"Ara, seat beltnya." Chika mengingatkan.
"Maaf, lupa." jawab Ara. Ia sedikit tidak fokus karena pertemuan Ara dengan mama Chika yang tiba-tiba tadi. Ia masih mencoba mencerna apa yang dikatakan Aya.
"Kamu kenapa?" tanya Chika. Ia melihat Ara yang bertingkah aneh pagi ini.
"Aku kenapa emang?" Ara bertanya balik dan menatap Chika. Ara berniat untuk menjahilinya.
"Terserah, Raaaa." Chika kesal.
Ara menjalankan mobilnya. Tangan kirinya menautkan jarinya ke jari Chika. "Pagi-pagi gaboleh ngambek. Aku bercanda tadi."
Chika yang sedang menatap jalanan, sontak melihat ke Ara yang menautkan jari mereka. Chika melihat Ara sedang tersenyum ke arahnya, ia dengan cepat mengarahkan pandangannya ke jalanan kembali. Ia salah tingkah. Ara terkekeh melihat Chika.
---
Ara, Mira, Azizi, dan Adel sedang berada di kantin. Ternyata hari ini tidak ada jam pelajaran, mereka dibebaskan asal tidak pulang sebelum waktunya. Ada rapat penting yang dihadiri semua guru.
Ara kembali teringat kejadian tadi pagi.
Flashback On
"Pagi, tante." Ara tersenyum, sedangkan Aya masih memandang Ara datar dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Hanya beberapa detik, ekspresi Aya berubah dan tersenyum ke arah Ara.
"Pagi, temennya Chika?" tanya Aya.
"Iya tante, saya Ara. Teman Chika tapi beda kelas." Ara tersenyum manis.
Aya mengajak Ara untuk sedikit mengobrol. Ia memberitahu Ara jika sudah hampir 2 tahun Chika tidak pernah membawa teman selain Jinan, Ashel, dan Dey kerumahnya. Makanya tadi ia sempat terkejut ada orang baru datang kerumah mereka. Aya berkata jika Chika mungkin memberikan kesempatan kepadanya karena suatu alasan. Aya meminta agar Ara bisa menjadi teman Chika. Aya berharap Chika bisa mempercayai Ara untuk menceritakan keresahannya. Tapi Aya meminta untuk jangan memaksa Chika, biarlah nanti Chika yang memutuskan. Pesan penting yang ia tangkap adalah jangan sampai membohongi dan mengecewakan Chika.
Flashback Off
"Ara," Chika berdiri di bangku kantin sebelah Ara.
"Chika? ini beneran lo nyamperin kita?" ucap Adel tak percaya.
"Semeja sama bidadari euy." timpal Mira.
"Ga cuma satu lagi, ada 4 nih." ucap Azizi. Ia menatap ke arah Chika, Jinan, Ashel, dan Dey. Sirkel buaya. Kecuali Ara doang yang paling bener.
"Sini kalian join aja, duduk Chik." Ara berkata kepada Chika dan teman-temannya.
"Ra? sejak kapan lo kenal sama Chika?" Mira menatap penuh tanya. Ara hanya melirik Mira sebentar dan tidak memperdulikan pertanyaan Mira. Ia kembali menatap Chika yang ada di sebelahnya.
"Kenapa ngeliatin aku gitu?" Ara bertanya sembari tersenyum.
"Pengen aja." Chika menjawab jujur. Memang saat ia berada didekat Ara, Chika merasa aman dan bawaannya bahagia aja. Tatapan mata Ara yang tenang sudah menjadi candu bagi Chika.
Ara terkekeh "Mau dipesenin apa?" tanyanya lagi.
Chika menggeleng.
"Apa? mau alasan ga mood makan lagi?" tanya Ara.
"Aku mau makanan kamu." Chika menatap batagor Ara yang tersisa setengah.
"Ini tinggal sisa setengah, aku pesenin yang baru aja yaa." Ara bangkit namun pada saat ingin melangkah tangannya ditahan Chika.
"Gausah, aku mau ini." ucap Chika yang mendongakkan kepala ke atas karena Ara berdiri.
Ara mengacak pucuk rambut Chika dan tersenyum. Ara semakin berani, bahkan dia tidak peduli ada teman-teman di dekat mereka.
"Iya yaudah, aku beliin kamu minum dulu." ucap Ara. Chika melepaskan tangannya yang sempat menahan Ara dan mengambil piring batagor Ara. Chika sudah menyuap satu potong batagor ke mulutnya. Ia merasa ada yang aneh. Dan benar.
Semua teman Chika dan teman Ara menatap Chika dengan tatapan aneh. Isi pikiran mereka hampir sama seperti; sejak kapan mereka deket? Ara kok bisa dapetin hatinya bidadari? mereka pacaran? kok aku kamuan? -seperti itu pertanyaannya kira-kira.
Chika tidak peduli dan melanjutkan kegiatannya yaitu makan batagor Ara.
"Cepet banget abisnya. Kamu laper? mau lagi?" tanya Ara. Ia memberikan air mineral yang sudah dibuka tutup botolnya lalu kembali duduk disebelah Chika.
Chika menerima air mineral tersebut lalu meminumnya dan dikembalikan ke Ara.
"Enggak, Ara. Makasih." ucap Chika.
"Iya sama-sama." Ara menjawab sembari menutup kembali botol air mineral tersebut.
"Lo pada kenapa dah?" tanya Ara heran menatap semua orang yang ada di meja ini melihat Chika dan Ara dengan tatapan yang masih tidak bisa diartikan.
"Ra? lo pake pelet apaan? bisa bikin Chika kaya gitu." tanya Adel.
"Gila lo. Mana ada gue pake gituan." Ara kesal atas pertanyaan absurd temannya itu.
"Kalian pacaran?" tanya Ashel.
Ara dan Chika saling menatap, lalu mereka menjawab pertanyaan Ashel bersamaan.
"Belum." jawab Ara.
"Enggak." jawab Chika.
TBC
Vote sama comment yuk! biar bisa cepet up guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You (Chikara)
Storie d'amoreYessica Tamara, perempuan yang bisa dibilang hampir sempurna karena cantik dan bisa segalanya. Apakah ada seseorang yang bisa meluluhkan hatinya? Zahra Nur Khaulah, sosok perempuan yang bisa cuek maupun bisa sangat perhatian. Ia tertarik dengan Chi...