Xavier POV
Notif di smartphone miliknya berbunyi, Xavier segera membuka pesan tersebut dari seseorang yang ia anggap tangan kanannya. Setelah membaca isi pesan itu, ia segera berpamitan kepada teman-temannya.
" Weh gue pamit duluan ya. " ucap Xavier beranjak dari sofa yang ia duduki.
" Kok buru-buru amat. " ujar Farras.
" Iya gue ada urusan mendadak. " jawab Xavier singkat.
" Jangan bilang lo mau ketemuan sama itu cewek. " tebak Gavin dengan mata yang menyipit ke arahnya.
Mendengar ucapan itu, Xavier pergi meninggalkan teman-temannya tanpa menoleh ke arah belakang. Di depan halaman rumah Emran, ia langsung mengendarai mobil hitam yang terparkir di sana. Ia bergegas menyusuri jalanan sampai ke tempat tujuan. Kalauu Xavier pikir-pikir lagi, memang benar apa yang ditebak oleh Gavin. Tapi tetap saja ia tidak mau mengakuinya di depan teman-temannya itu.
Satu setengah jam sudah berlalu, kini ia sudah berada di daerah sekitar Rania kost. Ia memarkirkan mobil miliknya dan duduk di taman sambil memperhatikan jalanan kecil itu. Karena ia sudah mulai bosan menunggu, ia beranjak dari taman ke indoseptember yang letaknya tidak jauh. Setelah Xavier masuk ke dalam swalayan itu, semua kaum hawa memperhatikan dirinya. Xavier pun tersadar, jika ia dari tadi hanya menggunakan celana pendek olahraga dan baju hitam dengan rambut yang membuat para perempuan terpesona.
" Baru liat kek gini aja terpesona." gumam Xavier.
Xavier mencari minuman yang ia inginkan tanpa mempedulikan sekitarnya. Setelah mendapatkan apa yang ia dapat, ia pun menuju ke meja kasir. Di sana mba kasir itu terpaku saat melayani Xavier. Tapi tetap saja Xavier tidak tertarik dengan perempuan yang ada dihadapannya itu.
" Jangan liatin gue terus, ini belanjaan gue gimana? " tanya Xavier ketus.
" Ah i-iya... Maaf kak. " ucap mba kasir itu.
Xavier mengeluarkan uang pas dan memberikannya kepada mba itu, tapi sebelum ia pergi dari swalayan itu ia berbicara pelan kepada mba kasir itu agar tidak terus-terusan melihat dirinya.
" Gue udah punya istri. " ucap Xavier singkat, padat, jelas.
Dan langsung saja, seketika ekspresi mba kasir itu kaget sekaligus malu. Melihat ekspresi tersebut ia pun langsung pergi dari tempat itu.
Di jalan menuju taman ia meminum minuman yang ia beli tadi. Dari jarak yang tidak jauh, ia melihat ada seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Rania tengah duduk di bangku taman itu. Tapi setelah Xavier selidiki, sepertinya dari arah samping wajahnya tidaklah asing. Seperti pernah melihat tapi lupa dimana. Pada saat sudah dekat dengan taman, laki-laki SMK itu berdiri dan menghadap ke arahnya.
" Akhirnya ketemu juga. " ucap orang yang ada di depannya yang ternyata satu sekolah dengan Rania.
" Lo siapa ya? " tanya Xavier cuek.
" Gue Dafhin sahabatnya Rania. Sebelumnya kita pernah ketemu di daerah kost Rania. " jawab laki-laki SMK itu.
" Oh jadi yang namanya Dafhin itu lo, kasihan banget ya si Rania selalu dibully oleh fans nya lo. " ucap Xavier sambil menampilkan smirknya.
" Maksud lo? " tanya Dafhin penasaran.
" Jadi gini ya, Rania itu selalu dibully oleh para penggemarmu itu. Makanya Rania gak berani dekat-dekat sama lo lagi. " jelas Xavier.
" Apa dibully?! benar-benar ya mereka! " ucap Dafhin dengan kesal.
" Kenapa? kaget ya? atau Rania gak ngasih tau lo? " pancing Xavier. Tapi laki-laki dihadapannya itu tidak menjawabnya dan malah menunjukkan wajah marah dan kesalnya itu.
" Ups... Tebakkan gue keknya benar ya. Cuman mau ngasih tahu aja nih, lebih baik lo itu menjauh dari Rania. Karena apa? Karena Rania akan tersiksa jika berdekatan dengan lo dan lo gak pantas buat dia. " ucap Xavier panjang lebar.
" Seharusnya lo yang menjauh darinya, bukan gue! " ucap Dafhin marah.
" Oh ya? ok, kita lihat aja nanti. Siapa yang akan dipilih sama Rania. " ujar Xavier penuh kemenangan. Dan setelah dirinya mengucapkan kalimat itu, laki-laki SMK yang diketahui bernama Dafhin itu pergi meninggalkannya dengan amarah yang masih memuncak. Sedangkan Xavier, ia malah santai dan masih menunggu gadis yang ia sukai itu.
Happy Reading!
Maaf ya readers, ana baru update sekarang^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Prayer
Jugendliteratur"Aku akan memohon kepada Allah untuk berjumpa denganmu dua kali, sekali di dunia ini dan sekali lagi di surga." Raina, perempuan shalihah yang mencintai seseorang dalam doa. Ia sama sekali tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Emran dan dia...