Hai semuanya, makasih buat kalian yang udah mau baca cerita kedua aku.
Terima kasih banyak. Aku akan berusaha sebaik mungkin dan nggak akan ngecewain kalian hehe.
Happy reading ❤️
•••
Mata Dinda berkedut kesal menatap dua orang pria dan wanita yang tengah tertawa gurau di samping rumahnya. Dinda yang kebetulan sedang membuang sampah, tidak sengaja mendapati pemandangan menyebalkan itu.
Memang benar bahwa Dinda memutuskan untuk move on dari Samudra, namun tetap saja rasanya menyakitkan.
Tak ingin larut dalam pikirannya, ia pun kembali memasuki rumah. Hari ini ia akan ke supermarket untuk membeli bahan-bahan dapur yang mulai habis.
Dinda menolak tawaran mamanya untuk pergi bersama, dan lebih memilih sendirian. Karena jujur, sejak mamanya itu memperkenalkan calon suaminya lewat panggilan video, Dinda makin merasa tidak nyaman berada didekat mamanya.
Keluar dari area rumah dengan membawa motor maticnya, Dinda melewati rumah Samudra yang kebetulan pagarnya terbuka lebar. Sehingga tanpa sengaja pandangan Samudra teralihkan dari mitra kerjanya dan menatap wajah jelek Dinda. Iya jelek, Samudra menganggapnya jelek karena gadis itu selalu murung dan memperlihatkan wajah judesnya.
"Baik, kalau begitu saya pamit. Terima kasih atas kerja samanya," ucap seorang wanita yang akan menjadi mitra bisnisnya. Samudra tersenyum tipis seraya mempersilahkan client nya untuk pergi.
__
Di sisi lain kini Dinda sudah sampai di supermarket. Setelah memarkirkan motornya, Dinda langsung masuk kedalam sambil melihat-lihat sekitar.
Kedua kaki Dinda langsung menuju troli belanja dan mulai memilah-milah sayuran yang akan ia beli. Tanpa ada yang spesial, Dinda berhasil menyelesaikan acara berbelanjanya kurang lebih lima belas menit.
Matanya berbinar disaat melihat-lihat camilan di rak khusus makanan ringan. Tanpa pikir panjang, Dinda pun kembali singgah untuk membeli beberapa camilan favoritnya.
Tak hanya itu, matanya tanpa sengaja terfokuskan pada sebuah mie Samyang pedas yang mampu membuat Dinda menelan ludah. Tangan lentik itu mengambil sebungkus mie dengan sosis single yang juga dijual disana. Oh, tak lupa dengan keju. Dinda juga membeli keju mozzarella lembaran kemasan praktis.
Merasa semua kebutuhannya sudah terbeli, ia mendorong keranjang menuju kasir. Antriannya cukup panjang hingga membuatnya tak sengaja melihat sosok yang ia kenal. Lagi-lagi Dinda mengumpat, kenapa setelah dia memutuskan untuk move on, selalu saja ada alasan untuk mereka bertemu.
Dinda membuang pandangannya jengah, disaat sosok tersebut mengantri dibelakangnya. Namun yang membuat Dinda tak tahan untuk menoleh adalah sosok anak kecil yang ada di gendongan pria tersebut.
Dinda sangat menyukai anak-anak, jadi mau tidak mau ia harus menyapa orang tersebut. Dinda berbalik, memperhatikan anak kecil yang sedang mengunyah camilan bayi yang juga menatapnya.
Gadis itu tersenyum, menatap bibir cemong anak perempuan itu. Ia pun mengulurkan tangannya guna mengusap noda di sekitar mulut mungil tersebut.
"Azizah beli apa?" Sejenak Dinda menatap keranjang yang dibawa sosok yang bersama Azizah, kemudian kembali tersenyum pada anak kecil itu. "beli makanan, ya? Banyak banget," lanjutnya menoel Gemas pipi Azizah.
Yah, Azizah yang dimaksud Dinda adalah anak dari Samudra, laki-laki yang selama ini ia idamkan. Dinda sama sekali tidak menatap Samudra karena memang ia memutuskan untuk tidak memiliki urusan apapun dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB UTARA [On Going]
RomanceSuka sama tetangga sendiri? Kenapa tidak? Inilah Adinda Cempaka Kalisya. Gadis 21 tahun yang sejak lulus SMA tidak ingin kuliah, melainkan ingin menjadi pendamping bagi sosok Samudra Adiwijaya, duda anak satu yang ditinggalkan istrinya. Ada kalanya...