Berulah

8K 856 40
                                    

"Guys, kantin yuk." ajak Ashel.

Saat ini jam istirahat. Ashel, Jinan, Dey, dan Chika masih berada di dalam kelas.

"Udah kelar, Chik?" tanya Dey. Chika sedang merevisi proker OSIS.

Chika mengangguk lalu menutup notesnya. "Yuk."

Mereka berempat berjalan ke kantin. Namun, baru saja keluar kelas, ponsel Chika berdering. Ia membuka ponselnya.

Chika tersenyum tipis melihat siapa pengirimnya.

Araa
Ica, aku tunggu di rooftop. Sekarang, pake banget.

Jari Chika tergerak untuk membalas pesan itu.

Chika
Tunggu ya, sebentar.

"Sorry, gue gak jadi ikut ke kantin. Ada urusan." ucap Chika, mereka berempat lalu menghentikan langkah.

"Yaudah, Chik." jawab Jinan.

"Mau nitip sesuatu?" Ashel bertanya.

Chika tersenyum lalu menggeleng. "Gak kok. Duluan ya."

"Oke." Dey memberikan sign jempol dengan tangan dan mengarahkan ke Chika.

Chika lalu berbalik arah dan berjalan menuju rooftop.

Chika membuka pintu lalu menemukan Ara yang sedang duduk sembari melamun. Ia berjalan mendekati Ara. Bahkan, Ara tidak sadar jika Chika sudah duduk di sebelahnya.

"Jangan ngelamun, kesambet nanti." ucap Chika.

Ara terkejut lalu mengedipkan matanya sekali. Ia melihat kesamping dan tersenyum.

"Mikirin apa sih?" tanya Chika.

"Kangeeenn." Ara langsung tergerak untuk memeluk Chika. Chika membalas pelukan dan mengusap punggung Ara.

"Baru sehari loh ini gak ketemu." Chika terkekeh gemas.

"Namanya juga namanya." ucap Ara.

"Kenapa minta ketemu disini? kamu gak ke kantin? udah makan? kapan?" Chika bertanya bertubi-tubi.

Ara melepaskan pelukannya dengan Chika. Lalu tersenyum manis dan mencubit pelan pipi Chika.

"Tanyanya satu-satu, sayang."

"Maaf." ucap Chika.

"Aku udah makan tadi, istirahat pertama. Dan aku ngajak kamu kesini karena kalo aku ajak kamu ke kantin kasian yang pada jomblo. Cuma bisa ngeliatin kita." Ara terkekeh.

"Araa..., serius ih." Chika cemberut.

"Iya-iyaa. Nih makan dulu." Ara menyerahkan sandwich ke arah Chika.

"Makasih." Chika tersenyum. Lalu membuka bungkus sandwich itu. Memang Chika tadi pagi belum sempat sarapan dan belum makan sampai sekarang. Tenaganya sudah terkuras.

"Chika," panggil Ara.

Chika yang sedang makan lalu mengalihkan pandangannya ke Ara.

"Buat kamu." Ara kini menyerahkan paper bag ke Chika.

Chika mengernyitkan dahinya. "Ini apa?"

Reach You (Chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang