S3 : 8

323 36 2
                                        

Harry, Hermione dan Umbridge berjalan meninggalkan ruangan, aku ingin menyusul mereka namun tanganku ditahan oleh Draco, " tidak usah ikut campur urusan mereka Al.. "

Aku, Ron, Neville, Luna dan Ginny sekarang ditahan oleh Draco dan teman-temannya, " Apa yang kau lakukan pada adikmu sendiri?! " aku berusaha melepaskan tanganku dari cengkraman Draco.

" Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan disini? " tanya Draco, " Well aku hanya penasaran dengan apa yang terjadi, jadi bisa lepaskan aku? " Draco melepaskan cengkramannya, aku melihat kedua pergelangan tanganku memerah dan menunjukannya pada Draco, " Aku akan kembali ke asrama.. " aku membalikan badan dan pergi meninggalkan mereka.

Jika kalian pikir aku meninggalkan mereka tentu saja tidak, aku berencana untuk terbang ke jendela ruangan Umbridge lalu melepaskan Ron dan yang lain menggunakan mantra.

Kini aku berada tepat di depan jendela, aku menggunakan mantra Stupefy dan membuat Draco dan yang lain pingsan, " Maaf Draco... Takdirku adalah membantu mereka " gumamku.

Ron dan yang lain terkejut, aku terbang masuk kedalam ruangan," Ron, Ginny, Luna, Neville ikuti aku "

Kami berlari untuk menemui Harry dan Hermione, " Apa yang kamu lakukan Alois? " tanya Ginny, " Sudah takdirku untuk membantu kalian " jawabku.

Kami semua berlari keluar dan melihat Harry dan Hermione juga berlari ke arah kami, " Bagaimana kalian bisa lolos? " tanya Harry sambil mengambil tongkatnya dari Ron.

" Alois membuat mereka pingsan " jawab Ron, " Jadi.. Bagaimana caranya kita terbang ke London? " tanya Ginny.

" kita? Tidak.. Aku akan terbang sendirian " jawab Harry, " Tidak.. Aku ikut.. Aku akan jujur mengapa aku selalu membantumu Harry, aku diramalkan untuk membantumu menghancurkan Voldemort, aku tidak tau ramalan apa yang sedang dicari oleh Voldemort tapi.. aku juga mendapatkannya saat di Camp, jika ramalan itu tidak ada di Kementrian sihir aku tidak bisa menjamin apakah camp ku akan kena juga " jelasku.

" Baiklah.. Semua sapu dijaga oleh para Troll, lalu bagaimana kita bisa terbang tanpa sapu? Kita bukan demigod seperti Alois " ucap Harry.

" Kufikir Alois bisa membawa kita semua? " celetuk Neville, aku terkejut mendengar ucapannya, " Kau gila? Kau fikir aku sekuat raksasa, tapi.. jika hanya membawa Hermione terbang aku bisa melakukannya " balasku.

" Kita bisa menaiki Thestral " saran Luna, " Ide Bagus.. " balas Harry.

" Kita tidak bisa melihat Thestral, bagaimana cara kita menaikinya? " tanya Ron, " Alois.. Bukankah kamu mempunyai Portkey? " tanya Hermione.

Mereka semua menatapku, aku terkekeh, " Bukankah akan lebih menantang jika melewati jalan yang susah? " aku menaikkan alis mataku, Hermione menyipitkan matanya.

" Baiklah-baiklah semoga ini berhasil " aku melepas kalungku dan menyuruh mereka memegangnya, " Pegangan dengan erat jika tidak mau ada salah satu tubuh kalian yang tertinggal, baiklah penumpang yang terhormat pemberhentian berikutnya Departemen kementrian sihir " kami menggunakan Portkey milikku dan tiba di sebuah telepon umum, " aku tidak bisa ber teleport ke dalamnya karena ada sihir yang menahan jadi untuk selanjutnya kita harus masuk lewat sini "

Kami semua masuk kedalam bilik telepon itu kami semua berdesak-desakan di dalamnya, " siapapun yang paling dekat dengan tombolnya putar 62442 " ujar Harry.

