💎Rania💎
Di pagi hari yang cerah tepatnya di hari Minggu, Rania sedang jogging di sekitar komplek perumahannya. Ia mengelilingi daerah itu sebanyak-banyaknya, satu jam telah berlalu. Kini ia sedang beristirahat dibangku panjang di bawah pohon rindang itu. Tak lupa kedua kaki ia luruskan agar tidak varises. Saat sedang beristirahat, ia melihat sosok laki-laki yang baru saja keluar dari rumah yang besar itu. Lalu Rania memicingkan kedua matanya itu, sambil mengingat-ingat wajah laki-laki itu seperti ia pernah lihat. Laki-laki itu merasa ada orang yang memperhatikannya, ia pun memandang perempuan yang sedang beristirahat tak jauh dari rumahnya.
Rania yang melihat laki-laki itu menatapnya, langsung mengedarkan arah matanya ketempat yang lain. Dag dig dug yang ia rasakan saat ia ketahuan sedang melihat pria itu. Sedangkan laki-laki itu yang diketahui bernama Emran langsung pergi tanpa melihat ke perempuan yang di sana. Ketika suasana kembali seperti sediakala, Rania langsung cepat-cepat pergi dari tempat itu. Kedua langkah kaki Rania terus melangkah menyusuri jalanan menuju rumahnya.
Namun langkahnya terhenti, ketika ada laki-laki di hadapannya. Karena Rania penasaran siapa yang menghalangi jalannya itu, ia memberanikan diri menatap wajah yang ada di depannya. Betapa terkejutnya ia, ketika mengetahui bahwa yang dihadapannya itu bernama Emran. Laki-laki yang pernah menolongnya waktu itu.
" A-Ada apa kak? " tanya Rania terbata-bata. Jarak sedekat ini membuatnya sulit berbicara dengan lawan jenis. Ya, Rania itu selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya terutama yang bukan mahramnya.
Emran yang melihat orang yang di depannya itu berbicara terbata-bata dengan ekspresi yang malu itu membuat ia mengukirkan senyuman. Sebenarnya Emran tahu, kalau perempuan ini adalah orang yang ia tolong waktu itu. Namun ia memastikan kembali jika tebakannya itu benar.
" Lo tadi ngapain lihat-lihat gue kek gitu? " tanya balik Emran.
" A-a-aku cuman mastiin aja kalau itu kakak penolongku. " ucap Rania.
" Mati kau Rania, mau ditaruh dimana wajahmu. " batin Rania sambil merutuki dirinya sendiri.
" Oh, ok. Bye the way, kita belum kenalan. Nama lo siapa dan sekolah dimana? " tanya Emran yang masih menatap gadis yang ada dihadapannya itu.
" Namaku Rania, sekolah di SMPN 12. " jawab Rania dengan kepala masih menunduk.
" Ok, gue Emran. Siswa di SMAN 35. Keknya perkenalannya sudah cukup, lo boleh pergi sekarang. " Emran mempersilahkan gadis itu pergi dengan wajah yang senang tanpa diketahui oleh orang yang ada di depannya itu. Karena dipersilahkan pergi dengan cepat Rania pun meninggalkan Emran tanpa menoleh ke arah pria itu karena sudah dirutuki dengan perasaan malu.
💎 Emran 💎
Suasana di pagi hari itu sangat cerah, terlihat seorang laki-laki berkulit putih itu sedang bersiap-siap berolahraga. Seperti biasanya, ia berolahraga di sekitar daerah tempat tinggalnya itu. Pada saat ia keluar dari rumahnya itu, ia melihat ada seorang perempuan yang sedang mengamati dirinya dengan intens. Mata Emran langsung menatap balik perempuan itu, dan ternyata perempuan itu adalah anak SMP yang ia tolong waktu itu.
Mungkin perempuan itu malu setelah ketahuan oleh Emran, tapi Emran tak mempedulikan perempuan itu dan malah memulai joggingnya. Diperjalanan, Emran bertemu dengan perempuan itu. Ia mengikuti langkah perempuan itu, lalu ia mempercepat langkahnya ketika perempuan itu sudah sampai di belokan arah rumahnya. Sontak perempuan yang ada dihadapannya itu terkejut bukan main, ketika Emran tiba-tiba muncul dari depan. Huuffft... seperti hantu saja.
" A-ada apa kak? " tanya gadis itu dengan suara yang terbata-bata.
" Lo tadi ngapain lihat gue kek gitu? " tanya balik Emran. Yups... kini gadis itu tak bisa berkutik ketika ia memergoki tingkah laku perempuan itu. Beberapa menit kemudian...
" A-aku cuman mau mastiin kalau kakak itu penolongku. " jawab gadis SMP itu.
" Oh, ok. Bye the way, kita belum kenalan. Nama lo siapa dan sekolah dimana? " tanya Emran yang masih menatap gadis yang ada dihadapannya itu.
" Namaku Rania, sekolah di SMPN 12. " jawab Rania dengan kepala masih menunduk.
" Ok, gue Emran. Siswa di SMAN 35. Keknya perkenalannya sudah cukup, lo boleh pergi sekarang. " karena Emran tahu model perempuan ini sangat ingin menjaga jarak, akhirnya ia pun mempersilahkan Rania pergi. Senyum Emran terukir tatkala ia sangat senang melihat tingkah laku gadis SMP itu.
Setelah Emran mengetahui nama dan asal sekolah perempuan itu, ia melanjutkan aktivitasnya kembali yang tadi sempat tertunda. Jam sudah menunjukkan pukul 07.28 WIB, Emran kembali ke rumahnya. Di sana ia dikejutkan oleh kedatangan Jennifer, perempuan yang amat ia tidak sukai itu. Entah bagaimana perempuan itu bisa masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya.
" Hai sayang. " ucap Jennifer pede.
" Lo ngapain kesini sih?! ganggu hidup gue tahu gak! " ucap Emran tegas. Sedangkan Isabelle yang mengetahui anaknya itu baru pulang langsung menghampiri Emran.
" Eh sayang udah pulang. ini ada Jennifer. Dia ke sini bawain kita makanan ringan. " ucap Isabelle lembut.
" Ish, apaan sih mah? aturan orang kek dia jangan diajak masuk ke sini. Emran gak suka sama Jennifer. " jawab Emran dengan nada kesal. Sedangkan Jennifer, ia berusaha sabar mendengar ucapan dari laki-laki itu.
" Emran jaga ucapanmu! Jennifer itu berbaik hati membawakan kita oleh-oleh. Tapi malah kamu balas seperti ini. " ucap penuturan Isabelle kepada Emran.
" Maafkan Emran ya Jennifer. Dia memang seperti itu sifatnya. " ucap Isabelle kepada Jennifer dan dibalas oleh senyuman.
Setelah keributan telah selesai, Isabelle meninggalkan mereka berdua.
" Sampai lo ngeracunin ini makanan, awas aja gue gak segan-segan hancurin hidup lo! Dan jangan berharap jika gue bisa dimiliki oleh perempuan gak tahu diri kek lo! " ucap Emran kesal. Ia langsung meninggalkan perempuan itu sendiri di ruangan itu, tanpa mempedulikan ekspresi atau jawaban dari Jennifer.
" Sabar Jen, lo pasti bisa memliki Emran dengan cara yang lo mau. Kita tunggu saja. " batin Jennifer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Prayer
Teen Fiction"Aku akan memohon kepada Allah untuk berjumpa denganmu dua kali, sekali di dunia ini dan sekali lagi di surga." Raina, perempuan shalihah yang mencintai seseorang dalam doa. Ia sama sekali tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Emran dan dia...