28. Ke Gep!

4.4K 184 4
                                    

-Vote dulu sebelum membaca!
-Jangan lupa tinggalkan jejak kalian✨
-Happy Reading ❤️

•••

Hari ini Farah memiliki jadwal check up ke dokter spesialis penyakitnya. Berhubung Azizah tidak mau ikut dan memang tidak dianjurkan untuk mengajak anak kecil ke rumah sakit, Dinda pun turut berdiam diri di rumah, membiarkan suaminya mengantarkan perempuan itu bersama kedua orang tuanya.

Dinda bersyukur, karena setelah ini Farah akan dijemput oleh paman dan bibinya.

Setelah acara cuek-cuek an antara Dinda dan Samudra beberapa waktu lalu, mereka berdua setuju untuk mencari jalan keluar bersama. Dan pada akhirnya Samudra memutuskan untuk menghubungi salah satu kerabat atau saudara Farah yang kontaknya masih ia simpan.

Minggu demi Minggu berlalu, Berdiam di rumah membuat Dinda dan Azizah bosan. Mereka berdua memutuskan untuk menonton film kartun kesukaan mereka sambil memakan camilan buatan Dinda.

Disaat tengah fokus pada Patrick dan Spongebob yang sedang menangkap ubur-ubur, Azizah tiba-tiba mengagetkan Dinda.

Gadis kecil tersebut membuka kaos yang dipakai olehnya. "Kenapa, Sayang?" Tanya Dinda lembut seraya mengelus pucuk kepala putrinya.

Sedangkan Azizah hanya menyengir dengan sebelah tangannya yang mentoel-toel perut Dinda.

"Nda... Dedenya kapan kelual? Dedenya laki-laki atau pelempuan, Nda?" Tanya gadis kecil itu.

Dinda tersenyum. "Masih lama, Sayang. Mama juga belum tau dedenya laki-laki atau perempuan. Izah sabar, ya?"

"Um! Okay, Nda cantik!" Seru anak itu sambil menganggukkan kepalanya paham.

"Okey, Nak. Kita masak-masak lagi, yuk! Camilannya udah habis, nih."

"Ayok, Nda!" Cecar Azizah bersemangat.

___

"Nda... Papa mana?" Tak henti-hentinya gadis kecil itu bertanya. Bahkan ketika ia sudah dalam keadaan mengantuk, namun tetap berusaha keras untuk tidak tertidur.

Dinda yang terkejut dengan sebuah rasa asing menyundul dari dalam perutnya, membuat dirinya tidak mendengarkan perkataan Azizah.

Usia kandungannya baru empat bulan, dan perutnya pun tidak sebesar itu, namun kenapa sudah ada yang menendang? Apakah itu wajar? Dinda tidak mengerti karena ia belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya.

"Nda!"

Dinda terkejut, kala Azizah berteriak kearahnya. Ia pun mengangkat tubuh putrinya itu untuk duduk di sampingnya.

"Kenapa, sayang?" Tanyanya lembut.

"Papa dimana?" Tanya gadis kecil itu, lagi.

Dinda nampak berpikir sejenak, yang kemudian disusul oleh ketukan pintu kamar mereka.

Dinda dan Azizah pun menghentikan sejenak pembicaraan mereka guna memastikan siapa yang datang. Ternyata itu Samudra, Pria dengan wajah letih yang memasuki kamar Azizah dengan senyum yang berusaha ia suguhkan.

"Papa!" Cecar Azizah. Gadis itu melompat dari kasur dan langsung menghambur ke pelukan sang ayah.

"Ouhhh, Anak Papa."

"Kenapa lama banget, Bang?" Tanya Dinda.

Samudra berjalan kearah Dinda sembari menggendong Azizah. Ia duduk di atas kasur bergabung dengan sang istri.

"Aku, 'kan habis nganter Farah ke rumah Paman," ujar pria itu.

Dinda mengernyit. "Bukannya Paman yang mau jemput?" Tanyanya digelengi Samudra.

KUTUB UTARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang