Hukum

632 52 9
                                    

Kian santang,jagat anindita dan gagak ngampar serta kirana berjalan cepat menuju istana padjajaran

"semoga kami belum tetlambat ya allah"batin kian santang

"rayi, kami akan menyelamatkanmu"batin gagak ngampar

Keempatnya menghentikan langkah tepat di depan gerbang istana padjajaran

Cetar!!

Cetar!!

Suara dua cambukan yang begitu menggema menbuat kian snatang dan gagak ngampar menegang

"RAYI"

"YUNDA!!"ucap mereka bersamaan sebelum keduanya berlari kealun-alun diikuti kirana dan jagat anindita

Algojo mengangkat cambuk ini cambukan ketiga kalinya namun sebelum cambuk itu menyentuh tubuh rara santang,gagak ngampar dan juga kian santang sama-sama memegang cambuk itu.

"raden kian Santang/raden gagak ngampar"ucap para warga penuh keterkjutan

"putraku kian Santang"

"putraku gagak ngampar"

"raka"

"rayi"

"kian santang"lirih nyi rompang

"kita pergi dari sini"bisik nyi rompang

"baik nyai/nek"jawab ketiganya

"kalian mau kemana, kalian tidak perlu pergi dari sini"ucap seorang gadis menghentikan langkah ketiganya

"oh atau kalian seorang penyusup"lanjutnya

"kami bukan penyusup,jangan sembarangan berbicara"jawab praharsini sinis

"jika begitu tetaplah disini"ucap gadis itu membuat keempatnya mendengus kesal

"KALIAN BODOH!!"maki gagak ngampar, sorot matanya yang tadinya teduh berubah menjadi tajam

"kalian terlalu cepat mengambil keputusan"ucapnya lagi

"apa maksudmu raden?"tanya salah seorang warga

"apa yang dikatakan rayiku rara santang benar,bukan ia yang menghancurkan perkampungan tapi praharsini"ucap gagak ngampar

"apa buktinya raden?"tanya warga

"jagat anindita"ucap gagak ngampar mengangguk

"putraku"ucap prabu siliwangi yang dibalas lambaian tangan oleh gagak ngampar, menandakan untuk diam sebentar

"kirana bantu aku"ucap jagat anindita yang dibalas anggukan kirana

Jagat anindita mengeluarkan sebuah cermin berukuran lumayan besar, kiarana dan jagat anindita saliang berpegangan tangan sembari membacakan mantra, dalam sekejap kilas balik pertukaran raga rara santang hingga rencana buruk yang direncanakan praharsini,nyi rompang,saloka dan yudakara terpampang jelas

"sial!!"umpat saloka dalam batin

"jadi ini semua ulah praharsini dan nyi rompang"ucap salah warga

"ya kau benar paman, nyimas rara santang tidak menghancurkan perkampungan,anting ini buktinya,kami menemukan anting ini didalam goa persembunyian praharsini dan nyi rompang"jelas kirana

"ja...jadi ka-kami salah menuduh"ucap seorang lelaki dengan gemetaran

"iya kalian salah menuduh yundaku, jadi kalian mau apa?"tanya kian santang sinis

Para warga menengguk ludah susah payah, kali ini mereka melihat kemarahan raden kian santang yang membuat mereka gemetaran, semua warga langsung bersimpuh meminta maaf

YURA STORY (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang