"Operasi akan dilakukan 30 menit lagi. Silahkan satu orang boleh masuk." ucap salah satu dokter.
Karena kondisi ginjal Chika yang tertusuk sudah mengalami kerusakan, perlu dilakukannya operasi lanjutan yaitu transplatantasi ginjal. Ada seseorang yang rela mendonorkan ginjalnya untuk Chika.
"Ara," panggil Aya.
Ara yang dipanggil langsung mengalihkan pandangan ke Aya.
"Masuk, kasih kekuatan buat Chika."
"Tante gimana?" tanya Ara.
"Ara aja."
Ara mengangguk dan masuk ke dalam ruangan. Ara duduk di kursi yang ada disebelah kasur Chika. Hati Ara sangat sakit melihat Chika terbaring lemas tidak bertenaga sama sekali. Muka Chika sangat pucat.
"Sayang," ucap Ara sembari mengecup tangan Chika yang berada di genggamannya. Air mata Ara menetes.
"Dengerin Ara ya..."
"Kamu tau? tadi di jalan waktu aku mau kesini aku lihat bulan. Biasanya aku bahagia kalo lihat bulan. Tapi tadi Ara gak suka liatnya."
"Bulannya terang, tapi bintang di sekitarnya redup banget.." Ara tersenyum tipis sedangkan air matanya semakin deras menetes.
"Kaya Ica sekarang, yang lagi lewatin redupnya hidup." Ara mengusap lembut kepala Chika.
"Tapi Ara juga lihat ada satu bintang yang terang banget, Ica. Ara yakin kalo Ica juga bisa balik jadi seterang itu juga.."
"Sayang.." lirih Ara. Air matanya benar-benar mengalir sangat deras. Ara mengecup tangan Chika dengan lembut berkali-kali sembari memejamkan matanya.
"Tolong bertahan.. yang pertama buat diri kamu sendiri. Kedua buat mami sama Christy. Kamu tau? nanti kalo kamu udah sadar, Ica gak akan ngerasain sakit lagi sayang.."
"Kamu, mami, sama Christy bisa seneng-seneng bareng lagi.."
"Ara tau, sayangnya Ara ini kuat. Kuat banget." Ara menghapus air matanya yang terus mengalir.
"Karena Ica kuat, Ara mau kasih hadiah. Mau kan?"
"Sayang... kasih kesempatan buat Ara bahagiain kamu ya?"
"Banyak yang sayang sama kamu.. Ica pasti bisa."
"Ara tungguin kabar baiknya Ica bentar lagi.."
Suster menghampiri Ara.
"Maaf, operasinya akan segera dimulai. Silahkan keluar," ucap suster itu. Ara mengangguk.
"Aku sayang banget sama kamu." Ara tergerak untuk mencium kening Chika lama. Ara mengusap pipi Chika.
"Semangat sayang."
Ara lalu meninggalkan ruangan itu dan berjalan keluar. Lampu indikator berubah menandakan operasinya sudah dimulai.
"Tante, Om Gerald udah sadar?" tanya Ara yang mendekat ke arah Aya.
Aya mengangguk. "Sekarang ditungguin sama Christy."
"Maafin Ara ya tante, kalo terkesan terlalu ikut campur dengan urusan keluarga tante."
"Enggak Ara. Tante berterimakasih sama kamu, berkat itu Gerald bisa sadar. Sekarang kita tinggal menunggu kabar Chika."
Ara tersenyum tipis.
Gerald mendonorkan ginjalnya untuk Chika. Tadinya, Transplantasi ginjal ini ada pendonor dari salah satu pasien yang sudah meninggal. Tetapi Gerald meminta untuk dirinya saja yang berkorban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You (Chikara)
RomanceYessica Tamara, perempuan yang bisa dibilang hampir sempurna karena cantik dan bisa segalanya. Apakah ada seseorang yang bisa meluluhkan hatinya? Zahra Nur Khaulah, sosok perempuan yang bisa cuek maupun bisa sangat perhatian. Ia tertarik dengan Chi...