapter sebelumnya.

"Ketemu." Gumamnya sedikit puas namun membuatnya tambah panik. Tapi, bila gadis itu memang penjahat, harusnya dia tidak memberi petunjuk bukan?

Isi chapter ini lanjutan dari chapter 24. Harusnya ini chapter 25. Bagaimana bila ini hanya salah ketik? Merasa kesal dia melempar buku itu pelan.


"

Beneran ketemu." Dia mengerjakan matanya sedikit terkejut. Ternyata ada halaman yang bolong tengahnya dan diisi sebuah amplop sedikit tebal. Ternyata yang tadi memang hanya salah ketik.

Dengan ragu namun pasti, dia mengambil amplop yang dilekatkan pada halaman tak bertuliskan apapun di belakang 10 lembar halaman bolong tadi. Dibukanya wax sealing bermotif bintang pada belakang amplop kecoklatan itu.

Memejamkan sebelah matanya lalu mengambil perlahan isinya. Surat. Kenma menoleh ke kanan dan kiri masing-masing 3 kali. Menelan ludah lalu membuka lipatan kertas itu.

Dia mengernyitkan dahinya. Dia tidak mengerti bahasa apa itu. Hanya ada beberapa kalimat yang ditulis dengan bahasa Inggris. Mungkin surat ini harusnya bukan untuknya. Seorang kenalannya atau mungkin keluarganya?

Bukannya dia kepo. Tapikan... Dia tidak sengaja membukanya. Dia menguncir rambut panjangnya kemudian tersenyum. Mungkin dia harus mengikuti niatnya untuk pergi besok hari.

Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang