Jam telah menunjukkan pukul 10.15 WIB, kajian islami pada hari Sabtu telah selesai. Semua berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Banyak jamaah yang antusias mengikuti kajian hari ini. Angin sepoi-sepoi di bawah pohon rindang membuat hawa ngantuk datang. Kini Rania terpisah dengan mama Rina, karena mama Rina tiba-tiba dijemput oleh suaminya yang ternyata ada urusan penting. Sedangkan Putra pulang duluan, jadi Rania pulang berdua dengan Daffin.
" Rania. " panggil Daffin.
" Iya. " jawabnya.
" Aku mau nanya tapi takut kamu marah. " ucapnya lagi.
" In syaa Allah gak marah, memangnya mau nanya apa? " tanya Rania sopan.
" Dulu kamu pernah pacaran gak? atau sebatas TTM (Teman Tapi Mesra) gitu pernah gak? " tanya Daffin pernasaran.
" Aku dilarang untuk berpacaran, dan kamu pasti tahu alasannya. Untuk TTM-an aku alhamdulillah tidak pernah. Karena sejauh ini aku hanya menganggap laki-laki yang bukan mahramku itu sebagai teman dan itu tidak lebih. " penjelasan Rania membuatnya senang, ia lalu bertanya kembali.
" Berarti suamimu kelak bakalan kamu anggap teman gitu? " tanya Daffin.
" Iya, tapi teman hidup dunia dan akhirat. Sudahlah jangan bahas ini, aku ingin membahagiakan kedua orangtuaku dulu. " ucap Rania.
Berjalan berdua dengan yang bukan mahramnya adalah hal yang ia harus hindari, ia tak mau orang-orang beranggapan tidak baik dengannya apalagi menjadi sumber fitnah. Maka dari itu ia melangkahkan kakinya dengan cepat. Saat melewati blok E ia berpapasan dengan pangeran penolongnya. Senang yang ia rasakan saat dipertemukan kembali, tapi rasa senangnya itu harus ia tutupi agar laki-laki itu dan Daffin tak mengetahui. Karena pandangan mereka saling bertemu kembali, Rania akhirnya menyapa Emran terlebih dahulu.
" Assalamu'alaikum Kak Emran. " salamnya.
" Wa'alaikumsalam. Habis darimana? " tanya Emran.
" Aku sama temanku ini habis dari masjid Al-Hidayah. " jawab Rania.
" Oh gitu. " ucap Emran singkat.
Setelah saling sapa, Rania dan Daffin kembali melanjutkan kembali. Dan perpisahan itu kembali terjadi, Daffin berpamitan kepada Rania sebelum memasuki area blok D.
" Sampai jumpa lagi Rania. Assalamu'alaikum... " pamitnya.
" Wa'alaikumussalam. " jawab Rania.
.
.
.
💎Emran💎
Pagi menjelang siang, ia iseng berjalan-jalan keluar rumah. Blok demi blok ia telusuri, tujuan Emran jalan-jalan di jam 11.00 WIB itu untuk mencari keberadaan rumah Rania. Tapi sampai saaat ini, Emran belum menemukan rumah dan wajah si gadis SMP itu, dan pada saat ia keluar dari blok E ia melihat Rania dengan seorang laki-laki. Mata tajamnya terus memperhatikan laki-laki yang bersama perempuan itu.
" Assalamu'alaikum Kak Emran. " salamnya.
Sorot matanya itu kembali kesemula pada saat gadis SMP itu mengucapkan salam kepada dirinya.
" Wa'alaikumsalam. Habis darimana? " tanya Emran.
" Aku sama temanku ini habis dari masjid Al-Hidayah. " jawab Rania.
" Oh ternyata teman, baguslah. Tapi gue harus mengawasi laki-laki itu. Berani sekali mendekati milikku. " batin Emran .
" Oh gitu. " ucap Emran singkat.
Pemandangan yang menyebalkan itu membuat dirinya bertanya-tanya. Tentang teman laki-laki perempuan itu yang belum ia ketahui namanya. Tapi Emran sangat yakin jika suatu saat nanti ia bisa bertemu dengan anak laki-laki itu.
Note :
" Allah tak melarangmu untuk cemburu, tapi jika kamu cemburu kepada yang bukan mahramnya itu yang salah. "
*Mohon maaf ya readers, ana baru upload lagi. Karena sedang fokus di kelas 12 yang sedang ada project worknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Prayer
Teen Fiction"Aku akan memohon kepada Allah untuk berjumpa denganmu dua kali, sekali di dunia ini dan sekali lagi di surga." Raina, perempuan shalihah yang mencintai seseorang dalam doa. Ia sama sekali tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Emran dan dia...