Part 11

7 2 5
                                    

Tak terasa Rania dan Dafffin sudah duduk di kelas X Tel 9, di sekolah yang sama yaitu SMK Telekomunikasi. Mereka memilih jurusan yang sama dan alhamdulillah mereka satu kelas. Di pagi hari yang cerah ini, semua siswa-siswi SMK Telekomunikasi melakukan pembiasaan yaitu dengan membaca asmaul husna dan membaca Al-Quran juga. Para rohis masuk ke semua kelas hanya untuk memastikan bahwa murid kelas 10 sampai kelas 12 mengikuti pembiasaan itu kecuali yang non muslim.

Semua berjalan dengan khidmat, tepat di angka tujuh. Pembiasaan pada pagi hari ini telah usai dan memasuki pelajaran pertama. Kelas X Tel 9 itu mata pelajaran pertamanya adalah matematika gurunya bernama Pak Dani. Pak Dani itu orangnya baik dan juga cara ia menjelaskannya mudah dipahami wajar saja jika beliau menjadi guru terfavorit satu sekolah.

.

.

.

Saat mata pelajaran terakhir telah selesai, seluruh murid SMK Telekomunikasi keluar dari kelasnya masing-masing terkecuali yang piket. Winta yang hobinya berteriak pun mengingatkan teman sekelasnya yang hari ini piket.

" Woy jangan lupa piket, jangan pada kabur lo! " teriak Winta dengan keras.

" Sabar Win, kalau mereka kabur in syaa Allah aku bantuin kok. " ucap Rania lembut.

" Iya ukhti hehehe. Makasih, tapi kalau dibiarin nanti malah kebiasaan. " ucap Winda pelan.

" Maafin teman aku ya Rania, dia emang suka teriak-teriak. Dikira sekolah ini hutan kali ya. " ucap Syakira sambil bercanda.

" Iya" jawab Rania singkat.

Di kelas X Tel 9 Rania sudah memiliki teman selain Daffin, yaitu Salsa, Winta, dan juga Syakira. Syakira dan Winta ini ternyata sahabat semenjak SMP jadi wajar saja kalau mereka terlihat akrab sekali. Sedangkan Salsa, ia lulus dari Pondok Pesantren Ar-Rahman. Karena hari ini Winta kebagian jadwal piket jadi Rania dan teman-temannya menunggu dirinya di depan kelas.

" Rania, mau pulang bareng gak? " ajak Daffin.

" Mau, tapi tunggu Winta ya. " jawab Rania.

" Ok. " ucap Daffin.

Daffin menunggu Rania di lobby sedangkan Rania dan dua temannya masih di tempat yang sama. Karena Syakira penasaran apa hubungannya Rania dan Daffin akhirnya ia bertanya.

" Ran, Daffin itu sepupumu? " tanya Syakira penasaran.

" Bukan, dia itu teman SMP sekaligus tetangga rumahku. " jawab Rania.

" Oh gitu, pantas aja sih keliatan akrab banget. " ucap Syakira yang sedang menatap layar smartphonenya.

Pukul 16.10 WIB, Winta dan kawan-kawannya baru keluar dari kelas itu. Kemudian Winta menghampiri ke tiga temannya itu.

" Ayo guys kita pulang. " ajak Winta.

Mereka pun akhirnya keluar dari gedung sekolah itu, dan berpisah ketika di depan gerbang sekolah. Rania dan Daffin menyusuri setiap jalanan yang ia lewati, sebelum tiba di kost mereka membeli makanan yang mereka inginkan.

" Kamu mau beli apa Daffin? " tanya Rania. Pasalnya di setiap jalanan yang mereka lewati banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan.

" Aku mau beli nasi goreng, kamu mau beli apa? " tanya balik Daffin.

" Aku pengen nasi padang, tapi sepertinya agak jauh dari sini. Jadi Rania mau beli nasi goreng aja kek kamu. " jawab Rania. Memang benar Rania lagi kepengen makan nasi padang tapikan gak mungkin ia jalan sendiri, takut terjadi apa-apa nantinya.

" Ya sudah aku temani kamu, kalau kamu mau. " tawar Daffin.

" Gak usah, Daf. Aku mau makan nasi goreng aja. Nasi padangnya beli kapan-kapan. " tolak tawaran dari Daffin.

Akhirnya mereka membeli nasi goreng, tapi Rania kaget ketika Daffin tahu bahwa dirinya tidak suka pedas. Padahalkan selama ini dia tidak pernah bertanya mengenai apa yang tidak ia sukai. Beberapa menit telah berlalu, kini makanan mereka telah jadi. Rania dan Daffin segera membayar makanan yang mereka pesan tadi.

" Daffin, kalau aku pengen perlu apa-apa atau  ingin keluar. Apa harus kasih tahu kamu? " tanya Rania.

" Iya, Rania. Abimu kan menitipkan amanah kepadaku. " jawab Daffin santai.

Setelah sampai di kost, mereka berpisah. Rania belok ke kanan menuju kost putri sedangkan Daffin masih lurus untuk menuju kost putra. Kost Rania dan kost Daffin sama berisi kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Tapi di kost putra ada kamar mandi di luar dan juga dapur.

Sesampainya Rania di dalam kamarnya, ia bergegas meletakkan tas dan juga makanannya. Dan bergegas untuk membersihkan diri dan tak lupa menunaikan ibadah sholat ashar. Malam harinya, setelah selesai shalat maghrib. Ia mendapat panggilan vidio dari umminya. Cukup lama mereka berbicara, mungkin kedua orang tua beserta adiknya merindukan ia. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 18.45 WIB, panggilan vidio tersebut terputus. Ia kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai seorang pelajar sampai jam 21.00 WIB.















*Sebelumnya mohon maaf lama gak update lagi, dikarenakan masih sibuk. Makasih juga untuk readers ku sudah mensupport karyaku.
*Happy Reading

Love in PrayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang