Part 13

10 2 6
                                    

Jam 6 pagi, Rania berangkat sekolah bersama Daffin. Sebenarnya ia malu berjalan dengan dia. Tapi mau bagaimana lagi, dan juga ia tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Daffin selain teman. Setibanya di dalam kelas, Rania meletakkan tasnya dan duduk di bangkunya sambil menunggu Salsa teman sebangkunya. Teman yang duduk di depannya mengajak Rania ngobrol santai sambil menunggu pembiasaan dimulai.

" Rania, rumah lo dimana dah? " tanya Sheila teman sekelasnya.

" Aku tinggal di Jakarta Utara, tapi ngekost di belakang sekolah. " jawab Rania.

" Oh yang persis di belakang Telekomunikasi kan? berarti lo kenal Kak Angga dong? " tanya Sheila semangat.

" Iya dibelakang, kalau Kak Angga akugak tahu. Kenapa? " tanya Rania balik.

" Gak apa-apa sih, gue cuman kagum sama Kak Angga dia itu anak basket loh. Rumah dia itu di Bogor. " jelas Sheila.

" Oh gitu, nanti kalau ketemu aku sampaikan salammu lah. " canda Rania.

" Eh jangan dong. " panik Sheila.

" Gak lah, ya kali aku kek gitu. " ucap Rania.

" Iya sih, oh ya lo sebenarnya sama Daffin ada hubungan apa sih? " tanya Sheila lagi.

" Teman SMP doang kok, kenapa? kek deket gitu kan? " tanya Rania bertubi-tubi.

" Iya, gue pikir lo pacaran gitu sama Daffin habisnya kalian kek melengkapi gitu. " ucap Sheila spontan.

" Hahaha... cocok darimananya si Shei? Aku sama dia udah kenal dekat semenjak SMP dan dia tetangga blok ku juga. Ya wajar kalau keliatan dekat sekali. " penjelasan Rania cukup membuat Sheila kaget pantas saja dekat banget hehehe.

" Cocok aja saling melengkapi gitu, Daffin kan gak bisa diam gitu nah cocoknya sama lo yang alim dan pendiam. " jawab Sheila.

" Hahaha... lama-lama kamu ngawur Shei. " ujarnya.

Jam sudah menunjukkan 06.30 WIB, pembiasaan di pagi dimulai dengan khidmat. Setelah 30 menit telah berlalu, guru mata pelajaran di jam ke-satu masuk ke kelas masing-masing dan seterusnya. Selesai istirahat, masuk ke pelajaran olahraga. Pelajaran yang ia tidak terlalu suka, anak murid X Tel 9 langsung menuju GOR Soesilo yang di sana sudah ditunggu oleh Pak Fajar. Kali ini materinya tentang bulu tangkis, semua murid diwajibkan mencari pasangannya masing-masing. Setelah semua murid Tel 9 kebagian pasangannya saatnya memulai latihan.

" Ayo Rania, semangat. " ucap Salsa penuh semangat.

" Ok, Sal. " ucap Rania.

.

.

.

Karena hari ini adalah jadwal ekstrakulikuler anak basket, jadi Rania pulang tidak bareng dengan Daffin.

" Rania, kamu gak apa-apa kan pulang sendiri? " tanya Daffin memastikan.

" In syaa Allah gak apa-apa. " jawab Rania.

" Ok, aku ekskul dulu ya. " ucap Daffin meninggalkan dirinya di lobby sekolah.

Langkah menuju ke kost-an ia percepat, ada perasaan was-was jika berjalan sendirian. Saat dirinya hendak ingin menyebrang ia tidak melihat ada motor ninja di depannya. Untung saja motor itu rem mendadak dan tidak terjadi kecelakaan. Sedangkan Rania berjongkok lesu karena syok, laki-laki itu menghampiri ia dan membawa ke pinggir jalanan.

" Hey kamu gak apa-apa kan? " tanya laki-laki keturunan Inggris.

" Aku gak apa-apa kak, bisa kakak sedikit menjauh dariku. " ucap Rania takut. Mendengar ucapan perempuan berbalut hijab instan langsung menjauh sedikit.

Love in PrayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang