"Mr. Weasley, saya rasa tidak aman jika kalian tetap tinggal di The Burrow. Para Death Eater sudah mengetahui lokasi kalian," ucapku.
Mr. Weasley mengangguk lesu. "Ya... tapi aku tidak tahu harus pindah ke mana," jawabnya.
Aku berpikir sejenak hingga mendapatkan ide cemerlang. "Bagaimana jika kita membuat pondok di hutan terpencil yang belum banyak diketahui orang untuk sementara waktu?"
"Hah? Maksudmu? Seperti Hutan Terlarang? Kamu hanya akan membahayakan keluargaku!" protes Ron dengan nada kesal.
"Bukan, bukan di Hutan Terlarang. Lagipula, jika terlalu berbahaya, kita bisa menggunakan mantra Protego untuk melindungi dari monster yang mencoba masuk," jawabku.
Mr. Weasley berpikir sejenak, lalu berkata, "Sepertinya saranmu masuk akal, Alois. Lebih baik menghadapi monster daripada para Death Eater."
"Kalau begitu, aku akan mencari lokasinya sekarang. Nico, Will, Percy, ayo ikut! Aku juga akan sekalian mengantar kalian," ucapku.
"Apa kita harus Apparate lagi? Oh, aku tidak tahan lagi," keluh Nico dengan wajah pucat.
"Hehehe... hanya itu cara tercepat untuk sampai ke Camp Half-Blood," jawabku sambil tertawa kecil.
Mereka bertiga memegang tanganku, dan kami Apparate ke Camp Half-Blood. Setibanya di sana, aku berkata, "Percy, Nico, Will, terima kasih banyak sudah membantu. Tanpa kalian, aku tidak tahu bagaimana nasib teman-temanku."
"Jangan khawatir, Alois. Jangan ragu untuk meminta bantuan lagi. Kami akan selalu ada untukmu," kata Percy sambil menepuk pundakku.
Aku tersenyum pada mereka. "Baiklah, aku harus pergi sekarang. Ada hal penting yang harus aku selesaikan."
"Apa kamu tidak ingin merayakan Natal dulu bersama kami, Alois? Thalia dan Jason pasti akan senang," tanya Nico.
Aku terdiam sejenak. "Mungkin lain kali. Maaf, aku harus menyelesaikan sesuatu. Sampaikan salamku pada Thalia dan Jason, ya? Terima kasih."
Aku pun Apparate kembali ke The Burrow. Sesampainya di sana, aku berkata, "Aku sudah mengantar mereka. Ada yang mau ikut denganku mencari tempat baru?"
"Aku akan ikut," jawab Mr. Weasley.
"Baik, pegangan yang erat," ucapku sambil memegang pundaknya. Kami Apparate dan terbang berkeliling hingga menemukan lokasi strategis di tepi danau.
Kami mendarat. Udara terasa sejuk, dan suasananya damai. "Meski malam, aku yakin tempat ini akan sangat indah saat pagi," kataku.
Mr. Weasley mengangguk. "Ya, tempat ini cocok."
"Kalau begitu, Mr. Weasley, Anda bisa mulai membangun pondok sementara di sini. Aku akan menjemput yang lain," ucapku sebelum kembali ke The Burrow.
Setelah semua orang berkumpul, kami bersama-sama membangun pondok dengan sihir. Setelah pondok selesai, aku duduk di tepi danau menikmati suasana. Hermione datang menghampiriku dari belakang, membawa selimut, dan duduk di sampingku.
"Malam semakin larut. Tidakkah kamu lelah?" tanyaku.
Hermione menyenderkan kepalanya di bahuku. "Kamu pasti lebih lelah daripada aku. Tidak mau istirahat?" tanyanya lembut.
Aku tersenyum kecil. "Tidak ada kata lelah dalam kamusku," jawabku dengan nada bercanda.
"Huh, dasar sombong!" Hermione mencubit pahaku.
"Aduh, sakit tahu!" protesku sambil memegangi pahaku.
Hermione mengusapnya. "Ah, terlalu keras ya? Maafkan aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Son of Zeus : Alois Malfoy
ФэнтезиMenjadi satu-satunya Demigod diantara para penyihir dan menjadi bagian dari keluarga Malfoy? Yap.. Inilah kisahku, seorang anak persilangan dari Raja para Dewa, Zeus dan seorang penyihir. Btw karya ini bukan murni hasil fikiran Rui karena Rui pun t...