Part 1

32 1 0
                                    

Cuaca hari yang nampak cerah memperlihat seorang perempuan yang tengah berjalan sendirian sepulang dari sekolahnya. Perempuan berseragam putih biru itu bernama Rania Syafiqah, gadis cantik berbalut khimar berwarna putih itu sedang asyik menikmati langkah kaki dirinya. Tapi pada saat ia ingin berbelok, langkahnya terhenti ketika ia berhadapan dengan dua orang laki-laki yang tak lain adalah seorang preman. Rania yang melihat itu langsung tampak seperti orang ketakutan lantaran di tempat ini sedang sepi.

" Hei cantik, mau kemana? " ucap preman berambut lurus itu.

" Kalian mau apa? Rania gak ada uang. " jawab Rania dengan bibir gemetar.

" Tenang aja, abang gak ngapa-ngapain adek. " ucap preman berambut ikal itu.

Preman itu terus mendekat ke arahnya, Rania yang sudah ketakutan itu mulai panik dan membuat dirinya melangkah mundur.

" Tolong, jangan ganggu saya. Saya gak punya uang, om. " ucap Rania, air matanya mengalir ketakutan saat melihat preman itu semakin mendekat ke arahnya.

" Eneng kenapa nangis? Gak akan kita apa-apain kok. " ucap salah satu preman dengan rambut ikal.

Pada saat dua preman itu ingin menarik tas milik Rania, tiba-tiba ada suara orang berteriak dari kejauhan. Sontak Rania dan dua preman itu terkejut dan melihat ke arah sumber suara itu.

" Jangan ganggu dia, kalau berani sama gue aja! " ucap salah seorang laki-laki itu dengan suara yang amat keras.

" Oh... Rupanya ada pahlawan, berani sekali lo ganggu kita. " ucap preman berambut ikal itu.

Tanpa aba-aba dua preman itu menghajar seorang laki-laki itu, membuat Rania sedikit menjauh dari ketiga orang itu yang sedang berkelahi. Namun perkelahian itu dimenangkan oleh laki-laki yang menolong Rania, sedangkan dua preman itu lari terbirit-birit.

" Kakak gak apa-apa? " tanya Rania khawatir. Ia melihat beberapa luka di bagian wajah laki-laki itu. Laki-laki itu yang diketahui bernama Emran hanya menggelengkan kepala.

" Kalau gitu kakak aku obati aja ya lukanya? Kebetulan rumahku gak jauh dari sini. " ucap Rania.

" Gak usah. " jawaban singkat, padat, dan jelas dari Emran.

Sebelum laki-laki itu pergi meninggalkan Rania, ia pun menoleh sebentar ke arah perempuan berseragam putih biru itu.

" Lain kali hati-hati. " ucap Emran dengan cuek.

Rania yang mendengar ucapan dari laki-laki itu hanya mengucapkan terimakasih.

 💎💎💎💎💎

Malamnya Rania teringat pahlawannya itu, entah kenapa Rania khawatir dengan pria itu.

" Kira-kira laki-laki tadi sore gimana ya keadaannya? " ucap Rania sambil memainkan pulpen berwarna pink.

Saat sedang melamunkan laki-laki itu, umminya masuk dan membuat dirinya terkejut bukan main.

" Eh kok malah terkejut sih. Hayo lagi lamunin apa tuh? " goda Sarah.

" Itu ummi, Rania kepikiran sama laki-laki yang tadi siang nolongin aku. " jawab Rania, yang membuat sang ibunya menampakkan wajah bingung.

" Nolongin kamu? Emangnya kamu kenapa? " tanya Sarah penasaran.

" Jadi tadi siang itu Rania....(blablablablablabla) " Rania mulai menceritakan kejadian tadi siang tepat pada saat dirinya pulang sekolah.

" Ya Allah, Rania. Lain kali kamu hati-hati ya nak, jangan jalan sedirian kalau perlu kamu pulang bareng dengan Salma. " ucap Sarah cemas.

" Iya ummi, Rania minta maaf. " jawab Rania.

" Lalu bagaimana dengan laki-laki itu? Dan siapa namanya? " tanya Sarah lagi.

" Waktu Rania tanyain sih dia cuman geleng-geleng kepala. Ternyata laki-laki itu bernama Emran, mi. Sepertinya dia anak SMA, tapi gak tau kelas berapa dan tinggal dimana, soalnya orangnya dingin kek kulkas 10 pintu. " jawab Rania, yang membuat sang ummi menggeleng-gelengkan kepala.

" Ish kamu, dek. Lain kali gak boleh ngatain orang seperti itu, gak baik tau. " ucap Sarah.

" Iya ummi kesayangan aku, Rania minta maaf lagi. Hehehehe. " jawab Rania.

" Ya udah intinya, kamu gak boleh ngelamunin dia apalagi Emran itu bukan mahrammu. Terus jaga pandangan ya sayang, ummi gak mau kamu sampai melanggar perintah-Nya. " ucap Sarah sambil mengelus rambut sang anak, lalu meninggalkan Rania sendirian di dalam kamarnya.Setelah mendengarkan ucapan sang ummi tercintanya, ia pun tak ingin memikirkan laki-laki itu dan memilih melanjutkan belajarnya.






Note :

Dalam Qur'an surah An-Nur ayat 31, yang artinya :

" Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. "

Love in PrayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang