Hari ini rara santang beserta kedua saudaranya memutuskan untuk memulai perjalanan kekuningan pagi tadi mereka sudah meminta izin pada kedua orang tuanya,saat ini ketiganya sudah sampai ditengah jalan, rara santang menghentikan langkahnya membuat kedua saudranya juga memberhrntikan langkahnya
"ada apa nyimas?"tanya walangsungsang
Sejenak rara santang berfikir, matanya tertuju pada seseorang, sebelum ia benar benar melangkah mendekatinya.
"nyimas"panggil walangsungsang yang tak dihiraukan oleh rara santang
Keduanya segera menyusul langkah rara santang, langkah kaki rara santang berhenti pada seorang laki laki
"Gentala"ucap rara santang membuat sang empu menoleh padanya
"rara Santang"ucap gentala tersenyum hangat
Gentala berjalan mendekati rara santang namun terlebih dahulu kian santang memberhentikan jalan gentala sehingga membuat jarak antara gentala dan rara santang.
"maaf, maafkan aku"ucap gentala berlutut dihadapan walangsungsang,rara santang, dan kian santang
"maaf ?"ucap kian santang seolah bertanya
"maafkan aku karena aku telah memusuhimu rara santang, aku sudah tau semuanya bukan kau yang membunuh kekasihku"ucap gentala
"bangunlah jangan berlutut dihadapan kami, aku memaafkanmu"ucap rara santang seraya menyuruh gentala bangun
"terimakasih"ucap gentala
"sekarang kalian mau kemana?"tanya gentala
"kuningan"jawab singkat walangsungsang
Seketika raut wajah gentala berubah jadi khawatir "jangan kesana"ucap genatala
"kenapa?"tanya kian santang
"aku tidak bisa menjelaskan tapi jangan kesana, terutama kau rara santang"ucap gentala
"aku?"tanya rara santang sembari menunjukk dirinya sendiri
"kalian belum tau?"tanya gentala
"tau apa?"tanya walangsungsang
Gentala mengeluarkan sebuah kertas berisi lukisan wajah rara santang, dan kata kata cacian, serta sayembara yang dapat membunuh rara santang akan mendapatkan hadiah yang besar dari kuningan
"kurang ajar!!"sentak walangsungsang,sementara rara santang ia masih terdiam dengan berusaha menahan isak tangisnya, sementara kian santang, ia meremat jari jemarinya
Walangaungsang merampas kertas yang saat ini berada ditangan rara santang dengan kasar lalu ia merobek robeknya
"nyimas selawati memang sudah Keterlaluan"ucap walangaungsang geram
"kita kembali keistana padjajaran"ucap walangaungsang menarik tangan kedua adiknya, namun rara santang melepas cengkraman tangan walangsungsang membuat walangsungsang menghentikan langkahnya
"kita tetap kekuningan"ucap rara santang
"tidak kita pulang!"tegas walangsungsang
"kita tetap kekuningan, jika raka tidak mau aku sendiri yang akan datang kesana"ucap rara santang melangkah pergi namun tanganya dicekal gentala
"jangan kesana"ucap gentala,rara santang menarik tanganya dari cengkraman gentala lau melanjutkan langkahnya
"kau ini kenapa nyimas, kenapa sekarang kau jadi seorang pembangkang"ucap walangsungsang yang mampu memberhentikan langkah rara santang, rara santang berbalik menatap tajam walangsungsang
KAMU SEDANG MEMBACA
YURA STORY (END) ✔️
De TodoPerjalanan cinta putra dan putri prabu siliwangi Harus melewati berbagai ujian cinta agar bisa bersatu dengan sosok yang ia cintai Rara santang kebencianya terhadap seseorang membuatnya tak sengaja jatuh cinta pada orang tersebut Gagak ngampar pria...