Sehabis makan bersama, ia kembali ke kamarnya. Di sana ponselnya berbunyi, ia segera mengangkat panggilan telepon dari Javas.
Javas : " Bro, lu jadi ikut kagak? "
Emran : " Gue gak ikut. "
Javas : " Lah ngapa, bro? "
Emran : " Lagi gak mood aja. "
Javas : " Ya elah kek cewek aja. Ya udah gue sama yang lainnya duluan. "
Emran : " Ok. "
Sambungan telepon terputus, ponsel yang ia pegang dijatuhkan di atas kasur miliknya. Kini Emran sedang fokus belajar, selain dirinya terkenal dengan cool ia juga terkenal dengan kecerdasannya. Makanya tak heran ia selalu menjadi bintang kelas dan banyak disukai kalangan wanita. Dua jam telah berlalu, Emran mengistirahatkan otaknya sebentar. Entah darimana sumbernya, tiba-tiba ia terbesit dalam pikirannya untuk belajar agama. Ya dia ingin menjadi imam untuk keluarga kecilnya bersama dengan Rania.
Ia mulai mencari video ceramah Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Khalid Basalamah, dan lain-lain. Untung saja ia memutar video ceramahnya tidak ada orang selain dirinya. Besoknya setelah mata kuliahnya selesai, biasanya ia nongkrong dengan teman-temannya tapi kali ini tidak.
" Hey Ran, mau kemana lo? " tanya Farras saat Emran hendak keluar dari kelas.
" Gue mau cabut. " jawab Emran.
" Tumben banget lo. " ucap Farras, namun tidak Emran gubris. Ia terus berjalan keluar tanpa mempedulikan perempuan yang menatap ke arahnya dengan tatapan terpesona. Sesampainya di tempat parkir, ia segera mengendarai mobil pribadinya ke sebuah toko buku islami. Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai di toko buku itu. Ia segera memarkirkan mobilnya dan segera masuk. Di sana Emran melihat berbagai macam judul buku, ia mulai mengitari rak buku satu per satu. Dan ia berhenti disebuah rak buku, dan mengambil buku yang hendak ia beli berjudul " Tata Cara Shalat yang Baik dan Benar ". Namun pada saat ia ingin pergi ke kasir, tak sengaja ia bertabrakan dengan Rania.
" Maaf kak, ini bukunya. " ucap perempuan itu sambil menyodorkan buku yang hendak Emran beli.
" Kamu Rania kan? " tanya Emran.
Perempuan itu pun melihat lawan bicaranya dan terkejut yang ia tabrak ternyata Kak Emran.
" Kak Emran. Kok ada di sini? " tanya Rania tak percaya.
" A-a-aku kesini mau beli buku. " jawab Emran terbata-bata.
" Oh buku ini, buat siapa kak? " tanya Rania lagi.
" Hmm... Bu-buku i-tu buat sepupuku. " Emran berbohong, karena Emran malu mengakui.
" Oh gitu, sepupu kakak masih anak kecil ya? " tanya Rania lagi.
" Iya masih anak kecil, dia minta dibeliin buku ini biar bisa jadi perempuan shalihah. " jawab Emran.
" Masya Allah... Buku itu bagus loh kak, jadi bisa membenarkan bacaan shalat kita. " jelas Rania.
" Ah iya, kamu sendiri kenapa di sini? memangnya gak sekolah? " tanya Emran balik.
" Tadi pulang cepat kak, karena ada acara di sekolah. Jadi aku mampir dulu ke sini, buat beli buku ini. " jawab Rania sambil memperlihatkan buku yang hendak ia beli.
" Oh gitu, kamu mau ke kasir juga kan? "
" Iya kak. " ucapnya.
" Ya udah sekalian aja. "
Mereka pun pergi bersama ke kasir, di sana mereka mengantri. Rania pun memberikan buku yang ia ingin beli ke mbak kasir namun...
" Biar aku yang bayarin. " ucap Emran.
" Gak usah kak. " tolak Rania.
" Tidak ada kata penolakan. " ucap Emran memberikan bukunya juga ke mbak kasir. Selesai melakukan transaksi, Rania pun berpamitan dengan dirinya.
" Ini kak buat kakak, sebagai ganti uang yang tadi. " ucap Rania menyodorkan uang dengan harga bukunya.
" Simpan aja buat kamu, hitung-hitung kakak beramal. " ucap Emran.
" Oh gitu, ya udah kak terimakasih banyak ya. Rania pamit dulu, assalamu'alaikum... " pamit Rania.
" Kamu gak mau diantar? " tanya Emran, belum dijawab tiba-tiba Dafhin menghampiri Rania dan berkata.
" Ran, kamu kemana aja sih? kok gak bilang-bilang kalau ke sini? aturan kamu tuh kasih tahu aku dulu. Ntar ummimu nanya ke aku, kan aku jadi bingung jawabnya. " omel Dafhin tanpa mempedulikan ada orang lain yang bersama dengan Rania.
" Maaf ya Dafhin, aku ke sini juga gak direncanakan, tiba-tiba pengen aja gitu beli buku. Lagipula aku gak sendirian kok. Tadi di dalam aku ketemu sama Kak Emran, ternyata dia itu tetangga kita beda blok, kamu ingat gak kalau waktu itu kita juga pernah berpapasan dengan Kak Emran. " jelas Rania.
" Oh laki-laki ini, gue harus waspada. " batin Dafhin.
" Ya udah yuk kita pulang. " ajak Dafhin.
" Ya udah kak, kita pulang duluan ya. Makasih banyak ya kak. " ucap Rania sambil tersenyum.
" Sama-sama. " ucap Emran.
" Jadi bocah itu namanya Dafhin. " batin Emran sambil menunjukkan senyum smirknya.
Happy reading^^
By the way, kalian udah pada tatap muka belum nih?^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Prayer
Teen Fiction"Aku akan memohon kepada Allah untuk berjumpa denganmu dua kali, sekali di dunia ini dan sekali lagi di surga." Raina, perempuan shalihah yang mencintai seseorang dalam doa. Ia sama sekali tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Emran dan dia...