Ron melakukan perintah Harry ketika alatnya selesai diputar terdengar suara wanita dengan lembut, " Selamat datang ke kementrian sihir, silahkan sebutkan nama dan urusan anda "

" Harry potter, Hermione Granger, Ron Weasley, Luna Lovegood, Ginny Weasley, Neville Longbottom, Alois Malfoy.. Kami kesini untuk menyelamatkan seseorang, kecuali mentrimu bisa melakukannya lebih dulu " ucap Harry dengan cepat, " Terimakasih.. " kata wanita itu dengan tenang, " Para pengunjung silahkan ambil lencana-lencana itu dan harap untuk memasangnya di depan jubah kalian "

Setengah lusin lencana meluncur keluar dari luncuran logam tempat koin-koin
kembalian biasanya muncul. Hermione mengambilnya dan menyerahkan tanpa suara kepada Harry lewat kepala Ginny, ia dia memandang sekilas ke atas, "

Harry Potter, Misi Penyelamatan.
" Para pengunjung Kementerian, anda sekalian diharuskan melalui pemeriksaan dan menyerahkan tongkat anda untuk diregistrasi di meja keamanan, yang terletak di ujung jauh dari Atrium. "

" Baik! " kata Harry keras-keras, ketika bekas lukanya berdenyut lagi. " Sekarang bisakah kita bergerak? "

Lantai kotak telepon bergetar dan trotoar naik melewati jendela-jendela kacanya, kegelapan
menutupi kepala mereka dan dengan suara menggerinda yang menjemukan mereka merosot
ke kedalamanan Kementerian Sihir.

Secuil cahaya keemasan mengenai kaki mereka dan, semakin lebar, naik ke badan mereka, Harry membengkokkan lututnya dan memegang tongkatnya sesiaga mungkin dalam
kondisi terjejal seperti itu ketika dia mengintip lewat kaca untuk melihat apakah ada yang
sedang menunggu mereka di Atrium, tetapi tampaknya tempat itu benar-benar kosong.

Cahayanya lebih suram daripada saat siang hari, tidak ada api menyala di perapian yang
terpasang di dinding, tetapi ketika lift itu berhenti dengan. lancar kami melihat bahwa
simbol-simbol keemasan terus berputar berkelok-kelok di langit-langit biru gelap.

" Kementerian Sihir mengharapkan Anda melalui hari yang menyenangkan, " kata suara
wanita itu.

Pintu kotak telepon terbuka, kami semua jatuh keluar, satu-satunya suara di Atrium adalah deru air yang mantap dari air mancur keemasan, di mana pancaran-pancaran dari tongkat penyihir wanita dan pria, ujung anak panah centaur, puncak topi goblin dan telinga-telinga peri rumah terus menyembur ke kolam yang
mengelilinginya.

"Ayo," kata Harry pelan dan kami semua berlari cepat menyusuri aula, Harry
memimpin, melewati air mancur menuju meja tulis tempat penyihir penjaga yang menimbang tongkat biasanya namun sekarang kosong.

Harry merasa yakin seharusnya ada penjaga keamanan di sana, yakin bahwa  ketidakhadiran mereka adalah tanda tak mengenakkan, dan firasat tidak enaknya semakin meningkat ketika kami melewati gerbang-gerbang keemasan ke lift.

Harry menekan tombol
turun terdekat dan sebuah lift hampir segera berdentang masuk ke dalam penglihatan,
jeruji-jeruji keemasannya bergeser memisah dengan bunyi kelontang hebat yang menggema
dan kami bergegas masuk.

Harry menekan tombol angka sembilan, jeruji-jeruji itu menutup dengan bunyi hantaman dan lift mulai menurun, sambil bergemerincing dan berderak.

Ketika lift berhenti, suara wanita tenang itu berkata, "Departemen Misteri," dan jeruji-jeruji bergeser membuka. Kami melangkah keluar ke koridor di mana tak ada yang bergerak kecuali obor-obor terdekat, yang berkelap-kelip akibat aliran udara dari lift.

Kini kami semua sampai di depan pintu hitam polos besar, " Sepertinya lebih baik ada yang diam disini untuk melihat apakah ada yang datang " ujar Harry.

" Lalu? Bagaimana cara kita memberitahumu jika ada yang datang? Tidak Harry kita semua harus masuk bersama " timpal Ginny, Neville mengangguk " kami ikut denganmu Harry "

" Hhh baiklah " Harry meneguk ludahnya dan membuka pintu hitam itu, apa yang ada didalamnya?

***

Annyeong chingu.. Next chapter lagi aku ketik yaa, jangan lupa bantu vote and share. Makasih all ♥♥

Son of Zeus : Alois MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang