01. PROLOG

19.3K 590 79
                                    

Hai! Mau tanya, dong. Dari mana kalian dapet cerita ini?

Pembaca baru coba komen disini !

Happy reading guys, enjoy !

•••

Hawa dingin di sore hari menerpa bumi London yang kini tengah dipijak oleh dua buah kaki mulus milik seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolahnya. Fyuhh... hembusan nafas itu keluar begitu saja tatkala sang empu tengah menautkan beberapa jarinya.

Adinda Cempaka Kalisya, kini ia sedang ada di balkon rumah ayahnya untuk menenangkan fikiran setelah dua hari yang lalu kehilangan sosok cinta pertamanya. Ayah, cinta pertama dalam hidupnya kini telah berpulang, meninggalkan dirinya sendirian.

Sebenarnya masih ada mamanya, namun beliau selalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Satu detik pun jarang sekali gadis itu melihat keberadaan mamanya lantaran sang mama yang jarang pulang ke rumah.

"Pa, Dinda mau pulang Indonesia."

"Dinda kangen rumah," keluhnya menatap sayu foto sang ayah yang tengah ia pangku.

Samar-samar terdengar suara langkah kaki seseorang, itu pasti mamanya. Beberapa jam yang lalu, Dinda memang sudah menelfon sang mama agar pulang lebih awal lantaran ia ingin dipulangkan ke Indonesia.

Mendengar pintu kamarnya diketuk, Dinda pun segera bangkit dari duduknya kemudian membukakan pintu untuk sang mama.

"Kamu beneran mau pulang?" Tanya mamanya risau. Kalian tahu, 'kan? sesibuk apapun seorang ibu, pasti masih ada setidaknya secuil rasa perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Begitu pula dengan Ghea, wanita tersebut juga sangat menyayangi putri semata wayangnya. Hanya saja bisnisnya terlalu padat hingga membuat ia jarang sekali bertatap muka seperti ini.

"Dinda kangen rumah," tukasnya menatap dalam manik sang mama.

"Tapi kamu sendirian, Sayang." Semua ibu di dunia ini pasti akan selalu menghawatirkan anaknya, terutama perempuan.

"Terus kenapa?"

"Kalau ada apa-apa sama kamu, Mama nggak akan bisa hidup."

Dinda membuang matanya malas, "Kan ada Tante Helna." Helna, adalah ibu dari Samudra yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri.

Ghea membuang nafas kasar, "iya."

"Terima kasih, Mama!" Sederhana namun begitu berharga, inilah yang sedari dulu ia harapkan. Setelah dua tahun lamanya ia menetap di negara orang tersebut, akhirnya ia bisa kembali lagi memijakkan kakinya di atas tanah negaranya tercinta.

"Tapi kamu harus janji sama Mama, kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungi nomor Mama. Kalau seumpama uang jajan kamu habis, akan Mama transfer dari sini."

"Dinda janji, Dinda akan jaga diri baik-baik. Kan disana juga ada bang Samudra yang akan jagain Dinda," ucapnya tersenyum gila saat mengatakan kalimat terakhir.

Mamanya justru nampak terkejut. bagaimana tidak? Setelah dua tahun menetap disana, anak gadisnya ini masih menyimpan rasa kepada Samudra? Awesome!

Ghea hanya bisa geleng-geleng melihat anak gadisnya yang masih kekanakan. Ia hanya bisa berdo'a agar Tuhan melindungi Dinda dimana pun gadis itu berada.

"Mama beli tiket dulu, ya?" Ucapnya sebelum benar-benar keluar dari kamar Dinda menuju kamarnya untuk memesan tiket melalui ponsel.

"Iya, mama!" Sahut Dinda dengan gembira.

___

Assalamualaikum semua, ketemu lagi di cerita kedua saya hihi.

Sebagian alur diubah menjadi lebih berisi, supaya Ndak terlalu flat kisahnya.

Aku gak tau kalian suka sama cerita yang satu ini atau enggak, jadi enggak maksa buat terus bertahan hehe.

Stay healthy kalian semua!

KUTUB UTARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang