Ara, Mira, dan Adel sedang berada di kelas menunggu jam istirahat selesai. Azizi sedang berada di toilet.
"Del, kerjain Zee yuk." Mira membalikkan badannya ke arah meja Adel dan Ara. Ia tersenyum miring menatap Adel.
"Gas ga sih? udah lumayan lama kita ga iseng." jawab Adel. Ia tertarik dengan ide yang Mira berikan.
"Ra, lo mau liat sesuatu ga?" tanya Mira. Ara yang sedang memainkan ponselnya memberikan tatapan bertanya kepada Mira.
"Sini ikut kita." ajak Adel. Ara hanya menghela napasnya, semenjak mengenal mereka bertiga, ternyata teman-temannya itu sedikit troublemaker di sekolah.
"Kalian mau ngapain lagi sih?" tanya Ara yang saat ini bersender di meja paling depan dekat dengan pintu. Ia hanya menatap Mira dan Adel yang berbincang dan mengintip keadaan luar kelasnya.
"Ssssttt diem. Lo liat aja." jawab Adel.
"Siap-siap del, Azizi udah otw masuk." titah Mira. Mereka berdua bersembunyi di balik pintu dan mendengar langkah kaki yang semakin dekat.
"BAAAAA!!!!" teriak Mira dan Adel menampakkan dirinya ke depan pintu.
"ASTAGFIRULLAH" teriak Shani, guru kesenian kelas 11.
Mira dan Adel masih mematung menatap Shani dengan ekspresi cengo. Sedangkan Azizi yang berada di belakang Shani sedang menahan dirinya untuk tidak tertawa melihat ekspresi Mira dan Adel. Anak-anak kelas 11 IPS 1 juga tertawa melihat kejadian itu. Mereka sudah tidak heran lagi jika Mira, Adel, dan Azizi membuat masalah. Yang ada mereka kasihan terhadap Ara, ia yang terlihat sedikit bersikap dingin harus bergabung dengan mereka.
"GA ADA KAPOKNYA BIKIN MASALAH YA KALIAN! BAGAIMANA KALO YANG KALIAN KAGETIN PUNYA PENYAKIT JANTUNG?" ucap Shani. Ia emosi karena mereka berulah lagi.
Ara yang berada di dekat Mira dan Adel juga menahan tawa. Ternyata mereka ingin memberi Ara tontonan yaitu menjaili Azizi. Tapi ternyata salah target. Tadi Shani berjalan dari arah berlawanan dengan Azizi. Tetapi Shani yang sampai duluan ke depan kelas 11 IPS 1.
"Maaf Bu, kita ga sengaja. Tadinya mau ngagetin Azizi, tapi malah ibu yang kena." ucap Mira. Ia menunjuk Azizi yang berada di belakang Shani.
"Iya bu, kita ga sengaja. Maaf." lanjut Adel.
"Kalian kenapa berulah lagi? Saya kira kalian sudah ada niatan untuk berubah." ucap Shani. Shani menatap Mira dan Adel lalu menatap Ara dan Azizi yang mukanya sudah memerah karena menahan tawa.
"Kalian berempat ikut saya ke ruang BK sekarang!" tegas Shani.
"Bu, saya ga ikutan." ucap Ara, ia kaget Shani menyuruhnya ikut keruang BK.
"Saya juga, Bu. Kan Mira sama Adel yang mau kagetin saya. Kok saya jadi ikutan kena?" Azizi juga tidak terima.
"Gausah kebanyakan protes! ayo jalan!" ucap Shani.
Ara dan Azizi menatap tajam ke arah Adel dan Mira. Kini Adel dan Mira tersenyum tengil karena tidak hanya mereka berdua yang akan dihukum, namun berempat. Lalu mereka melangkah mengikuti Shani.
Chika sedang berjalan ke arah kelasnya sontak berhenti melihat guru kesenian sedang berjalan dengan ekspresi menahan emosi dan dibelakangnya diikuti oleh Mira, Adel, Azizi, dan juga pacarnya.
Shani menghentikan langkahnya. Ia menatap Chika yang sudah berhenti dari tadi.
"Kebetulan ada kamu, Chika. Tolong urus keempat anak ini. Mereka berulah lagi. Saya tinggal ke kantor. Terimakasih." ucap Shani memberikan perintah untuk Chika, ketua OSIS di sekolah ini.
"Baik Bu, saya mengerti." Chika mengangguk. Shani lalu melangkahkan kakinya menuju kantor.
Chika menatap empat orang didepannya. Matanya berhenti menatap Ara yang sedang melihat ke arahnya juga. Ara lalu menggelengkan kepalanya.
"Ada yang bisa jelasin?" tanya Chika.
"Kita salah ngagetin orang. Tadinya mau ngagetin Azizi tapi malah kena ke Bu Shani." jawab Adel yang tersenyum canggung menatap Chika.
Chika menghela nafasnya. "Ikut gue, lari keliling lapangan basket 10 kali."
"Chika aku ga ikutan, serius." Ara menatap Chika.
"Gue yang dikagetin, Chik. Masa ikutan dihukum? aduh Chika mah baik udah gitu cantik banget lagi." ucap Azizi yang mencoba merayu Chika. Ara menatap tajam ke arah Azizi. Pawangnya galak.
"Kalo masih ada yang protes, tambah dua kali lipat. Gue tunggu di lapangan." ucap Chika. Ia lalu berjalan duluan. Empat sekawan itu menghela nafasnya kasar dan berjalan pasrah mengikuti Chika.
---
Ara, Azizi, Mira, dan Adel meluruskan kakinya dengan nafas yang tidak beraturan. Mereka duduk di pinggir lapangan basket setelah berlari memutari lapangan basket.
"Hahhh gilaaa, capek banget." ucap Mira.
"Mira nih sesat banget idenya." sahut Adel.
"Lo juga nge-iyain." Mira tidak mau disalahkan.
"Diem deh lo berdua, gue sama Ara nih jadi ikutan dihukum." ucap Azizi.
Chika mendekat dan duduk di sebelah Ara. Tadi ia sempat ke kantin untuk membeli air mineral.
"Minum." Chika memberi Ara botol air mineral yang sudah dibuka.
"Makasih." Ara tersenyum ke arah Chika.
"Dapet air minum bidadari dia." celetuk Adel.
"Enak ya ada yang merhatiin, apalagi diperhatiin Chika." ucap Mira.
"Ngayal aja lo bedua." imbuh Azizi.
Chika dan Ara tidak memperdulikan obrolan mereka bertiga.
"Hadep sini bentar." ucap Chika. Chika mengusap keringat yang ada di wajah Ara dengan tisu. Ara tersenyum senang.
"Kamu ga marah?" tanya Ara. Ia menatap Chika yang masih fokus mengelap keringatnya.
"Buat apa? aku tau kamu ga salah. Cuma tadi Bu Shani minta kalian berempat yang di hukum. Aku cuma jalanin amanat." Chika tersenyum menatap Ara. Chika lalu mengusap pipi Ara.
Ara mengangguk mengerti. Ia memegang tangan Chika yang ada di pipinya lalu menggandengnya. "Yuk balik ke kelas." ajak Ara.
"Gue duluan." ucap Ara kepada ketiga temannya. Chika dan Ara berdiri lalu berjalan menuju ke kelas mereka.
"Hadeh, nyamuk." ucap Adel.
"Cari makanya." sahut Azizi.
"Lo aja gak ada, sok-sokan nyuruh orang nyari." ucap Mira.
"Lo juga." ucap Azizi dan Adel mengarah ke Mira.
"Jomblo gini amat." ucap Azizi, Adel, dan Mira bersama. Mereka kaget bisa mengucap kalimat itu bersama lalu tertawa.
TBC
Vote sama comment jangan lupaaa 🤍
Biar masih ada motivasi buat lanjut. Mood banget weh bacain comment kalian :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach You (Chikara)
RomansaYessica Tamara, perempuan yang bisa dibilang hampir sempurna karena cantik dan bisa segalanya. Apakah ada seseorang yang bisa meluluhkan hatinya? Zahra Nur Khaulah, sosok perempuan yang bisa cuek maupun bisa sangat perhatian. Ia tertarik dengan Chi...