"Kodzuken-san, banyak orang yang menduga-duga siapa penulis dari buku ini. Bisakah anda memberitahu kami?" Pembawa acara talk show itu mengungkapkan isi hati semua orang.
"Aku lupa namanya. Hahahaha." Jawab pria gondrong itu dengan lancar diakhiri dengan tawa yang cukup renyah hingga orang ikut tertawa.
"Hahaha... Bohong. Bagaimana bisa begitu. Banyak orang yang berkata bahwa buku ini hasil tulisan anda. Mengapa anda malu?"
"Bukan. Mengapa aku harus malu mengakui karya ini sebagai hasil tulisanku."
"Kalau begitu, siapakah orang ini bagi anda?"
"Kalau yang ini sedikit memalukan. Hahahaha... Privasi." Jawabnya membuat semua orang mendesah kecewa.
"Haaa... Ayolah, semua orang sangat penasaran kini."
"Bila aku katakan, kalian akan mengira aku membual."
"Meskipun Kodzuken-san berkata bahwa katak itu terbang, semua orang akan percaya. Inilah... Kedahsyatan pesona Kodsuken."
Pembawa acara itu merentangkan kedua tangannya menghadap langit. Pria itu bersemu malu dibuatnya. Rasanya geli."Ahahaha... Dia cinta pertamaku." Aku pria terkenal dan sukses itu. Dia kini sedang menghadiri siaran talk show yang ditayangkan oleh salah satu siaran TV Jepang yang menghibur setiap orang di hari Minggu.
Penjualan buku yang jilid satu yang baru saja dipublikasikan olehnya melonjak naik dengan cepat. Buku berjudul "Unknown" yang nama penulis diisi himpunan kosong, [].
"WUOH!! Lalu bagaimana anda mendapatkan buku ini? Ah, bila begitu anda berbohong berkata kalau anda lupa namanya. Apakah dia cinta anda semasa SD? Bila begitu gadis itu sungguh berbakat. Hei, penulis buku! Keluarlah!" Seisi studio lebih heboh lagi menanggapi siaran langsung itu.
"A... Dia sudah pergi ke kehidupan selanjutnya."
~
Kenma memainkan handphone di tangannya di dalam mobil yang berjalan sendiri dengan fungsi auto pilot. Suasana studio rekaman langsung canggung saat itu juga. Sang pembawa acara merasa amat bersalah karena mendengar hal itu. Ya, mungkin itu sedikit mengingatnya dengan kejadian 6 tahun lalu itu.
Ini sudah 6 tahun semenjak kepergian gadis itu. Buku karyanya sudah dipublikasikan dan amat laris terjual di berbagai kalangan. Mungkin beberapa orangtua harus memperhatikan anaknya agar tidak membaca buku itu. Bisa menambah beban pikiran ditambah lagi dengan orang yang imannya tidak kuat.
Bagaimana tidak? Tokoh utamanya membunuh banyak orang. Bahkan caranya dijelaskan oleh tulisan dengan mendetail.
Mengganti identitas seakan sangat mudah baginya. Kan berbahaya jika anak kecil mencoba menirunya.Mobil itu kemudian berhenti di tempat tujuannya. Dia kini berada di bandara.
Kendaraan yang dinaikinya kini melayang di angkasa di atas awan. Kenma menatapi langit dari luar jendela. Bukannya dia sudah harus menjadi lebih berani?
~
Hei, meskipun aku berharap senja berlangsung sedikit lama, namun waktu terbenamnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Setelah melihat sesuatu yang indah, akan muncul malam yang gelap. Tapi setelah berberapa jam, fajar akan datang.
Bukannya aku ingin menggantikan keindahan senja dengan keindahan fajar. Tetapi aku tak boleh terus tenggelam dalam malam hari setelah senja bukan? Setidaknya aku harus diterangi oleh cahaya di siang hari, siang hari yang meski tak seindah senja, tetapi hangat.
Cerita yang singkat pasti sangat menyedihkan. Tetapi aku berterimakasih diberikan kesempatan untuk merasakan kisah singkat itu.
Aku tidak pernah berharap mendapatkan akhir yang bahagia. Aku hanya ingin kisah kita tak pernah berakhir. Namun mau bagaimana, itu tak bisa ditawar.
Tetapi setidaknya kisah singkat kita ini akan terus ada dan tak akan terhapus. Mungkin di kehidupan selanjutnya kita bisa melihat senja bersama lagi. Di dunia yang tak sepedih dunia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo's Rain (Kozume Kenma x Reader)
Fanfiction"Karena kamu ngga kenal aku?" Ujar gadis itu memberi jawaban. Aneh. Itulah yang ada di benak lawan bicaranya kini. "Kozume." "Kozume kenma." Ujarnya lagi menatap lurus aliran air dari atap halte itu. "Hah?" "Aku... Masih ngga kenal kamu." *Inget ya...